Raja HP Indonesia Kembali ke Tahta, Ponsel China Minggir Dulu
Jakarta, CNBC Indonesia - Peta persaingan industri ponsel di Indonesia kembali bergeser. Laporan terbaru Counterpoint Research untuk kuartal III-2025 menunjukkan Samsung berhasil merebut kembali posisi puncak sebagai merek smartphone dengan pangsa pasar terbesar di Tanah Air.
Produsen asal Korea Selatan tersebut mencatatkan kinerja pengiriman yang solid dengan pertumbuhan 30% secara tahunan atau year-on-year. Capaian ini membuat pangsa pasar Samsung naik signifikan dari 17% pada kuartal III-2024 menjadi 20% pada periode yang sama tahun ini, sekaligus mengantarkannya kembali ke posisi teratas.
Tak hanya Samsung, merek ponsel yang bermain di segmen entry-level juga menunjukkan performa agresif. Infinix mencuri perhatian dengan lonjakan pengiriman hingga 45% YoY, yang mendorong pangsa pasarnya meningkat dari 9% menjadi 12% dalam setahun terakhir.
Sementara itu, Xiaomi masih mencatat pertumbuhan pengiriman sebesar 5% YoY. Namun, capaian tersebut belum cukup menahan penurunan pangsa pasar, yang turun dari 19% pada kuartal III-2024 menjadi 17% pada kuartal III-2025.
Sementara Oppo hanya membukukan pertumbuhan minimal, yaitu 1% YoY, dengan pangsa pasar turun dari 18% menjadi 16%.
Vivo bahkan mengalami tekanan lebih besar. Pengiriman mereka anjlok -6% YoY, membuat pangsa pasar menyusut dari 17% ke 14%.
Counterpoint mencatat, pasar HP Indonesia mengalami pertumbuhan kuat pada kuartal ketiga 2025.
Berdasarkan laporan terbaru, pengiriman smartphone tumbuh 12% YoY, yang didorong oleh meningkatnya minat pada perangkat entry-level, adopsi AI, dan ketersediaan model 5G yang semakin murah.
Menurut Ridwan Kusuma, Research Associate Counterpoint Research, pertumbuhan pasar tahun ini merupakan perubahan perilaku pengguna yang semakin mengandalkan perangkat cerdas untuk produktivitas dan hiburan.
"Market smartphone Indonesia tumbuh sekitar 12% pada Q3 2025. Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh adopsi Gen AI, semakin banyaknya smartphone 5G yang makin terjangkau, serta meningkatnya indeks kepercayaan konsumen," ujar Ridwan, dikutip dari Detikcom, Sabtu (13/12/2025).
(fab/fab)[Gambas:Video CNBC]