MARKET DATA

Siap-siap Perang Amerika-China Meletus, Pemerintah Trump Bereaksi

Intan Rakhmayanti Dewi,  CNBC Indonesia
19 November 2025 21:00
Flags of U.S. and China are seen in this illustration picture taken August 2, 2022. REUTERS/Florence Lo/Illustration
Foto: REUTERS/FLORENCE LO

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Amerika Serikat mulai mempersiapkan berbagai skenario di tengah meningkatnya ketegangan dengan China. Salah satunya dilakukan oleh Badan Keamanan Siber dan Keamanan Infrastruktur AS (CISA), lembaga di bawah pemerintahan Donald Trump.

Lembaga itu mengungkap rencana agresif untuk merekrut besar-besaran mulai 2026, setelah mengalami pemangkasan tenaga kerja besar era Donald Trump.

Langkah ini disebut krusial untuk memperkuat pertahanan siber AS apabila konflik dengan China benar-benar pecah, sebagaimana diprediksi sejumlah pakar terjadi pada 2027.

Pelaksana Tugas Direktur CISA, Madhu Gottumukkala, dalam memo internal yang bocor ke publik mengatakan lembaganya telah mencapai titik kritis dan saat ini masih terhambat oleh tingkat kekosongan jabatan mencapai 40% di area misi utama.

"Dengan China terus menargetkan infrastruktur penting AS dan sekutunya, CISA harus segera mempekerjakan profesional berkualifikasi tinggi hingga akhir 2026," tulis Gottumukkala dalam sebuah memo, dikutip dari Cybersecurity Dive, Rabu (19/11/2025).

CISA akan memprioritaskan perekrutan koordinator keamanan siber negara bagian dan penasihat regional, terutama di wilayah yang kekurangan tenaga sejak masa pemerintahan Trump.

Pada periode tersebut, lebih dari sepertiga staf CISA hengkang karena diPHK maupun pengunduran diri, yang membuat berbagai operasi penting lumpuh dan kemitraan strategis macet.

Selain perekrutan manual, CISA juga akan memanfaatkan sistem khusus Cyber Talent Management System milik Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk menarik talenta siber dengan standar gaji kompetitif pasar. Fokusnya pada tenaga junior, ahli berpengalaman, hingga pegawai dengan keahlian teknis.

Namun, memo itu tidak menyebutkan berapa banyak orang yang akan direkrut CIS

CISA turut membuka peluang fleksibilitas kerja bagi pegawai, khususnya yang memiliki tugas kritis, demi mempertahankan talenta terbaik. Lembaga itu juga memperluas kerja sama dengan universitas untuk mencetak generasi baru pakar keamanan siber, termasuk membuka kembali program magang besar-besaran.

"CISA tetap menargetkan setidaknya 80% pegawai bekerja dari kantor," tulis Gottumukkala.

Kebijakan ini menandai upaya besar pemerintah AS untuk mengembalikan kemampuan pertahanan siber nasional pasca-pemangkasan era Trump, sebuah kondisi yang disebut para analis melemahkan kesiapan AS menghadapi ancaman Beijing.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Ancaman Siber Jadi Bom Waktu Transformasi Teknologi, Solusinya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular