Rekening Auto Ludes, Waspada Penipuan Baru Marak di TikTok Shop

Redaksi,  CNBC Indonesia
07 November 2025 17:00
Tiktok. (Dok. Pexel)
Foto: Tiktok. (Dok. Pexel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penipuan online makin merajalela di berbagai platform. Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) memudahkan para penjahat siber melancarkan aksi untuk menjerat korban.

Salah satu modus penipuan terbaru diungkap Nicolas Waldmann, Kepala Global TikTok Shop Governance and Experience. Ia mengatakan para pedagang penipu menggunakan tool AI-generatif untuk membuat brand palsu dan produk tiruan.


Tujuannya untuk memancing pengguna membeli barang-barang yang sebenarnya tidak ada, dikutip dari Business Insider, Jumat (7/11/2025).

"Sejujurnya, ini adalah kejahatan terorganisir," kata Waldmann.

"Mereka pada dasarnya mencoba menjual, dan tentu saja, tidak pernah mengirimkan apa pun, lalu kabur membawa uang pelanggan," Waldman menjelaskan.

Meskipun jenis penipuan e-commerce ini telah ada selama bertahun-tahun, AI generatif telah meningkatkan kecanggihan metode yang digunakan pelaku kejahatan untuk mengelabui tim moderasi di platform seperti TikTok Shop atau Amazon.

Kendati demikian, AI juga membantu platform untuk melacak modus penipuan. Pada Maret lalu, Amazon memuji serangkaian perangkat AI yang membantu perusahaan melacak produk palsu dan daftar yang melanggar di platformnya.

TikTok menggunakan kombinasi moderasi manusia dan AI untuk membantu melacak akun dan iklan palsu. Perusahaan ini memiliki alat deteksi internal sendiri, serta kemitraan dengan perusahaan eksternal untuk mengelola tugas-tugas seperti otentikasi barang mewah bekas.

"Kami menggunakan AI untuk berhadapan dengan AI," kata Waldmann.

Dalam laporan baru yang diterbitkan Kamis (6/11), TikTok Shop mengatakan telah menolak 70 juta produk dan menghapus 700.000 penjual karena berbagai pelanggaran kebijakan dalam 6 bulan pertama tahun 2025.

TikTok Shop merupakan prioritas utama perusahaan di bawah ByteDance asal China. Tahun lalu, perusahaan ini berhasil menghasilkan penjualan satu hari senilai US$100 juta (Rp1,6 triliun) pada Black Friday di AS.

Perusahaan ini telah menghadapi berbagai tantangan kualitas pasar sejak mulai menguji fitur e-commerce-nya di AS pada 2022. Meskipun TikTok memiliki daftar panjang barang terlarang yang tercantum di situs webnya, penipu yang cerdas tetap berhasil menerobos filternya untuk menjual barang-barang seperti sirup THC dan mainan seks.

"Duplikat" atau tiruan dari barang-barang terkenal juga telah menimbulkan masalah bagi aplikasi belanja sosial tersebut. Penegakan hukum otomatis perusahaan ini sebelumnya telah membuat kesal beberapa penjual yang mengaku telah melakukan pelanggaran tanpa penjelasan yang jelas.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article TikTok Shop & Tokopedia Punya 8 Juta Afiliator, Dorong UMKM Makin Cuan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular