Masuk PSN, Komdigi Ungkap Penggunaan Teknologi Satelit SATRIA-2
Cikarang, CNBC Indonesia - Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkap bahwa proyek Satelit Republik Indonesia generasi kedua (SATRIA-2) telah menjadi salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Untuk Satria-2 sebenarnya itu hanya penamaan dan alhamdulillah ini sekarang sudah masuk dalam proyek strategis nasional," ujar Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Komdigi, Fadhilah Mathar dalam Kunjungan Kerja Media PT PII bersama Kementerian Keuangan RI ke Stasiun Satelit SATRIA 1 Cikarang, Rabu (10/12/2025).
Pada dasarnya, Indonesia memerlukan penambahan kapasitas satelit guna menopang perluasan layanan telekomunikasi di seluruh penjuru Tanah Air.
Terlebih lagi ada kemungkinan perbedaan teknologi yang diterapkan pada SATRIA-1 maupun SATRIA-2. Mengingat, perkembangan di bidang satelit komunikasi berlangsung begitu masif.
Dengan demikian, Komdigi bersama pemangku kepentingan terkait melakukan analisis permintaan dan analisis kebutuhan secara akurat. Setelah itu, Komdigi dapat melanjutkan protek SATRIA-2 baik menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau skema pembiayaan lainnya.
Mengacu berita sebelumnya, Komdigi memperkirakan proyek satelit raksasa SATRIA-2 akan menelan biaya sekitar US$ 864 juta atau sekitar Rp 13,47 triliun. Adapun proyek tersebut akan memanfaatkan fasilitas pinjaman luar negeri untuk pembiayaannya.
Sementara untuk pilihan teknologinya, saat perencanaan, SATRIA-2 diproyeksikan menggunakan orbit tinggi, atau Geostasioner Earth Orbit (GEO), ketimbang low earth orbit (LEO). Namun, BAKTI masih akan berdiskusi dengan Bappenas terkait keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]