MARKET DATA
Newsletter

Di Tengah Kabar UMP & Alarm Amerika, BI Bertaruh Besar Soal Suku Bunga

Gelson Kurniawan,  CNBC Indonesia
17 December 2025 06:20
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (ketiga kiri) saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Januari 2025 dengan Cakupan Triwulanan pada Rabu (15/1/2025). (REUTERS/Willy Kurniawan)
Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (ketiga kiri) saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Januari 2025 dengan Cakupan Triwulanan pada Rabu (15/1/2025). (REUTERS/Willy Kurniawan)
  • Pasar keuangan RI ditutup beragam, IHSG dan SBN menguat sementara rupiah kembali melemah.
  • Wall Street ditutup beragam, Dow Jones dan S&P melemah sementara Nasdaq menguat
  • Keputusan bunga Indonesia, bats UMP dan juga rilis data AS menjadi penggerak pasar kemarin

Jakarta,CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam, bursa saham menguat sementara rupiah kembali melemah.

Pasar keuangan Indonesia diharapkan kompak menguat pada hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi sentimen hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terapresiasi 36,81 poin atau menguat 0,43% pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (16/12/2025). IHSG parkir di level 8.686,47 setelah sepanjang hari bergerak naik turun di zona hijau dan merah.

Sebanyak 355 saham naik, 296 turun, dan 146 tidak bergerak. Nilai transaksi kemarin tergolong ramai atau mencapai Rp 29,58 triliun, melibatkan 49,75 miliar saham dalam 2,75 juta kali transaksi.

Mayoritas sektor perdagangan berada di zona hijau, dengan penguatan terbesar dicatatkan oleh sektor utilitas, konsumer non primer dan energi. Sementara itu hanya sektor finansial dan kesehatan yang terkoreksi kemarin.

Sejumlah emiten yang menjadi penopang kinerja IHSG kemarin termasuk DSSA, BRPT, GOTO, TLKM dan COIN. Sementara itu emiten yang membebani kinerja IHSG kemarin termasuk BBCA, BBRI, BBNI, ANTM dan BNLI.

Adapun pelaku pasar masih berada pada stance wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia yang akan diumumkan Rabu (17/12/2025) yang juga menjadikan pengumuman suku bunga BI terakhir pada tahun ini. Sejumlah data dari Amerika Serikat (AS) juga akan menjadi penggerak pasar kemarin.

Kondisi eksternal yang suram akibat data China tersebut menjadi latar belakang yang berat saat Bank Indonesia (BI) memulai hari pertama Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin (Selasa, 16/12).

Gubernur BI dan timnya kini dihadapkan pada dilema kebijakan yang pelik. Di satu sisi, perlambatan tajam ekonomi mitra dagang utama menuntut adanya pelonggaran moneter agar ekonomi domestik tidak ikut terseret arus resesi global.

Lanjut ke nilai tukar Rupiah. Mata uang rupiah kembali melanjutkan pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin, Selasa (16/12/2025).

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan kemarin, Selasa (16/12/2025) rupiah ditutup terdepresiasi 0,15% atau terkoreksi ke level Rp16.685/US$. Sepanjang perdagangan kemarin, rupiah bergerak di range level Rp16.660 - Rp16.693/US$.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, pada pukul 15.00 WIB tengah mengalami pelemahan tipis 0,03% di level 98,281.

Pelemahan rupiah kemarin terjadi di tengah sikap hati-hati pelaku pasar yang menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dimulai kemarin dan akan berlanjut hingga pengumuman keputusan kebijakan moneter pada Rabu (17/12/2025).

Sebagai catatan, pada RDG terakhir yang berlangsung 18-19 November 2025, Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI-Rate di level 4,75%, dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75% dan Lending Facility sebesar 5,50%.

BI menyatakan akan terus mencermati efektivitas transmisi kebijakan moneter yang akomodatif, prospek pertumbuhan ekonomi dan inflasi, serta stabilitas nilai tukar rupiah dalam memanfaatkan ruang kebijakan ke depan.

Dari sisi eksternal, dolar AS bergerak dengan kecenderungan melemah menjelang rilis sejumlah data ekonomi penting Amerika Serikat. Namun sayangnya, di tengah pelemahan dolar AS di pasar global, rupiah belum mampu memanfaatkan momentum tersebut.

Sementara dari sisi Surat Berharga Negara (SBN), imbal hasil obligasi negara 10 tahun tengah melemah ke 6,148% yang sebelumnya bertengger di level 6,162%.

Imbal hasil yang melandai menandai harga SBN tengah menguat karena diburu investor.

Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Stret ditutup beragam pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari.

Indeks S&P 500 kembali melemah seiring pelaku pasar mencerna rilis laporan ketenagakerjaan November yang tertunda.

Indeks S&P turun 0,24% dan ditutup di level 6.800,26, sementara Nasdaq Composite justru menguat 0,23% ke posisi 23.111,46. Adapun Dow Jones Industrial Average merosot 302,30 poin atau 0,62%, dan ditutup di 48.114,26.

Harga minyak mentah AS juga berada di bawah tekanan signifikan pada Selasa, jatuh ke level terendah sejak awal 2021. Saham-saham sektor energi ikut tertekan. Saham raksasa migas Exxon Mobil dan Chevron masing-masing turun sekitar 2%. Emiten lain seperti ConocoPhillips dan Marathon Petroleum juga mencatatkan penurunan.

Sebelumnya pada Selasa, laporan ketenagakerjaan November tercatat lebih baik dari perkiraan. Data dari Bureau of Labor Statistics (BLS) menunjukkan penambahan 64.000 lapangan kerja sepanjang bulan tersebut. Ekonom yang disurvei Dow Jones sebelumnya memperkirakan kenaikan 45.000 pekerjaan non-pertanian.

Namun, BLS juga melaporkan bahwa pada Oktober terjadi pengurangan 105.000 lapangan kerja. Tingkat pengangguran naik ke 4,6%, lebih tinggi dari proyeksi Dow Jones sebesar 4,5%, sehingga memicu kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi Amerika Serikat.

Peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada bulan depan tidak berubah setelah rilis data tenaga kerja terbaru. CME FedWatch Tool menunjukkan peluang pemangkasan suku bunga pada Januari masih kecil. Pelaku pasar kontrak berjangka suku bunga Fed saat ini mematok peluang pemangkasan sebesar 24%, sama seperti sehari sebelumnya.

"Data hari ini menggambarkan ekonomi yang sedang mengambil napas," ujar Gina Bolvin, Presiden Bolvin Wealth Management Group, kepada CNBC.

Dia menambahkan pertumbuhan lapangan kerja masih bertahan, tetapi mulai terlihat retakan. Konsumen masih berdiri, namun tidak berlari kencang. Kombinasi ini memberi The Fed ruang lebih besar untuk berputar arah tanpa kepanikan dan memberi investor alasan untuk fokus pada kualitas, pendapatan, dan tema jangka panjang, bukan kebisingan jangka pendek.

Secara khusus, Broadcom, Oracle, dan Microsoft ditutup lebih rendah seiring investor terus merealisasikan keuntungan dari saham AI yang sebelumnya melonjak tajam, lalu beralih ke sektor lain seperti layanan kesehatan dan utilitas.

"Sepenuhnya normal jika perdagangan saham AI dan teknologi mengalami koreksi dan mengambil jeda," kata Eric Diton, Presiden dan Managing Director The Wealth Alliance, kepada CNBC.

"Apakah ada risiko? Tentu saja," tambahnya. "Namun apakah ini pasar yang tidak sehat? Tidak. Justru kita melihat pasar yang semakin melebar." Imbuhnya,

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen yang bergerak pada hari ini. Sentimen terbesar akan datang dari keputusan BI dalam memutuskan suku bunga. 
Sentimen lainnya akan datang dari AS yakni data inflasi.

Berikut beberapa sentimen yang bisa menggerakkan pasar hari ini:

Pengumuman Hasil RDG Bank Indonesia

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia hari ini akan berakhir. BI akan mengumumkan hasil keputusan rapat pada Rabu siang pukul 14.00 WIB di tengah tekanan eksternal yang semakin nyata, mulai dari ekonomi China hingga data di AS.

Sorotan utama tertuju pada data penjualan ritel China yang anjlok, hanya tumbuh 1,3%, jauh di bawah ekspektasi pasar.

Angka ini menjadi sinyal merah bahwa permintaan domestik di negara mitra dagang utama Indonesia tersebut sedang terpuruk parah.

