Indonesia Jadi Negara Nomor Satu, Singapura-Malaysia Kalah
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar digital Indonesia terus mengalami perkembangan. Diperkirakan nilai ekonominya juga bertumbuh signifikan dan mengalahkan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Malaysia dan Singapura.
Menteri komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan pasar digital Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara. Jumlahnya mencapai 80% dari populasi atau sekitar 229,4 juta orang.
Sementara, itu nilai ekonomi digital tahun lalu mencapai US$90 miliar. Jumlah itu diproyeksikan akan bertambah empat kali lipat pada 2030 mendatang.
"Nilai ekonomi digital mencapai US$ 90 miliar (Rp 1.496 triliun) untuk tahun 2024 diproyeksikan akan lompat ke US$ 366 miliar (Rp 6.086 triliun) pada 2030. Ini melampaui teman-teman negara di ASEAN seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura," kata Meutya, dalam acara FEKDI dan IFSE, Kamis (30/10/2025).
Ia juga menjelaskan soal adopsi penggunaan internet di Indonesia. Mengutip survei APJII tahun 2025, penetrasi di kota berjumlah 84% dan desa 77%.
Foto: Menteri komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam acara FEKDI dan IFSE, Kamis (30/10/2025). (CNBC Indonesia/Novina Putri Bestari)Menteri komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam acara FEKDI dan IFSE, Kamis (30/10/2025). (CNBC Indonesia/Novina Putri Bestari) |
Menurutnya, penetrasi internet jadi PR untuk pihak Kementerian Komdigi. Pemerintah akan terus melakukan percepatan dengan berbagai rencana di bidang infrastruktur.
"Jadi ini yang masih menjadi PR bagi kami. Tahun 2024 kita ke 2025 kita ada kenaikan sekitar 1,5%. Di tahun 2025 kita akan melakukan percepatan-percepatan di banyak hal," jelas Meutya.
Di awal pidatonya, Meutya juga memuji penggunaan QRIS yang kian meluas, dari wilayah kecil di Indonesia hingga ke beberapa negara lain seperti Thailand dan Jepang.
"Kami ke pasar Tangsel waktu itu gerobak-gerobak kecil juga sudah menggunakan QRIS. Jadi kami ikut berbangga dan senang. Bagi kami di Kementerian Komdigi, ekosistem digital amat sangat berpengaruh," ujarnya.
Satelit RI Jadi Nomor 1 di ASEAN
Indonesia juga melakukan pengembangan infrastruktur digital melalui program satelit Satria I. Satelit tersebut telah diluncurkan pada tahun 2023 lalu untuk meratakan akses internet di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar atau 3T.
Meutya mengatakan Satria I sudah menghadirkan internet untuk 27.865 titik layanan publik. Termasuk untuk wilayah Papua, sebanyak 1.631 titik.
Bukan hanya pemerintah, perusahaan PSN juga telah meluncurkan satelit Nusantara V. Layanan ini memiliki kapasitas broadband satelit mencapai 370 Gbps dan diklaim menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara.
Kapasitas itu juga jauh lebih besar dibandingkan dengan yang diluncurkan Australia sebesar 186 Gbps.
"Pencapaian ini memperkuat kedaulatan digital dan menjadi fondasi bagi pemeratan akses, pengembangan UMKM daerah, pertumbuhan ekonomi inklusif, serta percepatan ekosistem AI dan juga inovasi nasional," ucapnya.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Peta Jalan Kebijakan Komdigi Perkuat Ekosistem Digital Prabowo
Foto: Menteri komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam acara FEKDI dan IFSE, Kamis (30/10/2025). (CNBC Indonesia/Novina Putri Bestari)