
Warga China Ogah Keluar Uang, Pengusaha Makin Susah Jualan

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebanyakan masyarakat China dilaporkan enggan mengeluarkan uang mengakses model AI berbayar. Ini membuat perusahaan teknologi setempat kesulitan mengembangkan bisnis dari teknologi AI.
Keberhasilan ChatGPT membuat banyak perusahaan China menciptakan model bahasa sendiri, kemudian menerapkannya pada produk-produknya. Sebut saja Alibaba, Tencent dan Baidu yang getol mengembangkan AI milik sendiri dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, menghasilkan uang dari bisnis tersebut sulit dilakukan. Para analis mengungkapkan pengguna China tak seroyal pelanggan dari negara-negara Barat untuk produk AI berbayar.
Reuters melaporkan laporan kuartalan terbaru Alibaba kemungkinan akan menyoroti strategi AI buatan sendiri. Nampaknya hasil perusahaan sama seperti Tencent dan Baidu yang kesulitan membuahkan hasil dari produk tersebut.
Alibaba jadi salah satu perusahaan paling agresif soal AI di China. Bahkan, Alibaba memamerkan kemajuan di teknologi tersebut hampir setiap minggu.
Para analis memperkirakan pendapatan bisnis cloud Alibaba, termasuk produk AI, hanya tumbuh 4,3% pada kuartal April hingga Juni. Dengan pertumbuhan tersebut, pendapatannya 'hanya' 31,4 miliar yuan (Rp 71,7 triliun).
Meski mengalami kenaikan 18%, namun pertumbuhannya melambat. Tencent mengalami hal serupa. Pendapatan untuk bisnis layanan AI bulan ini melambat daripada bisnis inti game.
Sementara Baidu tidak melakukan ekspansi yang cukup cepat untuk mengimbangi penurunan pendapatan iklannya. Sebelumnya, perusahaan meluncurkan layanan berbayar untuk chatbot Ernie senilai 59,9 yuan (Rp 136.800) per bulan, yang kemudian dihentikan karena kurang diminati sejak April lalu.
Fenomena ini diakui oleh Presiden Tencent Martin Lau dan CEO Baidu Robin Li dalam kesempatan berbeda. Lau mengatakan sulit menggunakan model berbayar seperti di AS.
"Pada kenyataannya di China sulit menggunakan model berbayar pengguna, yang banyak digunakan pada perangkat AI di AS sekarang," kata Lau bulan ini.
Robin Li menyebutkan pihaknya akan melakukan pendekatan bijaksana untuk bisa menghasilkan uang dari AI. Ini akan dilakukan dengan janji tetap memprioritaskan pengalaman para pengguna Baidu.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Minta Tolong dan Berterima Kasih ke ChatGPT, Ini Alasannya