Bagi Indonesia, kondisi ini membawa risiko penurunan permintaan komoditas ekspor unggulan seperti batu bara dan nikel, yang dapat menekan neraca transaksi berjalan di penghujung tahun.

Dalam situasi ini, konsensus pasar berada di level yang sama di mana 50% pengamat berekspektasi dalam menurunkan suku bunga sementara sisanya mempertahankan suku bunga.

Prioritas utama Gubernur BI saat ini adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan daya tarik aset keuangan domestik agar tidak terjadi arus keluar modal (capital outflow). Namun, pelaku pasar akan sangat jeli mencermati pernyataan resmi BI hari ini untuk mencari sinyal arah kebijakan tahun 2026.

Pertanyaan kuncinya adalah apakah BI mulai membuka peluang pelonggaran guna memacu kredit dan sektor riil, mengingat risiko stagnasi global yang semakin nyata bisa merembet ke ekonomi domestik.

Aturan UMP Sudah Diteken, Prabowo Umumkan Hari Ini?

Presiden Prabowo Subianto telah menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Pengupahan terbaru. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengungkapkan, PP itu diteken Selasa (16/12/2025).
Presiden juga dijadwalkan mengumumkan aturan UMP di istana pada hari ini, Rabu (17/12/2025) meskipun agendanya masih tentatif.

"Dan, hasilnya sudah dilaporkan kepada Bapak Presiden. Alhamdullah, PP Pengupahan telah ditandatangani oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto pada hari ini, Selasa, 16 Desember 2025," katanya dalam keterangan resmi, Selasa malam (16/12/2025).



"Setelah memperhatikan masukan dan aspirasi dari berbagai pihak, khususnya dari Serikat Pekerja/Serikat Buruh, akhirnya Bapak Presiden memutuskan formula kenaikan upah sebesar Inflasi + (Pertumbuhan Ekonomi x Alfa) dengan rentang Alfa 0,5 - 0,9," tambah Yassierli.

Dia menambahkan, keputusan Prabowo itu merupakan komitmen untuk menjalankan Putusan Mahkamah Kosntitusi (MK) Nomor 168/2023.

"Perhitungan kenaikan upah minimum akan dilakukan oleh Dewan Pengupahan Daerah, untuk disampaikan sebagai rekomendasi kepada Gubernur," ucap Yassierli.

Khusus untuk tahun 2026, Gubernur menetapkan besaran kenaikan upah selambat- lambatnya tanggal 24 Desember 2025.

Dia mengungkapkan, PP Pengupahan tersebut juga menginstruksikan Gubernur wajib menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan dapat menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).

Selain itu, Gubernur wajib menetapkan Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMSP) dan juga dapat menetapkan Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK).

"Kami berharap kebijakan pengupahan yang dituangkan dalam PP Pengupahan tersebut menjadi kebijakan yang terbaik bagi semua pihak," kata Yassierli.

Potensi Defisit APBN 2025 Melebar ke 2,78%

Kementerian Keuangan memperbarui proyeksi fiskal akhir tahun, di mana defisit APBN 2025 diperkirakan melebar mencapai 2,78% terhadap PDB, melampaui desain awal sebesar 2,53%.

Pelebaran ini dipicu oleh realisasi penerimaan negara, khususnya pajak, yang mengalami shortfall (hanya mencapai sekitar 94,9% dari target) akibat moderasi harga komoditas.

Di sisi lain, kebutuhan belanja negara tetap tinggi untuk menjaga stimulus ekonomi dan perlindungan sosial di akhir tahun.

Meskipun defisit melebar, pemerintah memastikan pengelolaan fiskal tetap disiplin dengan menjaga angka tersebut di bawah batas aman 3% sesuai mandat undang-undang. Saat ini, pemerintah tengah melakukan langkah "kalibrasi" anggaran di sisa dua minggu terakhir tahun 2025.

Langkah ini krusial untuk menyeimbangkan pengeluaran dan menjaga kepercayaan investor pemegang Surat Berharga Negara (SBN) bahwa kesehatan anggaran Indonesia tetap terjaga, serta memastikan pemerintah tidak perlu menerbitkan utang berlebih secara mendadak.

Tarif Impor Tembus US$ 200 Miliar

Kebijakan perdagangan proteksionis AS di bawah Presiden Trump mulai menunjukkan dampak finansial masif, dengan penerimaan tarif mencapai lebih dari US$ 200 miliar (sekitar Rp 3.338 triliun) sepanjang 2025.

Tarif ini menyasar negara-negara dengan surplus dagang besar, yang secara efektif meningkatkan biaya bagi eksportir global untuk masuk ke pasar AS.

Kebijakan ini juga mencakup tarif khusus terkait isu keamanan nasional (seperti tarif fentanil untuk China dan Meksiko) yang semakin memperketat arus barang.

Dampaknya mulai terlihat nyata dengan penurunan volume impor AS pada bulan November, mengindikasikan bahwa biaya tinggi mulai menekan permintaan konsumen AS. Bagi Indonesia dan negara berkembang lainnya, ini adalah tantangan besar untuk menavigasi hambatan dagang non-tradisional.

Situasi ini memaksa eksportir untuk mencari strategi baru atau pasar alternatif guna menjaga kinerja perdagangan di tengah tembok tarif yang semakin tinggi dan pasar AS yang makin tertutup.

JPMorgan Luncurkan Reksa Dana Tokenisasi

JPMorgan Chase & Co. melakukan terobosan besar dengan meluncurkan reksa dana pasar uang berbasis token pertamanya, My OnChain Net Yield Fund (MONY). Dengan modal awal US$ 100 juta, produk ini menggunakan teknologi blockchain Ethereum untuk pencatatan transaksi.

Langkah ini memungkinkan investor memegang token digital sebagai bukti kepemilikan aset, menawarkan efisiensi transaksi yang lebih tinggi, penyelesaian instan, dan likuiditas yang lebih cepat dibandingkan reksa dana konvensional.

Peluncuran ini menandai semakin kaburnya batas antara keuangan tradisional dan aset digital, didorong oleh regulasi Genius Act di AS.

MONY memungkinkan investor menggunakan stablecoin USDC untuk bertransaksi, menjawab kebutuhan pasar kripto yang ingin mendapatkan imbal hasil dari dana mengendap tanpa harus keluar dari ekosistem blockchain.

Inisiatif JPMorgan ini diprediksi akan memicu tren adopsi tokenisasi aset riil (Real World Asset) yang lebih luas di kalangan institusi keuangan global, bersaing langsung dengan pemain seperti BlackRock dan Fidelity yang juga agresif di sektor ini.

Jamie Dimon, chairman and chief executive officer of JPMorgan Chase & Co., during a Bloomberg Television interview at the JPMorgan Global High Yield and Leveraged Finance Conference in Miami, Florida, US, on Monday, March 6, 2023. Dimon said last month that the US economy was still performing well, with strength in consumer spending and plentiful jobs. Photographer: Marco Bello/Bloomberg via Getty ImagesFoto: Bloomberg via Getty Images/Bloomberg
Jamie Dimon, chairman and chief executive officer of JPMorgan Chase & Co., during a Bloomberg Television interview at the JPMorgan Global High Yield and Leveraged Finance Conference in Miami, Florida, US, on Monday, March 6, 2023. Dimon said last month that the US economy was still performing well, with strength in consumer spending and plentiful jobs. Photographer: Marco Bello/Bloomberg via Getty Images

Revolusi Cukai Rokok dengan Sistem Pelacak Digital

Pemerintah berencana memodernisasi pengawasan cukai hasil tembakau (CHT) menggunakan pita cukai berbasis teknologi pelacak digital canggih.

Bekerja sama dengan Perum Peruri, sistem baru ini memungkinkan verifikasi keaslian dan pelacakan asal-usul rokok secara real-time melalui kode unik (coding).

Ide ini juga sejalan dengan masukan dari Utusan Khusus Presiden, Hashim Djojohadikusumo, yang mendorong otomatisasi untuk menekan peredaran rokok ilegal yang merugikan negara.

Langkah modernisasi ini diharapkan dapat menutup celah kebocoran penerimaan negara secara signifikan. Saat ini, proses implementasi masih dalam tahap negosiasi harga teknologi agar efisien bagi anggaran negara maupun pelaku industri.

Jika berjalan efektif, sistem ini akan menjadi instrumen vital dalam mengamankan target penerimaan cukai yang semakin menantang, sekaligus memberikan perlindungan lebih baik bagi konsumen dari produk ilegal yang tidak terstandarisasi.

Bea Keluar Batu Bara dan Emas Mulai Januari 2026

Pemerintah memastikan penerapan bea keluar untuk batu bara mulai Januari 2026 dengan tarif 1% hingga 5%, menargetkan tambahan penerimaan negara sebesar Rp 20 triliun.

Kebijakan ini mengakhiri periode insentif bebas bea keluar, menandakan fokus pemerintah kembali pada optimalisasi penerimaan dari sumber daya alam dan mengurangi "subsidi terselubung" bagi eksportir komoditas mentah di tengah harga yang masih menguntungkan.

Selain itu, aturan bea keluar emas juga ditetapkan secara progresif antara 7,5% hingga 15% sesuai tingkat pemurniannya dan harga referensi global.

Kebijakan ini memiliki tujuan ganda: mengamankan bagian negara saat harga emas dunia meroket dan memaksa industri pertambangan melakukan hilirisasi di dalam negeri.

Tarif yang lebih rendah diberikan kepada produk yang lebih murni, memberikan insentif kuat bagi perusahaan tambang untuk membangun fasilitas pemurnian (smelter) bernilai tambah di Indonesia.

Daya Beli Stagnan dan Penurunan Upah Riil

Laporan terbaru Bank Dunia menyoroti tantangan struktural serius pada ekonomi Indonesia, di mana konsumsi rumah tangga diproyeksikan tumbuh stagnan di bawah 5% hingga 2027. Faktor utamanya adalah penurunan upah riil rata-rata sebesar 1,1% per tahun sejak 2018.

Bank Dunia mencatat bahwa penciptaan lapangan kerja baru didominasi oleh sektor berproduktivitas rendah seperti pertanian dan jasa informal, sementara sektor formal berkualitas tinggi belum menyerap tenaga kerja secara optimal.

Laporan ini juga menyoroti tingginya angka pemuda yang tidak bekerja dan tidak sekolah (NEET), terutama perempuan, yang menjadi peringatan keras bagi produktivitas masa depan.

Tanpa perbaikan kualitas lapangan kerja, Indonesia berisiko terjebak dalam pertumbuhan ekonomi yang moderat karena mesin utama ekonomi-yaitu konsumsi rumah tangga-kehilangan tenaga.

Bank Dunia menyarankan reformasi struktural mendesak untuk mendorong sektor swasta menciptakan lapangan kerja berkualitas guna memulihkan daya beli masyarakat.

Pasar Tenaga Kerja AS Melemah, Sinyal Pivot The Fed?

Pertumbuhan lapangan kerja AS pada November tercatat 64.000, berbanding terbalik dengan penurunan 105.000 pada Oktober, serta lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan sekitar 50.000.

Kenaikan tenaga kerja pada November terutama terjadi di sektor layanan kesehatan dan konstruksi, sementara pemerintah federal kembali kehilangan pekerja.

Sebaliknya, lapangan kerja di sektor transportasi dan pergudangan turun 18.000. Pemerintah federal kehilangan 6.000 pekerjaan pada November dan 162.000 pekerjaan pada Oktober, mencerminkan keluarnya pegawai federal yang menerima skema pensiun dini (deferred buyouts) sebagai bagian dari dorongan mantan Presiden Donald Trump untuk mengecilkan ukuran pemerintahan.

Selain itu, revisi data menunjukkan total nonfarm payroll untuk Agustus direvisi turun 22.000, dari sebelumnya -4.000 menjadi -26.000. Data September juga direvisi turun 11.000, dari +119.000 menjadi +108.000.

Meski membaik data ketenagakerjaan AS terbaru mengonfirmasi pendinginan ekonomi yang signifikan, dengan non-farm payrolls hanya bertambah 64.000 dan tingkat pengangguran naik menjadi 4,6% tertinggi sejak September 2021.

Angka ini jauh lebih lemah dari rata-rata historis, menandakan pasar tenaga kerja AS mulai "retak" akibat tekanan suku bunga tinggi yang berkepanjangan. Narasi "Soft Landing" kini terancam berubah menjadi kekhawatiran resesi jika tidak segera ditangani oleh bank sentral.

Kondisi ini mengubah ekspektasi pasar secara drastis. The Fed kini diprediksi kuat akan segera melakukan pemangkasan suku bunga (pivot) untuk mencegah kerusakan ekonomi lebih lanjut, karena mandatnya kini bergeser dari melawan inflasi ke menyelamatkan lapangan kerja.

Bagi pasar negara berkembang, potensi pelemahan Dolar AS akibat langkah ini menjadi sentimen positif, memberikan ruang napas bagi mata uang lokal (Rupiah) dan menurunkan biaya pinjaman global di tahun depan.

Neraca Perdagangan Jepang

Menjelang rilis data hari ini (Rabu), pasar menantikan Neraca Perdagangan Jepang yang diproyeksikan mencatat surplus signifikan sebesar 71,2 miliar Yen, jauh lebih optimis dibandingkan dengan data terakhir yang berada pada level -231,8 miliar Yen.

Surplus ini didorong oleh fenomena "J-Curve", di mana depresiasi mata uang Yen akhirnya sukses mendongkrak volume ekspor produk andalan seperti otomotif dan elektronik yang menjadi lebih murah bagi pembeli global.

Meskipun impor energi jelang musim dingin tetap tinggi, surplus neraca dagang ini menjadi modal krusial bagi Bank of Japan (BoJ). Data yang positif akan memberikan "lampu hijau" bagi BoJ untuk menaikkan suku bunga (normalisasi kebijakan) pada hari Jumat nanti.

Surplus ini menandakan bahwa sektor eksternal Jepang cukup kuat untuk menghadapi pengetatan moneter, memberikan kepercayaan diri lebih bagi otoritas moneter Jepang untuk keluar dari era suku bunga rendah.

Simak rilis data dan agenda hari ini:

  • Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia
  • Presiden mengumumkan UMP 2026 di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Kota Jakarta Pusat
  • Presiden bertemu kepala daerah se-Papua di halaman tengah Istana Kepresidenan, Kota Jakarta Pusat
  • End-Year Gathering AlamTri di Beerhall, SCBD, Kota Jakarta Selatan
  • INALUM Media Gathering 2025 di Eco Deck, Plataran Senayan, Kota Jakarta Pusat
  • Konferensi pers virtual Cushman & Wakefield Indonesia "Proyeksi & Prospek Properti di Koridor MRT Jakarta
  • PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) menggelar konferensi pers "Kesiapan Bandara-bandara InJourney Airports dalam Natal dan Tahun Baru 2025/2026" di Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang
  • Konferensi pers Capaian Kinerja Sektor Kelautan dan Perikanan Tahun 2025 Part III di Media Center KKP, Kota Jakarta Pusat
  • Syukuran dan Peluncuran Buku Partisipasi Indonesia dalam Expo 2025 Osaka yang akan dihadiri oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas di Gedung Kementerian PPN/Bappenas, Kota Jakarta Pusat
  • Konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulan Desember 2025 secara daring yang akan diumumkan oleh Gubernur Bank Indonesia
  • RUPSLB PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta
  • Pencatatan perdana saham dan konferensi pers PT Super Bank Indonesia Tbk. sebagai perusahaan tercatat ke-26 Tahun 2025 di Bursa Efek Indonesia
  • Talkshow Registrasi Biometrik di Hotel The Westin, Kota Jakarta Selatan. Turut hadir antara lain Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital
  • Neraca Perdagangan Jepang
  • Inflasi Inggris

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri hari ini:

  • Pemberitahuan RUPS Rencana Pudjiadi & Sons Tbk
  • Pemberitahuan RUPS Rencana Argha Karya Prima Ind. Tbk
  • Pemberitahuan RUPS Rencana PT Jasa Marga Tbk
  • Pemberitahuan RUPS Rencana PT Shield On Service Tbk.
  • Pemberitahuan RUPS Rencana Kimia Farma Tbk.
  • Pemberitahuan RUPS Rencana PT LCK Global Kedaton Tbk
  • Pemberitahuan RUPS Rencana PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk
  • Pemberitahuan RUPS Rencana PT Timah Tbk
  • Pemberitahuan RUPS Rencana PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
  • Pemberitahuan RUPS Rencana PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk
  • Pembayaran Dividen Tunai Interim PT Idea Indonesia Akademi Tbk
  • Pembayaran Dividen Tunai Interim PT Zurich Asuransi Indonesia Tbk
  • Ex Dividen Tunai Interim PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk.

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

-

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]



Most Popular
Features