Pendaftaran Internet Murah 100 Mbps Sudah Dibuka, Segini Harganya

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
26 August 2025 14:25
Digital Transformasi Summit 2025, Jakarta, Selasa (26/8/2025). (CNBC Indonesia/
Novina Putri Bestari)
Foto: Digital Transformasi Summit 2025, Jakarta, Selasa (26/8/2025). (CNBC Indonesia/ Novina Putri Bestari)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga dasar lelang 1,4 Ghz belum diumumkan ke publik. Sebagai informasi, frekuensi 1,4 Ghz digadang-gadang untuk menyelenggarakan internet berkecepatan tinggi hingga 100Mbps dengan harga terjangkau.

Berdasarkan kabar yang beredar, harga total untuk lelang frekuensi tersebut Rp 400 miliar dengan Rp 230 miliar per regional khusus pulau Jawa.

Ketua Umum Asoasiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menilai biaya frekuensi yang tinggi akan sulit menghadirkan internet dengan harga murah, seperti tujuan lelang frekuensi tersebut.

"Misi utama dari 1.4 Ghz ini kan awalnya ingin menyediakan penetrasi yang lebih cepat dan internet yang lebih affordable buat masyarakat. Tapi kalau dengan biaya frekuensi yang setinggi itu, saya juga kurang yakin ya apakah memang nanti ujungnya akan si provider yang akan menangkan lelang ini akan dapat membelikan harga yang affordable buat masyarakat," kata Arif ditemui usai acara Digital Transformasi Summit 2025, Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Selain itu, ekosistem 1,4 Ghz masih baru. Jadi pemenang lelang harus menyediakan infrastruktur baru juga untuk menunjang frekuensi.

Arif berpikir dengan dua alasan itu apakah bisa memberikan harga terjangkau sesuai dengan misi awal membuka layanan.

Di sisi lain para provider juga tengah mengajukan permintaan pengurangan biaya BHP frekuensi. Tarif yang dikeluarkan dinilai masih sangat tinggi dibanding negara lain.

"Nah ini ya juga, kalau tinggi gini gimana kita bisa nekan harga jual ke masyarakat di situ," tutur Arif.

Arif tak berkomentar soal mekanisme pendapatan. Dia hanya mengatakan sebaiknya memberikan relaksasi jika tujuannya ingin menyediakan internet dengan harga terjangkau.

"Kalau memang cuman dibebankan satu komponen buaya regulasi yang tinggi, ini efeknya juga enggak akan bisa. Kita selama ini berdiskusi bagaimana menekan regulatory cost yang ada di Indonesia. Sebenarnya kalau memang maunya affordable harusnya regulatory cost ini dapat disesuaikan. agar ujung layanannya ke masyarakat bisa lebih affordable dan berkualitas," jelas Arif.

Bisakah Indonesia Punya Internet 100 Mbps?

Lelang frekuensi 1,4 Ghz juga bertujuan memiliki layanan internet cepat hingga 100 Mbps. Arif mengatakan kecepatan internet itu memungkinkan dihadirkan karena tidak ada aturan pembatasan kecepatan itu di Indonesia.

"Di industri kita ini kan kita enggak menetapkan batas harga atas dan bawah, maupun juga enggak menetapkan speed juga dari kecepatan. Jadi kalau itu back to market sih, jadi ya itu masing-masing operator aja," kata Arif.

Iman Hirawadi, Principal Telecom Architect and Business Consultant of ZTE Indonesia menjelaskan secara teknologi tidak ada masalah. Sebagai vendor, pihaknya siap mendukung untuk pemenuhan frekuensi tersebut.

"Kalau dari sisi vendor sih, kalau ada yang beli kita buat gitu kan. Jadi secara teknologi sih no issue ya, kita akan support selama customer kita require produk 1,4 GHz berbasis TDD," jelas Iman.

Jockie Heruseon, POH VP Corporate Strategy, Innovation, Sustainability & Marketing Telkomsel juga mengatakan selama ekosistem dan infrastruktur mendukung bisa dilakukan.

"Jadi buat kami ini masih dalam kajian sebenarnya. Selama infrastruktur, ekosistemnya, semuanya mendukung, itu bukan sesuatu yang tidak mungkin, kita akan selalu ikut regulasi lah, jelas Jockie.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Internet Ngebut 100 Mbps Harga Miring Kapan Meluncur? Ini Bocorannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular