
Petaka Tarif Baru Trump Diumumkan Minggu Depan, Ini Korbannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang tarif yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) masih terus berlanjut. Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Selasa (5/8) waktu setempat bahwa pihaknya akan mengumumkan tarif baru untuk chip dan semikonduktor pada pekan depan.
"Kami akan mengumumkan [tarif] semikonduktor dan chip pada kategori terpisah, karena kami ingin produk-produk itu dibuat di Amerika Serikat (AS)," kata Trump dalam wawancara bersama CNBC International melalui segmen 'Squawk Box', dikutip Rabu (6/8/2025).
Trump belum mengumbar detail terkait tarif tersebut. Ia hanya menyebut pengumuman penting akan dirilis pada pekan depan.
Sebagai informasi, permintaan global untuk chip dan semikonduktor melejit seiring meningkatkan permintaan teknologi yang telah terintegrasi di hampir semua sektor ekonomi, termasuk industri kecerdasan buatan (AI) yang sedang berkembang pesat.
Sebagian besar semikonduktor tercanggih di dunia berasal dari Taiwan, rumah bagi produsen chip besar TSMC, yang pelanggannya antara lain Apple, Nvidia, Qualcomm, dan AMD.
Trump mengungkapkan jadwal tarif tersebut beberapa hari setelah menandatangani perintah eksekutif untuk mengenakan bea masuk baru AS terhadap sejumlah impor negara, dengan beberapa mitra dagang menghadapi kenaikan tarif yang tajam.
Barang-barang Taiwan akan dikenakan tarif baru sebesar 20% mulai minggu ini, meskipun jumlah tersebut lebih rendah dari bea masuk 32% yang sebelumnya diancamkan Trump sebagai bagian dari pungutan "hari pembebasan" pada 2 April 2025.
Pernyataan Trump di CNBC International pada Selasa (5/8) pagi waktu setempat menekankan bahwa perang tarif masih jauh dari selesai.
Dalam pernyataan yang sama, ia mengatakan bahwa tarif untuk produk farmasi impor pada akhirnya dapat mencapai hingga 250%. Sebelumnya, ia mengatakan bahwa tarif tersebut akan mencapai puncaknya di angka 200%.
"Saya memiliki angka jajak pendapat terbaik yang pernah saya miliki karena orang-orang menyukai pemberlakuan tarif," klaim Trump dalam wawancara tersebut, meskipun tingkat persetujuannya telah menurun dalam pembaruan dari berbagai lembaga jajak pendapat.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tarif Trump Bisa Bikin Harga iPhone Tembus Rp38 Juta
