Hari efektif Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia yang jatuh pada Selasa (25/11/2025) tak mampu menopang IHSG, justru investor banyak melakukan aksi jual saat hari efektifnya. Meskipun begitu, masih terdapat beberapa sentimen pasar yang dapat di pantau investor pada hari ini.
Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.
Pada perdagangan Selasa (25/11/2025), IHSG ditutup melemah 0,56% di level 8.521,89. Usai mencetak kenaikan tertinggi sepanjang masa alias All Time High (ATH) pada perdagangan intraday di level 8.574,39, IHSG justru melemah.
Sebanyak 390 saham turun, 282 naik, dan 282 tidak bergerak. Nilai transaksi pada perdagangan kemarin mencapai Rp 27,7 triliun, melibatkan 52,68 miliar saham dalam 2,53 juta kali transaksi.
Nilai transaksi pada perdagangan kemarin ditopang oleh sejumlah transaksi di pasar negosiasi. Di pasar negosiasi, saham PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) tercatat ditransaksikan senilai Rp1,6 triliun. Sebanyak 700 juta saham IMPC ditransaksikan di harga Rp2.300 per saham.
Lalu PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan transaksi di pasar negosiasi senilai Rp 1 triliun. Sebanyak 4,67 miliar saham berpindah tangan dengan harga Rp 219. Masih belum diketahui siapa broker yang memfasilitasi transaksi, begitu juga dengan tujuan dari kedua transaksi tersebut.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI menjadi saham dengan net sell terbesar Rp 539,7 miliar. Lalu diikuti oleh BRPT Rp 162,1 miliar dan EMTK Rp 97,6 miliar.
Sementara itu, mengutip Refinitiv, mayoritas sektor mengalami koreksi pada perdagangan kemarin. Utilitas, properti, dan finansial menjadi sektor dengan penurunan paling besar.
Saham yang menjadi pemberat utama adalah emiten bank jumbo hingga milik konglomerat. PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi saham yang menyeret IHSG ke zona merah dengan bobot indeks terbesar.
BREN berkontribusi -20,65 indeks poin dan BBRI -19,72 indek poin. Kedua saham tersebut, masing-masing turun 4,69% dan 3,77%.
Selain itu saham bank jumbo lain yang juga memberatkan IHSG adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) -9,98 indeks poin dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) -7,07 indeks poin.
Beralih ke rupiah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (25/11/2025) menguat 0,21% di posisi Rp16.655/US$1. Posisi sekaligus menjadi level penutupan terkuat dalam dua pekan terakhir atau sejak 10 November 2025. Sepanjang perdagangan, rupiah bergerak pada rentang Rp16.650-Rp16.677/US$1.
Penguatan rupiah pada perdagangan kemarin seiring dengan merosotnya sentimen dolar AS di pasar global, setelah komentar bernada dovish dari sejumlah pejabat Bank Sentral AS (The Fed) yang memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan pada pertemuan FOMC Desember.
Gubernur The Fed, Christopher Waller, menyampaikan sinyal dukungan terhadap pemangkasan suku bunga pada Desember, dengan menyoroti meningkatnya risiko di pasar tenaga kerja. Nada dovish ini sejalan dengan pernyataan Presiden Fed San Francisco Mary Daly serta Presiden Fed New York John Williams, yang keduanya menilai ruang penyesuaian kebijakan semakin terbuka.
Waller juga menegaskan bahwa arah kebijakan tahun depan sangat bergantung pada segelombang data ekonomi yang tertunda akibat penutupan pemerintahan AS sebelumnya, sehingga pasar memperkirakan ruang pelonggaran dapat semakin besar.
Kombinasi komentar tersebut mendorong pelaku pasar meningkatkan proyeksi penurunan suku bunga The Fed. Berdasarkan CME FedWatch yang mencatat probabilitas pemangkasan 25 basis poin pada Desember kini melonjak menjadi 81%, jauh lebih tinggi dibandingkan 42,4% pada pekan lalu.
Dengan ekspektasi pasar yang semakin dovish, dolar AS cenderung bergerak melemah terhadap sejumlah mata uang utama, sehingga memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat.
Ke depan, pelaku pasar masih akan menantikan rangkaian rilis data ekonomi AS pekan ini. Mulai dari retail sales, indeks harga produsen (PPI), pesanan barang tahan lama (durable goods orders), hingga klaim tunjangan pengangguran mingguan, yang berpotensi memberi petunjuk lebih jelas mengenai arah kebijakan The Fed dan pergerakan dolar.
Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Selasa (25/11/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun melemah tipis 0,005% di level 6,0964%. Sebagai informasi, imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitu pun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).
Pasar saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kembali reli pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia. Wall Street berhasil ditutup menguat seiring spekulasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang semakin menguat.
Indeks Dow Jones menguat 1,43% di level 47.112,14. Begitu juga dengan S&P 500 naik 0,91% di level 6.765,88 dan Nasdaq terapresiasi 0,67% 23.025,59.
Wall Street melanjutkan reli pada perdagangan Selasa karena serangkaian data ekonomi tampaknya mendukung argumen bagi The Fed AS untuk menerapkan pemangkasan suku bunga ketiga dan terakhir tahun ini pada bulan Desember, sementara pelemahan di sektor teknologi membatasi penguatan Nasdaq.
Ketiga indeks saham utama AS ditutup di wilayah positif, dengan saham unggulan Dow Jones memimpin. Namun, melemahnya saham unggulan kecerdasan buatan Nvidia (NVDA.O) membatasi penguatan Nasdaq.
Nvidia merosot 2,6%, sementara indeks Philadelphia SE Semiconductor (SOX) menguat tipis 0,2%.
Sejumlah data ekonomi dirilis, sebagian besar mendukung pandangan bahwa Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan menurunkan suku bunga acuan Fed Fund sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan moneter mendatang, tetapi laporan resmi belum tuntas karena penundaan terkait penutupan pemerintah yang berkepanjangan baru-baru ini.
Departemen Perdagangan dan Tenaga Kerja masing-masing menerbitkan laporan September tentang penjualan ritel dan harga produsen, yang menunjukkan pengeluaran melemah dan inflasi terus menurun.
Data terbaru dari Conference Board menunjukkan penurunan kepercayaan konsumen yang lebih buruk dari perkiraan, dengan ekspektasi jangka pendek anjlok hampir 12%.
"Sebelum Jumat, peluang pemangkasan suku bunga hanya 40%. Sekarang menjadi 80%. Saya belum pernah melihat volatilitas ekspektasi kebijakan Fed sebesar ini hanya dalam beberapa hari. Pasar benar-benar sangat fokus pada isu ini," ujar Ron Albahary, CIO LNW, dikutip dari CNBC International.
"Saya tidak bisa meramal masa depan, tetapi narasinya tampak mengarah pada pemangkasan suku bunga Fed pada 10 Desember, yang dapat mendukung reli Santa Claus." imbuhnya.
Pasar keuangan sepakat, dan saat ini memperkirakan kemungkinan hal itu terjadi sebesar 84,7%, dibandingkan dengan 50,1% seminggu yang lalu.
Probabilitas tersebut semakin menguat dalam beberapa hari terakhir menyusul pernyataan dovish dari Presiden The Fed New York, John Williams, dan Gubernur The Fed, Christopher Waller, di antara tokoh-tokoh lainnya.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengatakan ada kemungkinan besar Presiden AS Donald Trump akan mengumumkan calon pengganti Powell sebelum Natal, dengan penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, secara luas dianggap sebagai kandidat terdepan.
Meskipun data penjualan ritel yang lebih rendah dari perkiraan dan data kepercayaan konsumen yang suram menimbulkan kekhawatiran atas kesehatan konsumen, beberapa laporan pendapatan ritel yang umumnya positif membantu indeks ritel S&P 500 .SPXRT naik 2,0%.
