MARKET DATA

Ramai-Ramai Warga RI Tarik Deposito & Balik ke Tabungan, Ada Apa?

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia
21 November 2025 15:15
Simpanan Dollar Masyarakat RI
Foto: Infografis/Simpanan Dolar/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang libur Panjang akhir tahun, masyarakat Indonesia terlihat mulai mengalihkan dana dari deposito ke tabungan biasa. Kenaikan kebutuhan akan uang tunai dan fleksibilitas penarikan dana membuat tabungan lebih diminati dibandingkan instrumen berjangka.

Berdasarkan rilis laporan uang beredar (M2) oleh Bank Indonesia pada Jumat (21/11/2025), likuiditas perekonomian Indonesia terus menunjukkan tren pertumbuhan positif pada Oktober 2025.

Bank Indonesia mencatat uang beredar dalam arti luas atau M2 tumbuh 7,1% (yoy) sehingga mencapai Rp8.783,1 triliun, lebih cepat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,9% (yoy).

BI menjelaskan bahwa peningkatan M2 terutama ditopang oleh penguatan komponen uang kuasi, khususnya tabungan yang terus naik, serta pertumbuhan penyaluran kredit yang tetap solid di tengah stabilnya permintaan domestik. Kenaikan aktivitas ekonomi menjelang akhir tahun juga turut mendorong bertambahnya kebutuhan likuiditas masyarakat dan korporasi.

Masyarakat Mulai Tarik Dana dari Deposito, Alihkan ke Tabungan

Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2025 menunjukkan adanya pergeseran perilaku simpanan di masyarakat.

Berdasarkan data Bank Indonesia, tabungan tumbuh semakin kuat, sementara simpanan berjangka atau deposito justru melambat cukup tajam, baik secara nominal maupun pertumbuhan tahunan.

Pada Oktober 2025, posisi tabungan mencapai Rp2.996,6 triliun, naik dibanding September yang sebesar Rp2.965,4 triliun.

Secara tahunan, pertumbuhannya menguat dari 6,4% menjadi 7,2% (yoy), terutama ditopang oleh kelompok korporasi yang melonjak 24,8% (yoy). Sementara tabungan perorangan juga menunjukkan penguatan moderat ke 5,2% (yoy).

Kenaikan ini mengindikasikan preferensi likuiditas yang meningkat di masyarakat maupun korporasi memilih instrumen yang fleksibel dan bisa ditarik sewaktu-waktu.

Sebaliknya, simpanan berjangka mengalami kontraksi pada jumlah nominal dan pertumbuhan yang semakin melemah.

Total deposito pada Oktober turun menjadi Rp3.292,5 triliun, dari bulan sebelumnya Rp3.304,5 triliun. Pertumbuhan tahunan deposito merosot dari 5,9% menjadi hanya 4,9% (yoy). Bahkan untuk segmen perorangan, pertumbuhan deposito kembali tertekan di -2,7% (yoy) yang semakin menandakan bahwa rumah tangga semakin mengurangi penempatan dana di deposito.

Pola ini mencerminkan bahwa masyarakat RI mulai menarik sebagian dana dari deposito dan mengalihkannya ke tabungan. Faktor pendorongnya antara lain tren penurunan suku bunga deposito, kebutuhan likuiditas lebih tinggi memasuki akhir tahun, serta preferensi masyarakat yang kini enggan mengunci dana dalam tenor panjang di tengah ketidakpastian global.

Dengan demikian, meskipun total DPK masih bertumbuh solid di 8,1% (yoy) hanya saja komposisi simpanan masyarakat yang mengalami perubaha. Kenaikan tabungan di tengah penurunan deposito menjadi signal bahwa likuiditas masyarakat meningkat, sementara minat terhadap instrumen berbunga tetap seperti time deposit melemah.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)


Most Popular