Internet Berubah Dibanjiri Konten Editan AI, Jumlahnya Membludak

Intan Rakhmayanti, CNBC Indonesia
17 October 2025 19:00
Ilustrasi Artificial Intelegence. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo/File Photo)
Foto: Ilustrasi Artificial Intelegence. (REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo/File Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena banjir konten buatan kecerdasan buatan (AI) di internet makin tak terbendung. Laporan terbaru perusahaan SEO Graphite mengungkap bahwa lebih dari separuh artikel di internet kini ditulis oleh AI, menandai pergeseran besar dalam ekosistem produksi informasi global.

Dalam risetnya, Graphite menemukan bahwa antara November 2024 hingga Maret 2025, artikel buatan AI mulai menyalip tulisan yang dibuat manusia.

Puncaknya terjadi pada Januari 2025, ketika 55% konten tertulis di internet dihasilkan oleh AI, demikian dikutip dari ZDNet, Jumat (17/10/2025).

Meski begitu, Graphite mencatat porsi konten AI kini berada dalam kondisi "relatif stabil". Para peneliti menilai ledakan konten buatan mesin itu mulai melambat karena hasilnya tidak terlalu efektif dalam peringkat mesin pencari.

"Kami berhipotesis bahwa hal ini terjadi karena para praktisi menemukan bahwa artikel buatan AI tidak berkinerja baik dalam pencarian, sebagaimana ditunjukkan dalam studi terpisah," tulis Graphite dalam laporannya.

Para analis menduga Google dan mesin pencari lainnya justru melatih AI mereka untuk mendeteksi serta menurunkan peringkat artikel yang dibuat oleh AI.

Sejak ChatGPT dirilis oleh OpenAI pada 2022, jumlah artikel yang dihasilkan AI melonjak drastis. Setahun setelah peluncuran, 39% konten di internet sudah dibuat oleh AI, menurut data Graphite.

Namun, meski volumenya besar, artikel-artikel tersebut tidak banyak muncul di hasil pencarian Google maupun ChatGPT, menandakan efektivitasnya masih terbatas.

Graphite juga memperingatkan bahwa kemajuan teknologi AI yang sangat cepat akan membuat semakin sulit membedakan mana konten buatan manusia dan mana buatan mesin, bahkan dengan adanya alat pendeteksi AI yang terus dikembangkan.

Sementara itu, Pew Research Center melaporkan hanya 2% warga Amerika yang secara rutin mendapatkan berita dari AI, sedangkan 75% mengaku tidak pernah menggunakan AI untuk mencari berita. Sebagian besar dari mereka yang menggunakan AI pun tidak sepenuhnya mempercayai informasi yang dihasilkan.

Seiring dengan meluasnya penggunaan AI di berbagai industri dan aspek kehidupan sehari-hari, menghindari teknologi ini menjadi semakin sulit.

Laporan Graphite kembali menyoroti pertanyaan lama, sekaligus tantangan besar, tentang seberapa layak AI dijadikan alat penyedia informasi yang tepercaya.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Pemerintah Susun Peta Jalan AI, Potensi Lokal Bakal Terangkat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular