Asal Usul Kentang Ternyata dari Buah Ini, Ahli China Ungkap Fakta Baru

Intan Rakhmayanti Dewi, CNBC Indonesia
06 August 2025 06:50
Pedagang kentang di Pasar Induk Keramat Jati, Jakarta, Rabu, (2/2/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pedagang kentang di Pasar Induk Keramat Jati, Jakarta, Rabu, (2/2/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah penelitian terbaru mengungkap fakta mengejutkan mengenai asal-usul kentang. Ilmuwan menemukan bahwa kentang ternyata berevolusi dari nenek moyang tomat sekitar 9 juta tahun yang lalu.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Cell ini mengungkap bahwa tomat liar yang tumbuh di wilayah Andes menyilangkan diri dengan tanaman bernama Etuberosum. Melalui proses yang disebut hibridisasi, keduanya mencampurkan materi genetik dan membentuk garis keturunan baru yang menjadi kentang.

"Tomat adalah ibunya dan Etuberosum adalah ayahnya," ungkap Sanwen Huang dari Agricultural Genomics Institute, Shenzhen yang memimpin riset, dikutip dari The Guardian, Senin (4/8/2025).

Secara tampilan, tanaman kentang di atas tanah memang mirip dengan Etuberosum. Namun jika dicabut, terlihat perbedaan besar. Etuberosum hanya memiliki batang bawah tanah yang tipis tanpa umbi. Sementara kentang menghasilkan umbi kaya pati yang kini menjadi makanan pokok global.

Para ilmuwan menemukan bahwa gen kunci pembentuk umbi adalah SP6A (yang dimiliki tomat) dan IT1 (yang berasal dari Etuberosum). Ketika kedua gen tersebut menyatu lewat hibridisasi, mereka memicu proses biologis yang mengubah batang bawah tanah menjadi umbi bertepung.

"Penelitian ini sangat penting," ujar James Mallet, profesor biologi evolusioner dari Harvard University. "Ini menunjukkan bahwa hibridisasi bisa menghasilkan organ baru dan bahkan menciptakan garis keturunan spesies baru."

Kentang mewarisi campuran gen stabil dari kedua induknya, menjadikannya tanaman tangguh yang mampu menyimpan energi dalam umbinya, bertahan di musim dingin, serta berkembang tanpa memerlukan biji atau penyerbuk.

Faktor ini yang membuat kentang mampu tumbuh di dataran tinggi Andes yang terus naik akibat pergerakan lempeng bumi. Berkat adaptasinya, tanaman ini berkembang pesat dan menghasilkan ratusan varietas. Masyarakat adat di Andes pun membudidayakan berbagai jenis kentang berdasarkan ukuran dan kelezatan umbinya.

"Masyarakat adat di Andes punya ratusan jenis kentang," kata Sandra Knapp, ahli botani dari Natural History Museum London. "Sementara di Eropa, kita hanya punya sekitar lima, semuanya berasal dari satu spesies: Solanum tuberosum."

Kentang pertama kali menyebar ke dunia lewat kapal Spanyol pada abad ke-16. Meski awalnya dicurigai karena tumbuh di bawah tanah dan tidak disebut dalam kitab suci, tanaman ini akhirnya diterima berkat kandungan gizinya dan kemampuannya bertahan di berbagai kondisi.

Kini, ilmuwan tengah menjajaki kemungkinan baru untuk mengembangkan kentang masa depan. Salah satunya adalah mengembangkan varietas yang bisa bereproduksi lewat biji.

"Kami sedang mengerjakan proyek agar kentang bisa berkembang lewat biji," ujar Huang. "Dan kami bahkan sedang mencoba memasukkan gen pembentuk umbi dari kentang ke dalam tomat, supaya tomat bisa menghasilkan umbi."

Untuk saat ini, semua itu masih dalam tahap eksperimen. Namun jika berhasil, tomat bukan hanya menjadi bagian dari masa lalu kentang, melainkan juga bagian dari masa depannya.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mobil Listrik Jepang Laku Keras, BYD Mulai Tersingkir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular