Makhluk Mungil Bawa Jutaan Kematian, Ilmuwan Teriak Tanda Kiamat

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
14 August 2025 10:05
Cuaca panas di di pusat kota Kyiv, Ukraina, Rabu (10/7/2024). (REUTERS/Valentyn Ogirenko)
Foto: Cuaca panas di di pusat kota Kyiv, Ukraina, Rabu (10/7/2024). (REUTERS/Valentyn Ogirenko)

Jakarta, CNBC indonesia - Penyebaran jamur Aspergillus dikabarkan kian meluas. Menurut ilmuwan, hal ini jadi ancaman serius karena penyebaran tersebut dipicu "kiamat" perubahan iklim akibat pemanasan global.

Sebagai informasi Aspergillus merupakan jenis kapang atau jamur yang bisa menyebabkan infeksi paru-paru dan gangguan pernapasan. Spora jamur dapat masuk ke tubuh manusia lewat udara dan menyebabkan penyakit bernama aspergilosis.

Infeksi dari jamur dapat berisiko pada mereka dengan sistem imun lemah, penderita asma atau fibrosis kistik.

Jamur itu bisa tumbuh subur pada suhu tinggi, membuatnya mampu bertahan dalam tubuh manusia dengan suhu 37 derajat Celcius. Gaya hidup alaminya menurut Elaine Bignell dari University of Exeter membuatnya bisa masuk ke paru-paru manusia.

Sementara itu, studi dari Manchester University mengungkapkan jamur telah menyebar luas ke wilayah Eropa hingga Asia. Peneliti Norman van Rhijn mengatakan dunia berada dalam titik kritis untuk menghadapi peningkatan patogen jamur dan infeksi jamur bisa menyebabkan kematian jutaan orang secara global.

"Kita berbicara tentang ratusan ribu nyawa, dan pergeseran benua dalam distribusi spesies. Dalam 50 tahun ke depan, tempat tumbuh berbagai spesies dan jenis infeksi yang kita hadapi akan berubah total," kata Rhijn, dikutip dari Financial Times.

The Independent melaporkan Aspergillus bisa meluas hingga 77% wilayah lagi pada 2100. Penyebabnya karena pemanasan global akibat penggunaan bahan bakar fosil.

Setidaknya fenomena itu akan membuat sembilan juta orang di Eropa menghadapi risiko infeksi mematikan.

Sementara di Asia, penyebaran jamur mencapai wilayah utara seperti China bagian utara, Rusia, hingga Skandinavia dan Alaska juga diprediksi meningkat signifikan.

Bukan hanya itu, Aspergillus flavus juga berisiko menyebar ke 16% wilayah baru. Spesies ini tumbuh di tanaman pangan.

Penyebarannya jadi ancaman serius bagi ketahanan pangan dan ekosistem sekitarnya secara global.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tanda Kiamat Makin Kuat, Waktu Penduduk Bumi Tinggal 10 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular