Harga Perak Langsung Terbang Karena Ketakutan Gelombang PHK di Amerika
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak terpantau menguat dalam perdagangan sore ini, Jumat (7/11/2025).
Harga perak mulai berbalik arah usai rilisnya data Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Amerika Serikat (AS) yang memburuk. Data ini meningkatkan kemungkinan The Federal Reserve (Fed) memangkas suku bunga pada Desember. Hal ini pun dapat mendorong kenaikan harga perak.
Pada perdagangan hari ini Jumat (7/11/2025) hingga pukul 17.05 WIB, harga perak (XAG) di pasar spot menguat 1,71% di posisi US$48,81 per troy ons.
Sementara pada penutupan perdagangan Kamis (6/11/2025), harga perak terdepresiasi 0,16% di level US$47,99 per troy ons. Pergerakan perak kini tengah berada di area konsolidasi dan cenderung sideaway.
Harga perak (XAG) menguat setelah pulih dari kerugian yang tercatat di sesi sebelumnya, diperdagangkan di kisaran US$48,40 per troy ons selama sesi Asia pada hari Jumat. Perak non-bunga menarik pembeli setelah data PHK Challenger Amerika Serikat (AS) yang lemah meningkatkan kemungkinan Federal Reserve (Fed) memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember.
Challenger, Grey & Christmas melaporkan pada hari Kamis bahwa perusahaan-perusahaan AS mengumumkan lebih dari 153.000 PHK pada Oktober, tertinggi untuk bulan tersebut dalam lebih dari dua dekade.
Data tersebut meredam optimisme dari rebound dalam data penggajian ADP dan membuat ketidakpastian pasar tenaga kerja AS tetap tinggi. Pasar semakin bergantung pada laporan sektor swasta, sementara penutupan pemerintah AS membatasi rilis data resmi seperti Nonfarm Payrolls (NFP) dan Tingkat Pengangguran.
Presiden Fed St. Louis, Alberto Musalem, mengatakan pada Kamis malam bahwa risiko inflasi masih cenderung naik. Musalem mencatat bahwa meskipun tarif saat ini menambah tekanan kenaikan harga, dampaknya diperkirakan akan berkurang tahun depan. Para pedagang berjangka dana Fed kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 67% pada bulan Desember, turun dari 62% sehari sebelumnya, menurut CME FedWatch Tool.
Selain itu, permintaan safe haven untuk logam mulia, termasuk Perak, meningkat seiring berlanjutnya penutupan pemerintah AS, mencapai rekor tertinggi tanpa solusi yang terlihat. Senat saat ini belum dijadwalkan untuk memberikan suara atas rancangan undang-undang yang disahkan DPR untuk membuka kembali pemerintahan pada hari Kamis, setelah gagal mencapai kemajuan untuk ke-14 kalinya pada hari Selasa.
CNBC INDONESIA RESEARCH