MARKET DATA

Emiten Ini Dirumorkan Akan Garap PLTS Bareng Danantara, Cek Sahamnya

Susi Setiawati,  CNBC Indonesia
18 December 2025 08:35
Pembangkit listrik tenaga surya skala besar pertama di Aden, Yaman. (REUTERS/Fawaz Salman)
Foto: Pembangkit listrik tenaga surya skala besar pertama di Aden, Yaman. (REUTERS/Fawaz Salman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rumor PT Sentul City Tbk (BKSL) untuk masuk ke proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) bersama Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia kini kembali mencuat.

PT Sentul City Tbk (BKSL) mulai melirik peluang ekspansi bisnis di luar inti usaha properti dengan menjajaki pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Langkah tersebut mencuat setelah beredar rumor di pasar mengenai kemungkinan kolaborasi BKSL dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia dalam proyek PLTS skala besar, termasuk isu keterlibatan mitra dari China dalam skema kerja sama yang sama.

Hingga saat ini, BKSL mengakui telah melakukan pembicaraan pada tahap awal, mencakup studi dan penjajakan atas beberapa alternatif kerja sama untuk masuk ke bisnis PLTS. Pada fase ini, perusahaan masih memetakan bentuk keterlibatan yang paling memungkinkan, baik sebagai pihak strategis dalam proyek maupun sebagai penyedia lahan.

Manajemen menyampaikan bahwa pembahasan juga mencakup pertanyaan kunci mengenai kontribusi BKSL apabila kerja sama berlanjut, termasuk apakah perseroan akan terlibat secara aktif dalam aspek operasional dan/atau pendanaan. "Sampai saat ini, sudah ada pembicaraan dalam tahap studi awal dan penjajakan terkait beberapa alternatif kerja sama," tulis manajemen BKSL dalam surat yang ditandatangani dua direktur, Adi Syahruzad dan Tjetje Muljanto, sebagaimana dikutip pada Rabu (29/7/2025).

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menanyakan apakah rencana kerja sama PLTS yang beredar telah didukung dokumen resmi, seperti nota kesepahaman (MoU) atau komitmen hukum sejenis. BKSL menegaskan bahwa pembahasan belum sampai pada tahap tersebut karena belum ada kesepakatan dengan pihak terkait. Manajemen juga menyatakan perseroan belum memiliki kesepahaman terkait rencana yang dirumorkan.

Di tengah klarifikasi BKSL, Danantara juga sempat menyampaikan bantahan atas isu kerja sama dengan Sentul City dalam rumor proyek yang beredar. Kondisi ini menegaskan bahwa narasi kolaborasi lintas pihak yang ramai diperbincangkan pasar belum dapat diperlakukan sebagai kepastian bisnis, setidaknya sampai muncul pengumuman resmi yang bersifat mengikat.

Dari sisi rasionalitas bisnis, penjajakan BKSL terhadap PLTS dinilai sejalan dengan karakter aset perusahaan sebagai pengembang kawasan yang memiliki cadangan lahan besar. Pemberitaan menyebutkan landbank BKSL mencapai lebih dari 14.000 hektare, yang secara teori dapat menjadi modal penting untuk pengembangan proyek berbasis pemanfaatan lahan, termasuk PLTS, apabila kelayakan teknis, perizinan, dan model komersialnya memenuhi kriteria para pihak.

BKSL juga sebelumnya menyatakan sikap terbuka untuk mengeksplorasi peluang usaha lain di luar properti, terutama karena memiliki lahan yang luas. Meski demikian, perusahaan pada saat itu menegaskan belum dapat menyampaikan informasi lebih jauh kepada publik terkait detail rencana PLTS.

Dalam konteks diversifikasi, BKSL juga telah memiliki entitas yang diposisikan untuk fokus pada peluang energi terbarukan, yakni PT Sentul City Green Energy.

Melalui entitas tersebut, arah investasi energi terbarukan, termasuk energi surya menjadi salah satu jalur yang secara struktur korporasi dapat digunakan untuk pengembangan bisnis di sektor ini, meski realisasi proyek tetap bergantung pada kesepakatan, studi kelayakan, dan kejelasan mitra.

Sepanjang tahun ini, pergerakan saham BKSL sudah mencatatkan kenaikan 91,55% di level Rp136 per lembar saham hingga perdagangan 17 Desember 2025. BKSL tengah berada di level support Rp136 per lembar saham. Mencuatnya kabar ini memberikan peluang harga saham BKSL bisa kembali ke level Rp190.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)



Most Popular