Apple Investasi Rp 8,5 Triliun Amankan Pasokan Bahan Baku iPhone

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
19 July 2025 18:40
FILE PHOTO: An Apple Store employee walks past an illustration of iPhones at the new Apple Carnegie Library during the grand opening and media preview in Washington, U.S., May 9, 2019. REUTERS/Clodagh Kilcoyne/File Photo
Foto: REUTERS/Clodagh Kilcoyne

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan teknologi, Apple menginvestasikan US$500 juta atau setara dengan Rp 8,15 triliun dalam sebuah kesepakatan dengan perusahaan tanah jarang AS, MP Materials. Kesepakatan tersebut terjadi dalam menghadapi tekanan dari Presiden AS Donald Trump untuk memproduksi ponsel pintarnya yang populer di dalam negeri.

Dalam kesepakatan tersebut, pembuat IPhone ini berkomitmen untuk membeli magnet tanah jarang (LTJ) atau Rare Earth Element (REE) langsung dari MP Materials untuk membantu meningkatkan rantai pasokannya di AS.

Selain itu, Apple juga akan berkolaborasi dengan perusahaan tersebut untuk melakukan jalur daur ulang baru di California, yang akan menggunakan kembali material-material magnet tanah jarang yang didaur ulang untuk digunakan dalam produk-produk Apple.

Kesepakatan ini merupakan bagian dari investasi senilai US$500 miliar yang diumumkan Apple pada awal tahun ini. Investasi tersebut untuk memperluas operasinya di AS seiring dengan upaya pemerintahan Trump untuk mendorong produksi teknologi di dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap China.

Unsur-unsur tanah jarang tersebut sangat penting untuk segala hal mulai dari ponsel pintar hingga TV dan jet militer, telah menjadi alat tawar-menawar utama dalam perundingan perdagangan antara Washington dan Beijing. Hal ini dikarenakan China mengendalikan hampir semua pemrosesannya.

"Inovasi Amerika mendorong semua yang kami lakukan di Apple, dan kami bangga memperdalam investasi kami dalam ekonomi AS," kata CEO Apple Tim Cook dalam sebuah siaran pers, mengutip CNN Internasional, Sabtu (19/7).

"Bahan tanah jarang sangat penting untuk membuat teknologi canggih, dan kemitraan ini akan membantu memperkuat pasokan bahan penting ini di Amerika Serikat," sebutnya.

MP Materials menyebut, fasilitas MP Materials di Fort Worth, Texas, akan membuat lini produksi magnet baru khusus untuk produk Apple. Pengiriman diperkirakan akan dimulai pada tahun 2027 dan pada akhirnya akan mendukung ratusan juta perangkat Apple.

Nantinya, bahan-bahan tersebut akan dikirim ke seluruh Amerika Serikat dan seluruh dunia.

Apple mengatakan bahwa ekspansi ini akan menciptakan puluhan pekerjaan baru. Kedua perusahaan juga akan memberikan pelatihan untuk mengembangkan tenaga kerja AS untuk pembuatannya.

China memiliki monopoli virtual atas elemen logam tanah jarang, yang merupakan komponen penting untuk produk sehari-hari mulai dari ponsel pintar, turbin angin, lampu LED, dan TV layar datar. Unsur-unsur ini juga sangat penting untuk baterai pada kendaraan listrik serta pemindai MRI dan perawatan kanker.

Bahan-bahan ini ditemukan di seluruh kerak bumi tetapi sulit dan mahal untuk diekstraksi dan diproses. China memiliki satu-satunya peralatan yang dibutuhkan untuk memproses beberapa elemen dan saat ini menguasai 92% produksi global dalam tahap pemrosesan.

Meskipun kesepakatan MP Materials dapat membantu Apple mendapatkan dukungan dari Trump di tengah ancaman tarif, kesepakatan ini juga sejalan dengan upaya Apple untuk memasukkan lebih banyak bahan daur ulang ke dalam produknya. Hal itu juga merupakan sebuah rencana yang sudah ada jauh sebelum Trump menjabat.

Sebagai contoh, iPhone 16e, yang diluncurkan awal tahun ini, memiliki 30 persen konten daur ulang. Apple mengatakan bahwa mereka menggunakan logam tanah jarang yang didaur ulang pada produk-produk utamanya, termasuk pada magnet yang terdapat pada iPhone, iPad, Apple Watches, MacBook, dan model Mac terbaru.

Pemerintahan Trump telah mendorong Apple dan perusahaan-perusahaan teknologi raksasa lainnya untuk memproduksi produk mereka di Amerika Serikat, bukannya mengandalkan fasilitas perakitan dan operasi rantai pasokan yang sebagian besar berlokasi di Cina, India, dan Vietnam.

Namun, Apple belum membahas rencana untuk memindahkan produksi iPhone ke AS, dan tampaknya hal itu tidak mungkin terjadi. Hal ini dikarenakan perusahaan teknologi raksasa ini harus mengubah cara mereka membuat produk yang paling menguntungkan.

Kolaborasi Apple dan MP Manufacturing melibatkan pengembangan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk pembuatan magnet. Itulah salah satu alasan mengapa sangat sulit untuk memindahkan produksi iPhone ke Amerika Serikat. Sebab, Amerika tidak memiliki tenaga kerja dengan keahlian khusus yang dibutuhkan untuk melakukannya, kata para ahli.

"Keahlian untuk membuat setiap komponen adalah sesuatu yang harus dikerjakan dalam jangka waktu yang lama," kata David Marcotte, wakil presiden senior di perusahaan riset pasar internasional Kantar.

Cook, saat berbicara di acara Majalah Fortune pada tahun 2017, juga pernah berbicara tentang kesenjangan tenaga kerja di masa lalu, menggambarkan tenaga kerja di China sebagai kombinasi dari keterampilan pengrajin, robotika canggih, dan dunia ilmu komputer.

Namun, komitmen untuk berinvestasi di tanah jarang yang bersumber dari AS sepertinya akan menyenangkan Trump. Presiden telah memuji pengumuman investasi Apple sebelumnya sebagai kemenangan dalam upayanya untuk meningkatkan manufaktur Amerika.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi Bisa Jualan IPhone 16, Apple Mau Bangun R&D di Indonesia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular