MARKET DATA

Menhut Raja Juli Buka Data Deforestasi Hutan RI, Faktanya: Makin Parah

ras,  CNBC Indonesia
06 December 2025 13:30
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (4/12/2025). (Tangkapan Layar Youtube/DPR RI)
Foto: Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (4/12/2025). (Tangkapan Layar Youtube/DPR RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat deforestasi atau penggundulan hutan di Indonesia meningkat tajam dalam lima tahun terakhir. Terutama di tiga wilayah bencana longsor dan banjir Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Data tersebut dibuka oleh Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni saat rapat bersama Komisi IV DPR RI pada Kamis (4/12/2025).

Berdasarkan tabel yang ia tampilkan, pada periode Januari hingga September 2025 tingkat deforestasi Indonesia sebesar 166.450 hektar are (Ha). Meskipun belum habis tahun angka tersebut telah naik 47.358 Ha atau 28% dari jumlah hutan digunduli pada 2020 seluas 119.092 Ha.

Berikut grafiknya:



Meskipun demikian, Raja Juli menyebut terjadi penurunan penggundulan hutan atau deforestasi pada 2025 dibandingkan 2024.

"Saya ingin menyampaikan laporan umum tentang kondisi deforestasi hutan kita. Pada tahun 2025, deforestasi Indonesia hingga bulan September, sekali lagi saya tegaskan sampai bulan September karena kami akan ukur kembali nanti di akhir Desember," kata Raja Juli mengawali pernyataannya dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI di gedung parlemen, Jakarta dikutip Sabtu (6/12/2025).

Menhut mengungkapkan bahwa deforestasi Indonesia per September sebesar 166.450 Ha atau turun 49.766 Ha atau 23,01% dari 2024 yang mencapai 216.216 Ha.

Deforestasi di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat Meluas Signifikan

Raja Juli juga menampilkan grafik deforestasi di tiga wilayah bencana longsor dan banjir Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat yang semakin luas secara eksponensial.

Berdasarkan data Menhut Raja Juli yang dipaparkan, deforestasi di Aceh pada 2024 hingga September 2025 seluas 10.100 Ha. Jumlah ini jauh lebih parah dibandingkan 2020 yakni seluas 1.918 Ha atau meningkat 8.182 Ha (426,59%).

Di tengah penggundulan yang masif di Aceh, Raja Juli mengatakan bahwa adanya penurunan angka deforestasi di Aceh dari 2024 sebesar 10,04%.

"Di Aceh menurun sebesar 10,04%," ujar Raja Juli di hadapan anggota DPR RI.

Penggundulan hutan di Sumatra Utara tidak kalah mengkhawatirkan. Menurut data Raja Juli, dalam lima tahun lahan deforestasi meluas 4.909 Ha atau 398,13%. Jumlahnya dari 1.233 Ha pada 2019-2020 menjadi 6.142 Ha pada 2024-September 2025.

Menhut lebih menyoroti penurunan deforestasi dalam satu tahu. Dari yang semula 7.141 hektar lahan gundul di 2024 menjadi 6.142 hektar di 2025.

"Di Sumatra Utara menurun sampai 13,98%," katanya.

Lebih mencengangkan ketika melihat data deforestasi di Sumatra Barat yang meningkat 637,08% dalam lima tahun terakhir atau 4.931 Ha. Sehingga luas lahan hutan yang terjadi penggundulan pada 2024-September 2025 di Sumatra Barat seluas 5.705 Ha dibandingkan 2019-2020 seluas 774 Ha.

Sementara itu Menhut Raja Juli menyebut di Sumatra Barat terjadi penurunan deforestasi sebesar 14% dari 6.634 Ha menjadi 5.705 Ha.

"Dan di Provinsi Sumatra Barat turun 14%, sekali lagi dibandingkan dengan tahun 2024," imbuhnya.

Kontribusi Kehutanan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Sebelumnya, Menhut Raja Juli menerangkan soal nilai ekonomi sektor kehutanan termasuk investasi serta nilai transaksi ekonomi.

Ia menerangkan kepada Komisi IV pada rapat yang diselenggarakan di Gedung Parlemen, Jakarta pada Selasa (25/11/2025).

"Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BPS kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDB nasional telah menyumbang sebesar 97,2 triliun untuk PDB nasional berdasarkan harga berlaku," imbuh Raja Juli.

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh Menhut Raja Juli, terjadi peningkatan kontribusi kehutanan terhadap PDB sejak 2020 dan mencapai puncaknya pada 2024 senilai Rp129,57 triliun.

Sementara itu, capaian investasi sektor kehutanan mengalami peningkatan eksponensial sejak 2020 dan mencapai puncaknya pada 2024.

Pada 2020, nilai investasi sektor kehutanan sebesar Rp1,8 triliun dan melesat mencapai Rp34,7 triliun pada 2024.

Sementara hingga triwulan III 2025, nilai capaian investasi sektor kehutanan senilai Rp13,6 triliun. Di sisi lain, kontribusi PNBP Kehutanan juga mengalami tren peningkatan pada 2020 hingga puncaknya 2024. Sementara hingga triwulan III 2025 nilainya mencapai Rp6,53 triliun.

Kemudian, nilai transaksi ekonomi, yakni nilai transaksi ekonomi kelompok tani hutan (KTH), kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS), dan kelompok Masyarakat di sekitar KSA, KPA, dan TB. Pada triwulan III tahun 2025 nilai transaksi ekonomi mencapai Rp4,29 triliun atau lebih tinggi dari 2024 senilai Rp3,41triliun.

Penyusutan Kawasan Hutan

Dalam beberapa dekade terakhir, tutupan hutan di Tanah Air terus mengalami penyusutan. Melansir data FAO, total luas kawasan hutan nasional mencapai 118,5 juta hektare pada tahun 1990, kemudian menyusut hingga tersisa 92,1 juta hektare pada tahun 2020.

(ras/ras)



Most Popular