
Alasan Astronaut NASA Bawa Titipan Israel ke Luar Angkasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Misi Crew-11 yang diluncurkan NASA bersama SpaceX pada Jumat (1/8) ternyata membawa "penumpang" tak biasa ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Selain astronaut, badan antariksa AS itu juga turut membawa bakteri untuk diteliti.
Bakteri yang dikirim meliputi E. Coli, Salmonella bongori, dan Salmonella typhimurium. Tujuan pengiriman ini bukan untuk membahayakan astronot, melainkan untuk meneliti bagaimana kondisi mikrogravitasi memengaruhi pertumbuhan dan sifat bakteri tersebut.
Penelitian ini merupakan kolaborasi antara Sheba Medical Center, Israel, dan perusahaan teknologi luar angkasa asal AS, SpaceTango.
Para ilmuwan akan menumbuhkan berbagai strain bakteri di ISS, membekukannya pada suhu -80 derajat Celsius, lalu membawa kembali sampelnya ke Bumi untuk dibandingkan dengan bakteri yang tumbuh di lingkungan normal.
Menurut Kepala Laboratorium Penelitian Penyakit Menular Sheba Medical Center, Ohad Gal-Mor, kondisi luar angkasa dapat memengaruhi perilaku bakteri, termasuk pertumbuhan, ekspresi gen, hingga kemampuan mengembangkan resistansi antibiotik atau tingkat keganasannya.
"Eksperimen ini akan memungkinkan kami, untuk pertama kalinya, memetakan secara sistematis dan molekuler bagaimana profil ekspresi gen dari beberapa bakteri patogen berubah di luar angkasa," ujarnya dikutip dari laman Space, Jumat (8/8/2025).
Hasil penelitian ini diharapkan membantu para ahli mengendalikan penyebaran penyakit menular atau menemukan cara mencegah resistansi antibiotik, yang saat ini menjadi masalah kesehatan global.
Penelitian bakteri di luar angkasa menjadi penting mengingat kesehatan astronot juga dipengaruhi kondisi mikrogravitasi.
Sebelumnya, studi menunjukkan bahwa gen manusia dapat berekspresi berbeda di luar angkasa, dan mikrogravitasi berpotensi mempercepat hilangnya massa otot serta meningkatkan risiko ruam kulit.
Perubahan genetik pada bakteri diharapkan dapat memberi para peneliti lebih banyak petunjuk tentang bagaimana perilaku mereka ketika berada di dalam tubuh manusia, baik dari kecepatan penyebarannya maupun kemampuannya menghindari pengobatan di luar angkasa maupun di Bumi.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article SpaceX Meluncur, Siap Jemput Astronaut NASA yang Terjebak di Antariksa
