Peneliti Bongkar Misteri "Jalur Ular" Raksasa Membelah Pegunungan
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangkaian 5.200 lubang yang membentang hampir 1,5 kilometer di Lembah Pisco, Andes selatan Peru, telah membingungkan peneliti selama hampir satu abad.
Namun, kajian terbaru atas situs yang dikenal sebagai Monte Sierpe atau "gunung ular" itu kini memberi petunjuk baru mengenai alasan masyarakat kuno membangunnya ratusan tahun lalu.
Formasi ini, yang secara informal disebut "band of holes" pertama kali menarik perhatian publik ketika National Geographic menerbitkan foto udara situs tersebut pada 1933.
Meski begitu, tidak ada catatan tertulis terkait pembuatannya, sehingga tujuannya masih menjadi misteri dan banyak spekulasinya. Teori yang pernah diajukan tentang penggunaan lubang-lubang tersebut mencakup fungsi pertahanan, penyimpanan, perkebunan, tempat menampung air, hingga perangkap kabut.
Bahkan, orang-orang yang mendukung teori astronot kuno, sebuah keyakinan bahwa alien itu nyata dan membentuk peradaban awal di Bumi, juga telah menghubungkannya dengan makhluk luar angkasa.
Kini, rekaman drone baru dan analisis mikro botani serbuk sari yang ditemukan di dalam lubang-lubang tersebut mengarahkan para peneliti untuk menyimpulkan bahwa situs tersebut awalnya berfungsi sebagai pasar yang ramai bagi peradaban pra-Inca, dan kemudian sebagai metode penghitungan suku Inca, menurut sebuah studi yang diterbitkan 10 November di jurnal Antiquity.
"Mengapa masyarakat kuno membuat lebih dari 5.000 lubang di kaki bukit Peru selatan?" ujar penulis utama studi, Dr. Jacob Bongers, arkeolog digital di University of Sydney dan Peneliti Tamu di Australian Museum Research Institute dikutip dari CNNÂ International, Sabtu (22/11/2025).
"Kami tidak tahu mengapa mereka ada di sini, tetapi kami telah menghasilkan beberapa data baru yang menjanjikan yang menghasilkan petunjuk penting dan mendukung teori-teori baru tentang penggunaan situs tersebut," tambahnya.
Menengok ke Masa Lalu
Ukuran Monte Sierpe yang sangat besar membuatnya sulit dipelajari, namun teknologi drone kini memungkinkan pandangan baru, kata Charles Stanish, profesor antropologi University of South Florida sekaligus rekan penulis studi.
Setiap lubang memiliki lebar 1 hingga 2 meter dan kedalaman 0,5 hingga 1 meter. Foto drone menunjukkan lubang-lubang tersebut tersusun menjadi sekitar 60 bagian berbeda yang dipisahkan oleh ruang kosong, kata Bongers.
Timnya juga dapat mengidentifikasi pola. Misalnya, bagian yang terdiri dari 12 baris yang bergantian antara tujuh dan delapan lubang, menunjukkan bahwa susunannya tidak acak, tambahnya.
Adapun, bulir serbuk sari purba yang ditemukan di dalam lubang menunjukkan keberadaan tanaman seperti jagung, serta tanaman liar termasuk alang-alang dan willow yang secara tradisional telah digunakan untuk membuat keranjang, catat Bongers.
Sementara, tanaman dan barang-barang lainnya mungkin telah ditempatkan di keranjang-keranjang ini atau disimpan di dalam lubang, yang mungkin telah dilapisi dengan bahan tanaman. Ada kemungkinan juga terdapat bangunan di atas atau di dekat lubang, kata Bongers, tetapi tidak ada bukti yang tersisa jika terdapat arsitektur yang pernah ada.
Tim peneliti meyakini, penduduk asli Kerajaan Chincha pra-Inca dari pesisir dan dataran tinggi Peru mungkin datang untuk bertukar barang dan barter menggunakan barang mereka sendiri, alih-alih mata uang.
"Mungkin sumber daya penting lainnya seperti kapas, koka, jagung, dan cabai telah ditempatkan di lubang-lubang tersebut dan dipertukarkan," kata Bongers. "Misalnya, sejumlah lubang berisi jagung akan setara dengan sejumlah lubang berisi jenis barang lain, seperti kapas atau koka," tambahnya.
Bukti jelas yang diberikan oleh serbuk sari membantu menyingkirkan banyak hipotesis lama terkait fungsi situs tersebut kata Dr. Dennis Ogburn, profesor madya di departemen antropologi di University of North Carolina di Charlotte.
"Monte Sierpe adalah situs yang benar-benar menjadi misteri dalam arkeologi Andes, dan saya sangat antusias melihat penelitian ini dilakukan," tulis Ogburn dalam sebuah email.
Foto: Sekitar 5.200 lubang yang membentang hampir satu mil (1,5 kilometer) melintasi Lembah Pisco di Andes Peru. (C. Stanish/CNN.com)Sekitar 5.200 lubang yang membentang hampir satu mil (1,5 kilometer) melintasi Lembah Pisco di Andes Peru. (C. Stanish/CNN.com) |
[Gambas:Video CNBC]
Foto: Sekitar 5.200 lubang yang membentang hampir satu mil (1,5 kilometer) melintasi Lembah Pisco di Andes Peru. (C. Stanish/CNN.com)