Harga Emas Mengamuk Lagi: Cetak Rekor, Level US$4.500 di Depan Mata

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
21 October 2025 06:45
emas gold
Foto: emas gold

Jakarta, CNBC Indonesia - Usai penurunan tajam, akhirnya harga emas kembali berkilau dan kembali mencetak harga tertinggi sepanjang masa. Harga emas kembali menguat, didorong spekulasi penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed), ketidakpastian yang meluas, hingga investor mengamati perundingan dagang antara AS dengan China.

Pada perdagangan hari ini Selasa (21/10/2025) hingga pukul 06.20 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,26% di posisi US$4.366,49 per troy ons.

Sementara pada perdagangan sebelumnya Senin (20/10/2025), harga emas dunia melesat 2,51% di level US$4.355,25 per troy ons. Kenaikan tersebut melanjutkan kenaikan dalam sepekan kemarin yang sempat terpotong oleh pelemahan satu hari. Pada perdagangan intradaynya, harga emas sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di US$4.381,21 per troy ons.

Harga emas naik lebih dari 2% pada perdagangan Senin, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga AS lebih lanjut dan permintaan aset safe haven yang berkelanjutan, karena investor menunggu perundingan dagang AS dengan China dan data inflasi dari AS pada pekan ini.

Harga emas mencapai rekor tertinggi US$4.378,69 pada hari Jumat, tetapi ditutup 1,8% lebih rendah, menjadi penurunan tertajam sejak pertengahan Mei. Penurunan terjadi setelah komentar dari Presiden AS Donald Trump meredakan beberapa kekhawatiran seputar ketegangan perdagangan AS dengan China.

Kekhawatiran politik dan ekonomi mendorong harga naik setelah aksi jual tajam pada hari Jumat, menurut Jeffrey Christian, Managing Partner CPM Group.

"Ekspektasi kami adalah harga akan naik lebih tinggi selama beberapa minggu dan bulan ke depan, dan kami tidak akan terkejut jika mencapai US$4.500 per troy ons dalam waktu dekat," tambahnya.

Penutupan pemerintah AS berlanjut hingga hari ke-20 pada Senin, setelah para senator gagal untuk kesepuluh kalinya pekan lalu untuk memecahkan kebuntuan. Penutupan pemerintah ini juga telah menunda rilis data ekonomi utama, membuat investor dan pembuat kebijakan berada dalam kekosongan data menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve pekan depan.

Data indeks harga konsumen AS, yang tertunda akibat penutupan pemerintah, dijadwalkan rilis pada Jumat.

Sementara itu, para pedagang memperkirakan peluang 96% bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pekan depan, dengan pemangkasan berikutnya pada bulan Desember. Emas, aset yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah.

Investor juga menantikan perkembangan lebih lanjut mengenai perundingan perdagangan AS-China, setelah Trump pada hari Jumat mengatakan bahwa pertemuan yang direncanakan dengan Presiden China Xi Jinping akan tetap dilaksanakan.

"Saya tidak akan terkejut melihat harga emas mencapai US$5.000 per troy ons tahun depan. Hal itu akan bergantung pada masalah politik yang sedang berlangsung dan memburuknya masalah politik, yang sebenarnya sedang kita hadapi saat ini," ujar Christian.

Di sisi lain, harga perak juga mengalami penguatan usai penurunan tajam.

Harga perak (XAG) di pasar spot pada penutupan perdagangan Senin (20/10/2025), naik 1,20% di level US$52,47 per troy ons. Harga perak kembali terapresiasi usai penurunan tajam pada akhir pekan kemarin.

Dan pada perdagangan hari ini Selasa (21/10/2025) hingga pukul 06.20 WIB, harga perak di pasar spot melemah 0,02% di level US$52,46 per troy ons.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular