Perusahaan Ini PHK 4.000 Karyawan, Langsung Ganti Pakai AI

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
06 September 2025 06:30
Daftar Pekerjaan yang Terancam Punah, Harus Siap Ganti Profesi
Foto: Infografis/ Daftar Pekerjaan yang Terancam Punah, Harus Siap Ganti Profesi/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan perangkat lunak (software) asal Amerika Serikat, Salesforce, memangkas 4.000 posisi layanan pelanggan dan menggantikannya dengan agen kecerdasan buatan (AI). Hal ini diungkapkan langsung CEO Salesforce, Marc Benioff.

Dalam sebuah wawancara di podcast The Logan Bartlett Show, Benioff menyebut pemanfaatan AI membuat kebutuhan tenaga kerja di bidang dukungan pelanggan berkurang drastis.

"Saya bisa menyeimbangkan kembali jumlah karyawan di layanan dukungan. Saya menguranginya dari 9.000 orang menjadi sekitar 5.000, karena saya tidak lagi membutuhkan sebanyak itu," ujar Benioff dikutip dari Fox Business, Sabtu (6/9/2025).

Salesforce saat ini mengandalkan Agentforce dan berbagai alat berbasis AI lain untuk menangani permintaan pelanggan. Benioff mengungkapkan kini interaksi pelanggan terbagi rata, 50% ditangani oleh agen AI dan 50% oleh manusia.

Meski menuai pro dan kontra, Benioff menegaskan penggabungan manusia dan AI dalam layanan pelanggan bukanlah hal yang menakutkan.

"Saya tidak menganggap ini distopia. Ini kenyataan, setidaknya bagi saya," katanya.

Dalam pernyataan resminya, Salesforce menegaskan penerapan Agentforce telah menekan jumlah kasus dukungan yang perlu ditangani.

Perusahaan pun tak lagi membutuhkan perekrutan insinyur baru, dan memindahkan ratusan karyawan ke bidang lain seperti layanan profesional, penjualan, dan customer success.

"Pada awal tahun ini kami meluncurkan help.agentforce.com. Berkat manfaat dan efisiensi Agentforce, jumlah kasus dukungan yang kami tangani menurun, sehingga kami tidak lagi perlu aktif merekrut kembali insinyur dukungan," demikian ungkap perusahaan dalam keterangan tertulis.

Lonjakan penggunaan AI ini tak lepas dari popularitas ChatGPT buatan OpenAI yang dirilis pada akhir 2022, yang kemudian memicu gelombang investasi dan inovasi di sektor teknologi global.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Peneliti Buat 'Google Translate' Bahasa Lumba-Lumba

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular