YouTuber Indonesia Terancam Miskin, Google Ungkap Faktanya
Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah YouTuber mengaku tak bisa lagi mengandalkan pendapatan AdSense. Country Director Google Indonesia, Veronica Utami mengatakan ada perubahan landscape pada model konten yang menghasilkan pendapatan iklan.
"Jadi, yang tadi seperti dibilang bahwa memang kreatornya yang makin besar, makin banyak. Itu satu. Tapi at the same time, kenyataannya landscape-nya memang berubah. Memang model konten yang menghasilkan pendapatan dari iklan itu adalah model dua tahun yang lalu, bisa dibilang," kata Veronica dalam Press Briefing YouTube Festival, Rabu (5/11/2025).
Dalam pemaparannya, terdapat 3.000 channel YouTube dengan lebih dari 1 juta subcribers, meningkat dari hanya satu kanal yakni milik Raditya Dika pada 2015 lalu.
Sementara dari segi pendapatan juga tak hanya dari AdSense. Namun juga ada program seperti YouTube Shopping atau kreator yang bekerja sama dengan brand.
Foto: Press Briefing YouTube Festival, Rabu (5/11/2025). (CNBC Indonesia/Novina Putri Bestari)Press Briefing YouTube Festival, Rabu (5/11/2025). (CNBC Indonesia/Novina Putri Bestari) |
Veronica mengatakan YouTube ingin memastikan platform memberikan kesempatan bagi para pembuat konten. Menurutnya opsi ini adalah hal yang baik.
"Dan buat YouTube, kita hanya mau memastikan bahwa kita juga hadir untuk memberi kemungkinan tersebut," ujarnya.
Dengan adanya banyak opsi tersebut memberikan diversifikasi, dari sisi pendapatan, konsumen, pengguna dan pendukung.
"Bisa kasih subscription, channel membership, jadi ini kita kasih opsi aja," kata Veronica.
YouTuber Mengaku Pendapatan Turun
Sebelumnya, sejumlah YouTuber mengaku pendapatannya tak sebanyak dulu. Ada beberapa alasan, dari perubahan algoritma, minat penonton yang berubah dan kompetisi yang ada dalam platform.
Fitra Eri yang dikenal sebagai YouTuber otomotif mengatakan AdSense di Indonesia tidak bisa jadi sumber utama karena nilainya kecil. Sejumlah konten kreator, dia mengatakan penghasilan lebih besar dari kerja sama brand, sementara pendapatan iklan dianggap sebagai bonus.
"Itu nilainya bisa berkali-kali lipatnya AdSense. Jadi sebenarnya yang dibutuhkan itu bukan nilai AdSense, tapi view. Karena kalau view kita banyak, pasti harga kita untuk ke brand pasti jadi lebih tinggi," ujar Fitra Eri dalam sambungan telepon dengan CNBC Indonesia, Kamis (23/10/2025).
Mikhail, kreator konten teknologi dari kanal Gadget Apa juga mengaku pendapatan AdSense menurun hingga enam kali dibandingkan dari periode 2016-2018.
Penurunan ini bukan hanya karena algoritma yang acak. Namun juga jumlah kreator yang melonjak, khususnya sejak era pandemi Covid-19.
"Tapi ini dalam artian nggak cuman hanya algoritma doang, tapi karena banyak banget konten kreator yang baru muncul. Nggak hanya satu doang, efeknya domino banget, nggak cuman karena itu aja," terangnya.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beli Chip Komputer Rp 18 Juta dari Ecommerce, Isinya Cuma Garam
Foto: Press Briefing YouTube Festival, Rabu (5/11/2025). (CNBC Indonesia/Novina Putri Bestari)