Setahun Prabowo: Rupiah Dihajar Mata Uang ASEAN

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, nilai tukar rupiah tercatat melemah terhadap seluruh mata uang utama di kawasan ASEAN.
Berdasarkan data Refinitiv, sejak Prabowo resmi dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia pada 20 Oktober 2024, hingga perdagangan terakhir pada 17 Oktober 2025 yang menandai satu tahun masa kepemimpinannya, rupiah terdepresiasi terhadap seluruh mata uang negara tetangga.
Rupiah tercatat melemah terhadap dong Vietnam, peso Filipina, kyat Myanmar, riel Kamboja, kip Laos, dolar Singapura, ringgit Malaysia, serta baht Thailand. Pelemahan ini menunjukkan bahwa selama satu tahun pertama pemerintahan Prabowo, performa rupiah di kawasan masih tertinggal dibandingkan mata uang ASEAN lainnya.
Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa rupiah mengalami depresiasi nilai tukar paling besar terhadap baht Thailand. Pada awal Prabowo menjabat, kurs baht berada di level Rp462/THB namun beranjak mengalami pelemahan hingga ditutup di level Rp506/THB atau secara kumulatif, rupiah terdepresiasi sebesar 9,41%.
Pelemahan terbesar kedua terjadi terhadap ringgit Malaysia. Kurs ringgit meningkat dari Rp3.594/MYR menjadi Rp3.911/MYR, atau rupiah terdepresiasi 8,82% selama satu tahun pemerintahan Prabowo.
Terhadap dolar Singapura, rupiah juga melemah cukup dalam sebesar 8,69%. Kurs dolar Singapura naik dari Rp11.766/SGD menjadi Rp12.789/SGD dalam periode yang sama.
Rupiah turut melemah terhadap kip Laos sebesar 8,00%. Kurs kip naik dari Rp0,704/LAK menjadi Rp0,760/LAK, menunjukkan tren pelemahan yang konsisten sepanjang tahun pertama pemerintahan Prabowo.
Di posisi kelima, rupiah melemah terhadap riel Kamboja sebesar 7,83%. Kurs riel naik dari Rp3,80/KHR menjadi Rp4,10/KHR, menandai pelemahan yang cukup signifikan dibandingkan awal masa jabatan Prabowo Subianto.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)