Jaringan department store Kohl's (KSS.N) melonjak 42,5% dan peritel pakaian Abercrombie & Fitch (ANF.N) melonjak 37,5%, setelah perusahaan-perusahaan tersebut menaikkan proyeksi pendapatan tahunan mereka.
Namun, Burlington Stores (BURL.N) anjlok 12,2% setelah pendapatan kuartal ketiganya meleset dari perkiraan.
Saham Alphabet (GOOGL.O) naik 1,5% setelah Information melaporkan bahwa Meta Platforms (META.O) sedang berdiskusi untuk menggunakan chip AI Google di pusat datanya mulai tahun 2027 dan menyewa chip dari Google Cloud tahun depan. Meta Platforms naik 3,8%.
Saham Alibaba (BABA.N) yang terdaftar di AS merosot 2,3% bahkan setelah perusahaan e-commerce Tiongkok tersebut melampaui ekspektasi pendapatan kuartalan.
Emiten yang naik lebih banyak daripada yang turun dengan rasio 4,05 banding 1 di NYSE. Terdapat 181 titik tertinggi baru dan 45 titik terendah baru di NYSE.
Di Nasdaq, 3.355 saham naik dan 1.296 saham turun karena saham yang naik melebihi saham yang turun dengan rasio 2,59 banding 1.
IHSG saat ini berada di posisi overbought dengan posisi jenuh beli sehingga rentan terjadi koreksi dalam jangka pendek. Apalagi masih terdapat sentimen buruk dari ketegangan antara China dengan Jepang mengenai Taiwan hingga Israel kembali melanggar gencatan senjata.
Pada perdagangan hari ini, dominan terdapat kabar sentimen dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS). Data-data dari Amerika Serikat belum menunjukkan kabar yang menggembirakan sementara suasana di Jepang bikin cemas.. Di tengah suasana negatif ini, pemerintah akan memberi pengumuman penting hari ini, kemungkinan besar terkait dengan insentif akhir tahun.
Konferensi Pers Kebijakan Akhir Tahun
Kementerian Koordinasi Perekonomian akan menyelenggarakan Konferensi Pers terkait Kebijakan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi TW IV dan Kesiapan Nataru 2025, pada hari ini, Rabu (26/11/2025) pukul 16.00 WIB.
Konferensi pers akan dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, dan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana.
Menarik ditunggu apa saja kebijakan stimulus pemerintah untuk mendongkrak ekonomi di akhir tahun. Kebijakan stimulus ini diharapkan bisa menggerakkan juga sentimen positif di pasar keuangan dalam negeri.
China Kecam Jepang Atas Taiwan
Ketegangan antara China dan Jepang kembali meningkat setelah Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, melontarkan kecaman keras terhadap Tokyo. Pemicunya adalah pernyataan Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, yang menurut Beijing merupakan sinyal salah dan mengejutkan terkait isu sensitif Taiwan. Pernyataan resmi yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri China pada Minggu itu semakin memperuncing perselisihan yang telah memanas selama lebih dari dua pekan terakhir.
Mengutip laporan Reuters, Wang menuduh Jepang telah melampaui garis merah yang tidak boleh disentuh. Ia menilai komentar Takaichi pada 7 November lalu sebagai upaya campur tangan militer Jepang dalam urusan Taiwan. Saat itu, Takaichi menyatakan bahwa kemungkinan serangan China terhadap Taiwan bisa memicu respons militer dari Tokyo.
Komentar tersebut segera menyulut salah satu krisis diplomatik terbesar dalam hubungan Beijing-Tokyo dalam beberapa tahun terakhir. Konflik ini tidak hanya berdampak pada dinamika politik, tetapi juga mulai merembet ke sektor perdagangan dan interaksi budaya. Bahkan pada Jumat, China membawa isu ini ke Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, sebagai langkah untuk menegaskan posisi dan ketegasannya.
Bagi Beijing, Taiwan adalah bagian yang tak terpisahkan dari wilayahnya, dan penggunaan kekuatan militer untuk mengambil alih pulau itu tetap menjadi opsi yang tidak dikesampingkan. Namun, pemerintah Taiwan menolak klaim tersebut dan menegaskan bahwa masa depan pulau harus ditentukan sepenuhnya oleh rakyat Taiwan.
Dari pihak Jepang, belum ada komentar langsung terkait kecaman Wang. Meski demikian, pada Sabtu, Tokyo menanggapi surat China ke PBB dengan menyebut tuduhan Beijing sebagai tidak dapat diterima, sembari menegaskan kembali bahwa Jepang tetap berkomitmen pada prinsip perdamaian.
Taiwan juga tidak tinggal diam. Dalam pernyataannya pada Minggu, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengecam langkah Beijing, menyebut surat China kepada PBB berisi konten kasar dan tak masuk akal serta menuduh China secara sengaja memutarbalikkan fakta sejarah. Taiwan menambahkan bahwa tindakan Beijing tersebut melanggar Pasal 2(4) Piagam PBB yang melarang ancaman maupun penggunaan kekuatan dalam hubungan internasional.
Israel Langgar Gencatan Senjata
Israel kembali melakukan pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza. Pada Senin (24/11/2025), empat warga Palestina dilaporkan tewas dan seorang lainnya terluka akibat rangkaian serangan yang dilakukan militer Israel di beberapa wilayah Gaza, meski kesepakatan penghentian tembakan masih berlaku.
Rumah Sakit Nasser di Gaza bagian selatan mengonfirmasi telah menerima dua jenazah korban serangan drone Israel di kawasan Bani Suhaila, Khan Younis. Sementara itu, dua warga lainnya dilaporkan tewas setelah ditembak oleh penembak jitu Israel di lingkungan permukiman Al-Tuffah, di wilayah timur Kota Gaza, menurut keterangan sejumlah sumber medis setempat
Selain itu, seorang warga Palestina juga mengalami luka akibat tembakan artileri Israel di dekat garis kuning di kawasan Al-Shaaf, Al-Tuffah. Garis kuning merupakan batas yang memisahkan area yang diawasi ketat oleh militer Israel dengan zona yang masih diperbolehkan untuk ditempati warga Palestina sesuai ketentuan gencatan senjata.
Saksi mata melaporkan bahwa pelanggaran tersebut tidak hanya berupa serangan terbatas, tetapi juga melibatkan operasi udara dan darat. Jet tempur serta helikopter Israel terlihat melakukan serangan udara, sementara tank-tank mereka turut melakukan penembakan dari darat di wilayah Rafah, Gaza selatan.
Indeks Harga Produsen (PPI) AS
PPI Amerika Serikat meningkat 0,3% atau inflasi secara bulanan (month to month/MtM) pada September 2025, bangkit dari kontraksi tak terduga sebesar 0,1% pada bulan sebelumnya.
Biaya di tingkat pabrik melonjak untuk kategori makanan (1,1% vs 0,1% pada Agustus), karena kenaikan harga daging menutupi penurunan harga sayuran. Indeks PPI juga pulih pada sektor energi (3,5% vs kontraksi 0,4%).
Secara tahunan (YoY), PPI Amerika Serikat naik 2,7% pada September 2025, sama seperti bulan sebelumnya.
PPI inti yang mengecualikan makanan dan energi naik tipis atau inflasi 0,1% secara bulanan pada September 2025, setelah kontraksi 0,1% pada Agustus, dan lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 0,2%.
Secara tahunan, PPI inti naik 2,6% pada September, terendah dalam lebih dari satu tahun.
Penjualan ritel di AS
Amerika Serikat mengumumkan data penjualan ritel di AS naik 0,2% secara bulanan pada September 2025, merupakan kenaikan paling kecil dalam empat bulan. Capaian ini melambat dari kenaikan 0,6% pada Agustus dan berada di bawah perkiraan pasar yang memperkirakan kenaikan 0.4%.
Kenaikan penjualan terbesar tercatat pada pengecer kategori lain-lain (2,9%) dan SPBU (2%). Kenaikan juga terjadi di toko kesehatan & perawatan pribadi (1,1%), restoran & bar (0,7%), toko furnitur (0,6%), toko makanan & minuman (0,2%), toko bahan bangunan & perlengkapan taman (0,2%), dan toko ritel barang umum (0,1%).
