Jakarta, CNBC Indonesia - Hong Kong makin menegaskan posisinya sebagai salah satu safe haven bagi arus modal global setelah total simpanan atau deposito di sistem perbankannya menembus HK$19 triliun atau setara sekitar US$2,4 triliun pada tahun ini.
Berdasarkan data dari Hong Kong Monetary Authority (HKMA) menunjukkan total simpanan mencapai HK$19,1 triliun per September 2025 atau mengalami kenaikan sebesar 1,3% dari bulan sebelumnya. Angka ini setara dengan Rp 39.970 triliun atau Rp39,97 kuadriliun (asumsi kurs Rp16.650/US$1).
Simpanan dalam bentuk dolar Hong kong (HKD) naik 1,4%, sementara simpanan valuta asing naik 1,3%. Secara kumulatif, total simpanan di sistem perbankan Hong Kong meningkat hingga 10,2% sepanjang tahun ini.
Total Deposits Hong Kong Meroket di 2025
Tren pertumbuhan simpanan perbankan Hong Kong sepanjang 2025 menunjukkan lonjakan signifikan yang konsisten dari bulan ke bulan.
Memasuki awal tahun, total deposito di Hong Kong berada di kisaran HK$17,6 triliun, kemudian terus meningkat seiring arus modal yang mengalir deras ke sistem perbankan disana. Pada pertengahan tahun, total simpanan sudah menembus HK$18,6 triliun, dan dalam dua bulan berikutnya kembali bertambah, didorong oleh peningkatan minat investor global terhadap aset-aset berbasis Hong Kong.
Peningkatan terbesar terjadi menjelang kuartal keempat, ketika total simpanan mencapai HK$18,9 triliun pada Agustus, lalu melesat ke HK$19,1 triliun pada September yang mengonfirmasi bahwa Hong Kong mengalami arus masuk dana yang stabil sekaligus kuat sepanjang tahun.
Kenaikan lebih dari HK$1,5 triliun hanya dalam rentang sepuluh bulan ini sekaligus menunjukkan besarnya kepercayaan investor terhadap stabilitas sektor keuangan Hong Kong, khususnya di tengah ketegangan global dan gejolak pasar di berbagai belahan dunia.
Kenapa Hong Kong Jadi Safe Haven?
Status Hong Kong sebagai tempat aman bagi modal global bukanlah hal baru. Kota ini memiliki sejumlah karakteristik struktural yang membuatnya unggul di tengah turbulensi global.
Salah satu fondasi terpentingnya adalah Linked Exchange Rate System (LERS), mekanisme peg nilai tukar yang telah diterapkan sejak 17 Oktober 1983. Melalui sistem Currency Board yang ketat dan transparan, nilai tukar dolar Hong Kong dijaga stabil dalam rentang HK$7,75-7,85 per dolar AS.Stabilitas ini telah bertahan melewati berbagai krisis internasional selama empat dekade terakhir dan menjadi pilar utama kepercayaan investor global terhadap Hong Kong.
Selain itu, sistem keuangan Hong Kong beroperasi dengan arus modal bebas, memungkinkan dana internasional keluar masuk tanpa batasan ketat seperti di banyak negara lain. Rezim pajak rendah dan sistem hukum berbasis common law semakin memperkuat kredibilitas kota ini sebagai pusat keuangan internasional yang stabil dan ramah investasi.
Ekonom dari Chinese University of Hong Kong, Terence Chong Tai-leung, menilai angka simpanan HK$19 triliun merupakan level yang sangat tinggi untuk kota berukuran kecil, sehingga mencerminkan tingginya kepercayaan global terhadap Hong Kong.
Menurutnya, keunggulan struktural seperti stabilitas nilai tukar melalui LERS, kebebasan arus modal, serta kepastian hukum menjadi alasan utama kota tersebut tetap menjadi destinasi favorit bagi modal dunia selama kebijakan-kebijakan kunci tersebut terus dipertahankan.
Ekspor Hong Kong Tetap Tangguh Meski Perang Tarif
Di tengah memanasnya perang tarif, Hong Kong mencatat kinerja ekspor yang solid.
Ekspor barang tumbuh selama 19 bulan berturut-turut Berdasarkan data dari Census and Statistics Department, ekspor barang tumbuh selama 19 bulan berturut-turut, dengan kenaikan 11,3% dalam tiga kuartal pertama 2025. Pada September, volume ekspor meningkat 13,8% yoy sementara nilainya bertambah 2,4% yoy.
Nilai ekspor Hong Kong pada September 2025 mencapai HK$462,3 miliar, melonjak 16,1% yoy, melampaui pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 14,5%. Di saat yang sama, impor tumbuh 13,6% yoy menjadi HK$512,5 miliar, sehingga total perdagangan pada bulan tersebut menguat 14,8% yoy.
Secara akumulatif, sepanjang Januari hingga September 2025, ekspor Hong Kong naik 13,4% yoy, sementara impor meningkat 13,1% yoy. Angka ini menegaskan bahwa meski rantai pasok global tengah bergeser dan tensi geopolitik meningkat, Hong Kong tetap mampu mempertahankan posisinya sebagai pusat perdagangan utama kawasan.
Tren ini sejalan dengan pemulihan ekspor sejak 2024, ketika nilai ekspor bergerak stabil dalam kisaran HK$373 miliar sampai HK$406 miliar. Pemulihan semakin menguat pada 2025, di mana kinerja ekspor terus meningkat dari HK$389,1 miliar pada Januari hingga mencapai HK$455,5 miliar pada Maret, dan akhirnya menembus HK$462,3 miliar pada September, level tertinggi dalam hampir dua tahun terakhir.
Pemerintah Hong Kong pun menilai ketahanan ini didorong oleh semakin kuatnya hubungan ekonomi China dengan ASEAN dan negara-negara Global South, serta restrukturisasi rantai pasok global yang memperkuat posisi Hong Kong sebagai gerbang perdagangan utama Asia.
Sektor Maritim dan MICE Ikut Menguat
Sektor maritim Hong Kong juga berkembang pesat, ditandai dengan berdirinya Hong Kong Shipowners Mutual Assurance Association, protection & indemnity (P&I) club pertama yang memilih Hong Kong sebagai markas globalnya.
Pemerintah Hong Kong juga tengah mendorong pengembangan green smart port, peningkatan efisiensi logistik, serta inovasi teknologi untuk memperkuat daya saing global kota tersebut di jalur perdagangan internasional.
Pada saat yang sama, sektor MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) menunjukkan pemulihan yang sangat kuat.
Industri ini mencakup penyelenggaraan acara bisnis, pameran dagang, konferensi internasional, hingga kegiatan korporasi yang menarik ribuan peserta.
Sepanjang tahun lalu, Hong Kong Convention and Exhibition Centre dan AsiaWorld-Expo telah menggelar lebih dari 350 acara dengan total kunjungan mencapai 9 juta pengunjung, didorong oleh meningkatnya wisatawan dari China daratan dan negara-negara lainnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)