Puluhan Ribu Orang Tiba-Tiba Daftar Tanam Chip Otak, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan rintisan teknologi otak milik Elon Musk, Neuralink, mengumumkan bahwa lebih dari 10.000 orang dari berbagai negara telah mendaftar dalam program mereka. Pendaftaran dilakukan melalui "Patient Registry", yakni laman resmi yang dibuka Neuralink sejak awal tahun ini untuk menjaring calon peserta uji coba chip otak.
Melalui program tersebut, masyarakat dari mana pun dapat mengajukan diri untuk ikut serta dalam uji klinis implan chip buatan Neuralink.
Sejauh ini, perusahaan telah berhasil menanamkan chip pada 12 pasien dalam rangkaian uji klinis yang memungkinkan penggunanya mengoperasikan komputer hanya dengan kekuatan pikiran. Neuralink menargetkan tambahan 13 pasien lagi, yang akan menerima implan serupa sebelum tahun 2025 berakhir.
Meski demikian, saat ini uji coba masih dibatasi untuk penderita kelumpuhan akibat penyakit saraf motorik atau cedera tulang belakang. Namun, Elon Musk menyebut di masa depan teknologi ini akan dikembangkan agar dapat digunakan juga oleh orang tanpa disabilitas.
Menurut Musk, versi berikutnya dari chip otak Neuralink dapat memungkinkan manusia mencapai simbiosis dengan kecerdasan buatan (AI).
Ia bahkan menyebut chip tersebut berpotensi digunakan untuk memutar musik langsung ke otak, mengembalikan penglihatan bagi penyandang tunanetra, hingga memungkinkan komunikasi melalui telepati.
"Teknologi ini bahkan bisa mencapai titik di mana Anda dapat mengunggah memori dan pada dasarnya menyimpan versi diri Anda, lalu mengunduhnya ke dalam tubuh robot atau kloning dari diri Anda sendiri," kata Musk dalam sebuah siaran langsung pada Juli lalu, dikutip dari The Independent, Minggu (2/11/2025).
Presiden sekaligus salah satu pendiri Neuralink, DJ Seo, mengungkapkan angka pendaftar tersebut dalam laporan riset Morgan Stanley pekan ini. Laporan itu juga menyoroti isu etika dan hukum yang mungkin timbul akibat kemajuan teknologi antarmuka otak-komputer.
"Meskipun selama ini menjadi topik banyak buku dan film fiksi ilmiah, antarmuka otak-komputer merupakan frontier baru bagi umat manusia yang akan melibatkan beragam pertimbangan moral, etika, serta hukum dan regulasi," tulis laporan tersebut.
Versi chip Neuralink yang digunakan saat ini, N1, terhubung ke komputer melalui Bluetooth dan telah memungkinkan pasien untuk menggerakkan lengan robot, menjelajahi internet, hingga bermain game seperti Mario Kart hanya dengan kekuatan pikiran.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nintendo Switch 2 Laku Keras Malah Samsung yang Happy, Ini Alasannya