Jakarta, CNBC Indonesia -Program pemagangan lulusan perguruan tinggi atau dikenal dengan Magang Hub batch II sudah mulai bergulir kemarin, Senin (24/11/2025). Peserta magang akan mendapatkan gaji selama enam bulan dengan besaran setara Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).
Bagi para pekerja Magang Hub (intern) atau fresh graduate, menerima gaji pertama sering kali menjadi momen euforia yang berujung pada perilaku konsumtif.
Namun, di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, menyisihkan sebagian kecil pendapatan-sekitar Rp 500.000 hingga Rp 600.000-untuk membangun portofolio investasi bisa menjadi keputusan finansial paling bijak.
Kinerja Saham-Saham Indonesia
Berdasarkan data kinerja keuangan Kuartal III-2025, radar pasar menangkap anomali menarik pada lima emiten berkapitalisasi besar (Big Caps) di Bursa Efek Indonesia. Kelima saham tersebut ADRO, BBRI, ERAL, ANTM, dan TLKM, ini diperdagangkan dengan valuasi yang relatif "miring" namun memiliki cerita pertumbuhan (growth story) yang solid.
Sorotan utama tertuju pada AlamTri Resources Indonesia (ADRO) yang diperdagangkan di level Rp 1.860 per saham. Pasar tampaknya belum sepenuhnya menghargai transformasi ADRO menjadi induk usaha (investment holding) raksasa.
Daya tarik utamanya bukan lagi sekadar batubara, melainkan posisinya sebagai "pemegang kunci" harta karun mineral kritis melalui anak usahanya. Dengan portofolio yang mencakup aluminium dan batubara metalurgi-dua komoditas yang masuk daftar "Mineral Kritis" Amerika Serikat untuk industri kendaraan listrik dan pertahanan-ADRO menawarkan eksposur strategis dengan harga diskon.
Valuasi Price to Earnings Ratio (PER) yang rendah di level 8,1 kali menjadikan saham ini sangat undervalued dibandingkan nilai aset yang dimilikinya.
Di sektor perbankan, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) di harga Rp 3.990 hadir sebagai peluang emas bagi investor konservatif. Sebagai proxy atau cerminan paling nyata dari ekonomi Indonesia, BBRI memiliki keunggulan kompetitif lewat jangkauan kredit mikro yang menembus hingga ke daerah terpencil.
Selama pasar tradisional dan UMKM masih berdenyut, mesin laba BBRI akan terus bekerja. Saat ini, BBRI diperdagangkan dengan PER 10 kali, sebuah angka yang tergolong murah untuk bank dengan profitabilitas jumbo, menjadikannya pilihan aman untuk jangka panjang.
Sementara itu, narasi pertumbuhan agresif datang dari Erajaya Swasembada (ERAL). Investor cerdas tidak lagi melihat ERAL sekadar toko ponsel. Di harga Rp 294 dengan valuasi PER 5,1 kali, ERAL menyimpan potensi ledakan baru lewat kemitraan strategisnya dengan produsen mobil listrik Xpeng.
Masuknya ERAL ke distribusi otomotif adalah game changer yang belum sepenuhnya dihitung pasar. Di sisi lain, Aneka Tambang (ANTM) di harga Rp 2.930 (PER 24x) menjadi pilihan tak terelakkan untuk menunggangi tren kenaikan harga emas dunia yang terus mencetak rekor tertinggi (All Time High), memberikan lindung nilai yang mengkilap bagi portofolio Anda.
Sebagai penyeimbang risiko, Telkom Indonesia (TLKM) di harga Rp 3.570 berfungsi sebagai "jangkar" portofolio. Di era digital, internet telah menjadi kebutuhan primer setara sembako. Posisi dominan Telkomsel dan IndiHome memastikan arus kas yang stabil dan konsisten di segala cuaca ekonomi, dengan valuasi wajar di PER 15 kali.
Cara Efektif Cicil Saham dengan Gaji Magang
Dengan anggaran terbatas di kisaran Rp 500.000 - Rp 600.000, tantangan utamanya adalah harga per lot (100 lembar) yang berbeda-beda. Membeli saham seperti BBRI atau TLKM setiap bulan mungkin menyisakan uang "nanggung" (idle cash) yang tidak produktif.
Untuk mengatasinya, Anda tidak perlu memaksakan membeli semua saham sekaligus. Berikut adalah 3 Opsi Ramuan Strategi yang bisa Anda pilih sesuai fokus investasi Anda:
PILIHAN 1: (Fokus BBRI/TLKM) Cocok untuk memaksimalkan jumlah lot saham Blue Chip tanpa menyisakan uang receh. Strategi ini menggunakan siklus 2 bulan. Bulan pertama beli 1 lot, sisa uang disimpan. Bulan kedua, gabungkan uang baru dengan sisa bulan lalu untuk memborong 2 lot sekaligus.
Bulan Ganjil (Bulan 1):
Setor Rp 600.000 ke RDN.
Beli 1 Lot BBRI (Rp 399.000).
Sisa dana Rp 201.000 disimpan/jangan ditarik.
Bulan Genap (Bulan 2):
Setor lagi Rp 600.000 (Total Saldo jadi Rp 801.000).
Beli 2 Lot BBRI (Rp 798.000).
Sisa dana tinggal Rp 3.000 (Sangat Efisien).
Hasil: Dalam setahun, Anda bisa mengumpulkan 18 Lot BBRI secara disiplin.
PILIHAN 2: (Fokus ADRO/ANTM) Cocok untuk mengejar potensi kenaikan harga dari komoditas dan mineral kritis. Karena harga per lot lebih terjangkau, Anda bisa langsung melakukan diversifikasi atau fokus pada volume.
Skenario A (Fokus ADRO):
Dengan Rp 600.000, Anda bisa langsung memborong 3 Lot ADRO (Total Rp 558.000) setiap bulan.
Skenario B (Mix ANTM & ADRO):
Beli 1 Lot ANTM (Rp 293.000) + 1 Lot ADRO (Rp 186.000). Total investasi Rp 479.000, sisa dana bisa ditabung untuk bulan berikutnya.
PILIHAN 3: Strategi (Fokus ERAL) Cocok untuk investor muda yang ingin memiliki jumlah lembar saham terbanyak dengan potensi growth tinggi.
Dengan harga sangat murah (Rp 294/lembar), anggaran Rp 600.000 bisa langsung dikonversi menjadi 20 Lot ERAL setiap bulan. Ini adalah cara tercepat untuk memiliki porsi kepemilikan yang signifikan pada perusahaan yang sedang bertransformasi ke bisnis mobil listrik.
-
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(gls/gls)