Driver Online Sebentar Lagi Punah, Tandanya Makin Jelas di Mana-mana
Jakarta, CNBC Indonesia - Nvidia ikut menggenjot perkembangan industri mobil otomatis tanpa sopir yang tengah berkembang masif belakangan ini. Raksasa chip itu baru saja merilis software khusus kendaraan pengemudian otomatis yang diberi nama Alpamayo-R1.
Software tersebut merupakan model AI vision-languange-action. Alpamayo akan menerjemahkan apa yang dilihat bank sensor di jalan, kemudian dideskripsikan dengan bahasa alami.
Reuters menuliskan Alpamayo akan mencatat melihat jalur sepeda dan menyesuaikan arahnya. Sementara kebanyakan software lain terbatas pada penjelasan alasan mobil memilih jalur tertentu, menyulitkan untuk memahami perbaikan apa yang cocok untuk membuat mobil tetap aman.
"Salah satu motivasi keterbukaan ini agar pengembang dan peneliti bisa memahami cara kerja model-model ini, sehingga kami sebagai industri bisa menemukan cara standar mengevaluasi cara kerjanya," kata manajer pemasaran produk untuk simulasi kendaraan otonom, Katie Washabaugh, dikutip dari Reuters, Selasa (2/12/2025).
Tanda Kiamat Driver Online Meluas ke Singapura
Masuknya Nvidia ke pasar mobil otonom menambah panjang nama perusahaan yang sudah lebih dulu terjun langsung ke sana. Banyak perusahaan yang sudah mengembangkan taksi otomatis tanpa sopir (robotaxi). Industri ini mulanya gencar di AS dan China, dan sudah mulai menular ke negara-negara lain, termasuk di kawasan Asia Tenggara.
Baru-baru ini, May Mobility asal Amerika Serikat (AS) telah mengamankan investasi dari Grab. May Mobility juga memastikan rencananya berekspansi ke wilayah Asia Tenggara mulai tahun depan. Namun belum jelas apakah ini pertanda robotaxi akan mulai terlihat di jalanan Indonesia lewat Grab.
Selain May Mobility, Grab juga berinvestasi US$60 juta (Rp 1 triliun) untuk Vay Technology yang merupakan perusahaan pengemudi jarak jauh. Laporan Reuters mengatakan Grab mencoba memanfaatkan layanannya untuk menggelar kendaraan otomatis, yang disebut sebagai masa depan transportasi online.
"Masa depan mobilitas di Asia Tenggara akan menjadi model hibrida yang mengandalkan keahlian mitra pengemudi kami di samping kendaraan otomatis dan layanan mengemudi jarak jauh," ujar CEO Grab, Anthony Tan, dikutip dari Reuters.
Grab juga akan menambah investasi US$350 juta pada tahun pertamanya jika Vay mencapai tahapan tertentu. Yakni terkait pendapatan konsumen, cakupan layanan di AS, standar keamanan dan teknologi, serta izin untuk beroperasi dari regulator pada banyak kota di AS.
(fab/fab)[Gambas:Video CNBC]