MARKET DATA

Rupiah Melemah: Ini Hitungan-Hitungan Liburan ke Malaysia & Jepang?

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia
16 December 2025 17:30
Seorang pria mengendarai sepeda di tengah hujan salju  di Tokyo, Jepang, Kamis (6/1/2022). (REUTERS/Issei Kato)
Foto: Seorang pria mengendarai sepeda di tengah hujan salju di Tokyo, Jepang, Kamis (6/1/2022). (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan nilai tukar rupiah membuat biaya liburan ke luar negeri semakin mahal, terutama ke negara-negara tujuan utama wisatawan Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Desember 2024, lima negara yang paling banyak dikunjungi wisatawan Indonesia adalah Malaysia, Singapura, China, Thailand, dan Jepang. Ironisnya, rupiah justru terdepresiasi terhadap seluruh mata uang negara tersebut sepanjang tahun ini.

Melansir data Refinitiv, sejak 31 Desember 2025 hingga penutupan perdagangan Senin, (15/12/2025), rupiah mencatatkan pelemahan paling dalam terhadap baht Thailand sehingga menjadikannya destinasi yang terasa paling mahal bagi wisatawan Indonesia.

Dengan asumsi wisatawan menukarkan dana yang sama sebesar Rp10 juta, perbedaan nilai tukar yang didapat semakin menyusut akibat pelemahan rupiah.

Sepanjang 2025, rupiah terdepresiasi sekitar 13,50% terhadap baht Thailand, dari level Rp466,98 per baht pada 2024 menjadi Rp530 per baht saat ini.

Artinya, Rp10 juta yang pada 2024 masih dapat ditukarkan menjadi sekitar 21.414 baht, kini pada 2025 hanya setara dengan sekitar 18.868 baht. Dengan dana yang sama, wisatawan Indonesia kehilangan sekitar 2.546 baht dibandingkan tahun lalu.

Posisi berikutnya ditempati oleh ringgit Malaysia, mata uang negara tujuan wisata nomor satu bagi warga Indonesia. Rupiah tercatat melemah sekitar 13,39% terhadap ringgit Malaysia, dari Rp3.591 per ringgit pada 2024 menjadi Rp4.072 per ringgit pada 2025, sekaligus mencetak posisi terlemah rupiah sepanjang sejarah.

Dampaknya, jika pada 2024 wisatawan menukarkan Rp10 juta dan memperoleh sekitar 2.784 ringgit, maka pada 2025 jumlah yang didapat hanya sekitar 2.455 ringgit, atau berkurang sekitar 328 ringgit dengan nominal rupiah yang sama.

Depresiasi rupiah juga terasa terhadap dolar Singapura. Nilai tukar rupiah melemah sekitar 9,61%, dari Rp11.780 per dolar Singapura pada 2024 menjadi Rp12.912 per dolar Singapura saat ini.

Dengan asumsi penukaran Rp10 juta, wisatawan Indonesia yang tahun lalu masih bisa mendapatkan sekitar 849 dolar Singapura, kini hanya memperoleh sekitar 774 dolar Singapura, atau turun sekitar 74 dolar Singapura.

Terhadap yuan China, rupiah tercatat terdepresiasi sekitar 7,21% dari Rp2.204 per yuan pada 2024 menjadi Rp2.363 per yuan pada 2025.

Konsekuensinya, Rp10 juta yang sebelumnya setara dengan sekitar 4.537 yuan, kini hanya bernilai sekitar 4.232 yuan, atau berkurang sekitar 305 yuan dibandingkan tahun lalu.

Sementara itu, pelemahan rupiah yang paling terbatas terjadi terhadap yen Jepang, yakni sekitar 4,33% sepanjang tahun. Nilai tukar rupiah bergerak dari Rp103,04 per yen pada 2024 menjadi Rp107,5 per yen pada 2025.

Meski menjadi yang paling kecil secara persentase, dampaknya tetap terasa. Dengan asumsi dana yang sama sebesar Rp10 juta, wisatawan Indonesia kini memperoleh sekitar 93.023 yen, lebih rendah sekitar 4.026 yen dibandingkan 97.050 yen yang bisa didapatkan pada 2024

Urutan pelemahan ini menunjukkan bahwa Thailand dan Malaysia menjadi destinasi yang paling terasa mahal bagi wisatawan Indonesia, sementara Jepang relatif lebih "ringan" akibat dari melemahnya nilai tukar rupiah.

Namun secara keseluruhan, depresiasi rupiah terhadap seluruh mata uang negara tujuan utama ini menegaskan bahwa biaya perjalanan luar negeri bagi wisatawan Indonesia kini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)



Most Popular