Sebaliknya, penjualan turun pada toko perlengkapan olahraga, hobi, alat musik & buku, pakaian serta pengecer daring, toko elektronik & alat rumah tangga, dan kendaraan bermotor & suku cadang.
Klaim pengangguran AS
AS hari ini akan mengumumkan data klaim pengangguran awal (initial jobless claims)untuk periode hingga 22 November. Sebagai catatan, klaim pengangguran di Amerika Serikat turun 8.000 dari minggu sebelumnya menjadi 220.000 pada periode yang berakhir 15 November. Angka ini tetap berada jauh di bawah rata-rata sejak akhir kuartal kedua.
Rilis data terbaru ini mencakup pembaruan jumlah klaim setelah Departemen Tenaga Kerja AS menghentikan sebagian operasinya akibat penutupan (shutdown) pemerintah pada 1 Oktober, yang sempat mengancam status ketenagakerjaan bagi sebagian besar pekerja pemerintah federal.
Meskipun klaim awal menunjukkan pertumbuhan pengangguran yang lebih lembut, klaim lanjutan (outstanding claims) naik menjadi 1,974 juta per 8 November, tertinggi sejak 2021-menandakan adanya perlambatan aktivitas perekrutan.
Sementara itu, klaim pengangguran awal yang diajukan oleh pekerja pemerintah federal melonjak menjadi 5.719 pada minggu yang berakhir 8 November, dibanding 635 pada September.
Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:
-
Pembukaan Program Pemagangan Lulusan Perguruan Tinggi Batch II di Gedung Kemnaker, Kota Jakarta Selatan
-
Gaikindo Jakarta Auto Week di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang
-
Kemenko Perekonomian akan menyelenggarakan konferensi pers terkait Kebijakan Pendorong Pertumbuhan Ekonomi TW IV dan Kesiapan Nataru 2025 yang akan diselenggarakan di Lobby Gedung Ali Wardhana, Kota Jakarta Pusat
-
Naker Award 2025 di JS Luwansa Hotel, Kota Jakarta Selatan
-
Zurich Indonesia Outlook 2026 di Graha Zurich, Pancoran, Kota Jakarta Selatan
-
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyelenggarakan Edukasi Wartawan terkait Pentingnya Implementasi Governans di Pasar Modal via Microsoft TEAMS
-
Opening Ceremony Archives Exhibition on the Occasion of 75 Years of Diplomatic Relations Indonesia - Iran di Ruang Galeri Cipta 1, Gedung Trisno Soemardjo, Taman Ismail Marzuki, Menteng, Kota Jakarta Pusat. Turut hadir Duta Besar Iran untuk Indonesia dan pejabat Kemlu RI
-
Konferensi pers KAHF DECODE di InterContinental Pondok Indah, Kota Jakarta Selatan. Turut hadir Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
- Penjualan Ritel AS September 2025
- Pertumbuhan Ekonomi AS Kuartal IV- 2025
- Pertumbuhan Ekonomi AS Kuartal III- 2025
- Inflasi AS September 2025
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
- Tanggal ex HMETD PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)
RUPS PT Anugerah Kagum Karya Utama Tbk (AKKU)
RUPS PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)
RENCANA Rupo emisi Obligasi Berkelanjutan III Chandra Asri Petrochemical Tahap III Tahun 2021
Tanggal DPS Dividen Tunai Interim PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO)
Tanggal DPS Dividen Tunai Interim Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)
Tanggal DPS Dividen Tunai Interim PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR)
Tanggal ex Dividen Tunai Interim Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS)
Tanggal ex Dividen Tunai Interim PT Idea Indonesia Akademi Tbk (IDEA)
Tanggal ex Dividen Tunai Interim Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO)
Tanggal cum Dividen Tunai Interim PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL)
Tanggal cum Dividen Tunai Interim Tigaraksa Satria Tbk (TGKA)
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]