Terungkap Alasan Sebenarnya Trump Tiba-tiba Menyerah ke China
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada akhir November 2025, Presiden AS Donald Trump membuat keputusan besar yang memicu kontroversi. Trump akhirnya menyerah dan mencabut larangan ekspor chip AI canggih ke China.
Chip H200 buatan Nvidia yang sebelumnya dilarang keras untuk dijual ke China, kini diizinkan. Syaratnya, pemerintah AS akan menarik pungutan biaya 25% untuk setiap penjualan chip tersebut.
Sebagai informasi, H200 merupakan chip AI tercanggih kedua buatan Nvidia yang beredar di pasaran saat ini. Posisi pertama dipegang oleh chip Blackwell yang masih dilarang untuk dijual ke China.
Sebelumnya, Trump hanya membuka akses penjualan chip H20 ke China, yakni chip yang khusus dirancang untuk negara kekuasaan Xi Jinping dan kapasitasnya jauh di bawah H200.
Keputusan baru Trump ini memicu kontroversi di kalangan internal pemerintah. Kongres menyebut langkah ini bisa membahayakan keamanan nasional, sebab membuka peluang bagi China untuk memperkuat militernya dengan inovasi AI.
Perubahan sikap Trump ini terbilang drastis. Sebelumnya, Trump bahkan sempat melarang ekspor H20 ke China, meski tak lama. Kini, Trump malah membuka akses China untuk membeli chip H200 yang lebih canggih.
Dikutip dari Reuters, banyak analis menilai kesepakatan itu sebagai kemenangan diplomatik bagi Xi Jinping, terutama karena AS sebelumnya sangat agresif membatasi akses China terhadap teknologi AI tingkat tinggi.
Bukan cuma China, CEO Nvidia Jensen Huang, juga merupakan pihak yang paling diuntungkan dari keputusan baru Trump. Huang memegang peran sentral dalam konflik geopolitik antara AS dan China yang melibatkan perdagangan chip AI.
Dalam beberapa kesempatan, Huang selalu mengatakan bahwa pembatasan ekspor chip ke China hanya akan menambah keunggulan negara tersebut dalam mendominasi sektor AI. Pasalnya, pelarangan tersebut memotivasi China untuk mengembangkan chip AI secara domestik.
Dalam laporan Financial Times bertajuk 'Game regonises Game: How Jensen Huang won over Donald Trump', dijelaskan bagaimana kemampuan negosiasi Huang berperan besar dalam mengubah sikap Trump terhadap ekspor chip canggih ke China.
Financial Times menuliskan bahwa Huang dulunya tak dikenal di Washington. Donald Trump juga sebelumnya mengaku tak pernah mendengar soal Nvidia atau Huang.
Akses Huang untuk masuk ke lingkaran Trump pertama kali dijembatani oleh Menteri Perdagangan Howard Lutnick.
"[Lutnick] memulai obrolan dengan: 'Jensen, saya hanya ingin bilang bahwa Anda adalah harta karun nasional, Nvidia adalah harta karun nasional. Kapan pun Anda butuh akses ke presiden, pemerintah, hubungi kami'," kata Huang, mempersonifikasi omongan Lutnick kepada dirinya, dalam podcast Joe Rogan.
Huang makin terlibat dalam politik pasca Gedung Putih mengumumkan larangan ekspor H20 ke China beberapa saat lalu, sebagai bagian dari konflik dagang yang meluas antara Trump dan Beijing.
Upaya Huang Melobi Trump
Ada banyak upaya yang dilakukan Huang untuk mengambil hati Trump, hingga akhirnya berujung pada 'kemenangan'-nya membuat sang presiden berubah pikiran.
Dijabarkan dalam laporan Financial Times, Huang memahami keinginan Trump agar perusahaan-perusahaan mengekspansi manufaktur di AS. Nvidia langsung bergabung ke konsorsium yang berkomitmen untuk berinvestasi setengah triliun dolar AS untuk manufaktur AS dalam empat tahun ke depan.
Pada April lalu, Huang terbang ke Mar-a-Lago untuk secara khusus berbicara dengan Trump dalam jamuan makan malam mewah seharga US$1 juta per kepala. Setelah momen tersebut, hubungan Trump dan Huang makin akrab.
Financial Times melaporkan Trump secara privat bertemu dengan Huang setidaknya enam kali sepanjang tahun ini. Mereka juga beberapa kali berhubungan lewat telepon. Bahkan, Huang menemani Trump dalam kunjungan ke Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Inggris.
Huang menjadi tokoh sentral dalam konferensi 'AI Action Plan' yang digelar Gedung Putih pada Juli 2025. Dalam kesempatan itu, Huang 'menjilat' Trump habis-habisan dengan memuji kinerjanya sebagai presiden.
Pada Oktober 2025, Huang juga berkontribusi pada proyek ballroom Trump yang memicu kontroversi. Di saat bersamaan, Huang konsisten menyuarakan pentingnya kehadiran teknologi AS di negara-negara Asia.
Huang mengatakan kepada Komite Luar Negeri DPR pada Mei 2025 bahwa ketidakhadiran Nvidia dari negara-negara Asia artinya memberikan peluang bagi kompetitor sebagai Huawei untuk menggarap pasar tersebut.
Nvidia menolak berkomentar terkait upaya lobinya ke pemerintah.
Berbagai upaya lobi Huang akhirnya berbuah manis. Setelah Trump mencabut pelarangan H20 ke China, kini bahkan presiden mengizinkan H200 yang lebih canggih ke China. Huang berhasil meyakinkan pemerintah bahwa membuka akses ke chip Nvidia seluas-luasnya akan mempertahankan dominasi AI di mata dunia.
(fab/fab)[Gambas:Video CNBC]