
Peringatan Buat Trump, China Makin Kuat Sebentar Lagi Kalahkan AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Dengan serangkaian pembatasan dan larangan dari Amerika Serikat (AS), nyatanya tak membuat China lemah. Bahkan Beijing dinilai jauh lebih kuat dan siap mengalahkan musuh bebuyutannya itu.
CEO Nvidia, Jensen Huang mengatakan AS tak jauh di depan China soal perlombaan AI. Pria dengan kekayaan Rp 2.700 triliun itu juga memuji model sumber terbuka China dan menyebutnya jauh lebih maju.
Nvidia mungkin tengah memimpin di industri chip dunia. Namun perusahaan itu berada di posisi sulit dengan perang dua negara yang kian memanas.
Nvidia sempat dilarang berjualan di China. Sebaliknya negara itu melarang perusahaan teknologinya menggunakan produk dari Nvidia.
Tak hanya itu, China punya sejumlah tenaga yang bisa diandalkan untuk mengalahkannya. Salah satunya melalui Huawei yang berencana meluncurkan sistem komputasi baru untuk mendukung chip buatan sendiri Ascend, diperkirakan paling cepat untuk tahun depan.
Selain itu, dua raksasa China, Alibaba dan Baidu dilaporkan menggunakan chip yang dirancang internal untuk model AI.
"Jangan lupa negara ini bukan tanpa chip, Mereka punya Huawei. Mereka punya startup canggih dan berjiwa wirausaha mengembangkan chip AI," kata Huang, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (9/10/2025).
Huang juga menyoroti kurangnya regulasi untuk industri di China. Dengan begitu, dia mengatakan membuat China akan lebih cepat dalam mengadopso teknologi baru.
Huang menambahkan jika aplikasi di China berkembang pesat. Ucapannya sejalan dengan target Dewan Negara China untuk adopsi AI bisa mencapai 70% pada 2027.
Huang mengharapkan jika perusahaan AS bisa lebih cepat mengadopsi aplikasi AI. Karena dari sanalah kemenangan industri AI bisa terwujud.
"Saya harap perusahaan-perusahaan di Amerika di masyarakat Amerika bisa cepat mengadopsi aplikasi AI, sebab pada akhirnya revolusi industri ini akan menang pada aplikasi AI, untuk lapisan difusi," jelasnya.
Larangan dan pembatasan yang dibuat AS untuk China kemungkinan bisa jadi senjata makan tuan. Huang menegaskan teknologi AS bisa tertinggal jika tidak disebarluaskan ke seluruh dunia.
"Jika Amerika menguasai 80% dunia, maka kita bisa memenangkan perlombaan AI. Jika AS menguasai 20% dunia maka kita kalah dalam perlombaan AI," dia menuturkan.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Menyerah, China Langsung Borong Chip Amerika
