
Dihantam Petaka Trump, Nasib Nvidia Mendadak Berubah

Jakarta, CNBC Inddonesia - Nasib Nvidia akhirnya mulai menunjukkan perubahan dan bangkit merajai posisi teratas sebagai perusahaan paling bernilai di dunia.
Sebelumnya, Nvidia sempat mengalami guncangan akibat 'petaka' kontrol ekspor terbaru dari Presiden AS Donald Trump. Nvidia dilarang menjual chip H20 yang selama ini dirancang khusus untuk pasar China.
Terlepas dari tantangan yang sempat membuat saham Nvidia anjlok, perusahaan yang didirikan Jensen Huang itu tak lama-lama terpuruk.
Laporan LSEG Workspace menempatkan Nvidia di puncak daftar perusahaan paling bernilai di dunia. Nvidia berhasil mengalahkan raksasa teknologi lainnya asal AS seperti Microsoft, Apple, Amazon, Alphabet, hingga Meta. Nilai pasarnya mencapai US$3,86 triliun, dikutip dari Reuters, Kamis (3/7/2025).
Nilai tersebut jauh di atas dua perusahaan yang ada dalam tiga besar. Microsoft mengantongi US$3,68 triliun dan Apple sebesar US$3,1 triliun.
Kendati demikian, nilai Nvidia belum bisa mengalahkan rekor tertinggi Apple yang pernah dicapai Desember 2024 sebesar US$3,9 triliun.
Analis Wedbush Securities, Daniel Ives memperkirakan Nvidia dan Microsoft bisa menembus kapitalisasi US$4 triliun pada pertengahan tahun ini. Bahkan dalam 1,5 tahun mencapai US$5 triliun.
"Kami percaya Nvidia dan Microsoft akan mencapai klub kapitalisasi pasar US$4 triliun pada musim panas dan selama 18 bulan ke depan fokusnya berada pada US$5 triliun. Karena pasar saham teknologi ini masih dalam tahap awal yang dipimpin Revolusi AI," jelas Ives.
Bangkitnya Nvidia diprakarsai optimisme pasar yang kembali mendukung perusahaan tersebut. Nvidia dinilai masih menjadi pemimpin di sektor AI. Pasar juga berharap akan ada permintaan yang lebih tinggi terhadap chip AI Nvidia.
Petaka Trump Guncang Nvidia
Nasib baik ini berbanding terbalik dengan apa yang harus dilalui Nvidia beberapa waktu lalu. Bisnisnya terancam setelah Trump mengeluarkan kebijakan ekspor yang lebih ketat untuk China.
Hal tersebut membuat chip H20 milik Nvidia yang tak bisa dijual ke China. Padahal sudah dibuat khusus agar tidak terlalu canggih dan lolos aturan.
Kebijakan itu berdampak besar karena Nvidia berpotensi kehilangan pasar China. Negara tersebut berkontribusi 13% pada penjualan chip Nvidia sepanjang tahun lalu.
Sementara itu dalam laporan yang sama, tiga perusahaan yakni Meta, Broadcom, dan Amazon mengalami kenaikan pasar dari bulan sebelumnya. Meta melonjak 14% menjadi US$1,86 triliun.
Nilai pasar Broadcom juga naik 13,9% menjadi US$1,3 triliun. Amazon kini mengantongi US$1,02 triliun, naik dari bulan lalu sebesar 7%.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump Pantang Mundur, Blokir China Makin Ganas