China dan Rusia Dibabat Habis, 11.000 Akun Hilang Seketika

Redaksi, CNBC Indonesia
23 July 2025 19:20
Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Tiongkok Xi Jinping menghadiri parade militer pada Hari Kemenangan, menandai peringatan 80 tahun kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, di Lapangan Merah di pusat kota Moskow, Rusia, 9 Mei 2025. (Sergei Bobylyov/Host agency RIA Novosti/Handout via REUTERS)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin dan mitranya dari Tiongkok Xi Jinping menghadiri parade militer pada Hari Kemenangan, menandai peringatan 80 tahun kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, di Lapangan Merah di pusat kota Moskow, Rusia, 9 Mei 2025. (via REUTERS/Sergei Bobylyov)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekhawatiran terhadap pengaruh China dan Rusia dalam menyebar propaganda di internet membuat Amerika Serikat (AS) ketar-ketir. Google langsung bereaksi dengan menghapus hampir 11.000 channel YouTube dan akun lainnya yang terkait dengan kampanye "berbahaya" sepanjang kuartal-II (Q2) 2025.

Penghapusan akun meliputi 7.700 channel YouTube yang terkait dengan kampanye China, dikutip dari CNBC International, Rabu (23/7/2025).

Kampanye-kampanye tersebut terutama membagikan konten dalam bahasa Mandarin dan Inggris yang mempromosikan China, mendukung Presiden Xi Jinping, dan mengomentari urusan luar negeri AS.

Sementara itu, lebih dari 2.000 channel YouTube yang dihapus terkait dengan kampanye Rusia. Konten-kontennya dalam banyak bahasa dan mendukung Rusia, serta mengkritik Ukraina, NATO, dan AS.

Pada Mei 2025, Google juga sudah menghapus 20 channel YouTube, 4 akun iklan, dan 1 blog yang terkait dengan RT, yakni outlet media yang dikontrol pemerintah Rusia.

Tim Pool, Dave Rubin dan Benny Johnson, yang merupakan pendukung setia Presiden AS Donald Trump, membuat konten untuk Tenent Media, perusahaan Tennessee yang dijelaskan dalam dakwaan, menurut NBC News.

YouTube mulai memblokir channel-channel RT sejak Maret 2022, sesaat setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Penghapusan akun-akun tersebut merupakan bagian dari upaya Google Threat Analysis Group untuk membasmi kampanye disinformasi global dan operasi pengaruh yang terkoordinasi.

Bukan cuma channel YouTube terkait China dan Rusia, beberapa akun diblokir Google juga merupakan terkait dengan negara-negara seperti Azerbaijan, Iran, Turki, Israel, Romania, dan Ghana, yang dinilai menargetkan rival politik.

Beberapa kampanye berpusat pada meningkatnya konflik geopolitik, termasuk narasi di kedua sisi perang Israel-Palestina.

"Temuan dari pembaruan terbaru ini sejalan dengan harapan kami atas pekerjaan rutin dan berkelanjutan ini," kata juru bicara YouTube dalam sebuah pernyataan.

Pada Q1 2025, Google membasmi lebih dari 23.000 akun.


Sementara itu, pada pekan lalu, Meta mengumumkan penghapusan sekitar 10 juta profil yang menjiplak penyedia konten skala besar sepanjang semester pertama 2025. Upaya ini untuk membasmi konten spam pada platform di bawah Meta seperti Facebook dan Instagram.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jarang Diketahui Orang, YouTube Ternyata Dibuat Pemuda Muslim

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular