
Duel Semikonduktor: AS & China Berebut Takhta, Dunia Jadi Penonton

Jakarta, CNBC Indonesia - Pesatnya perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) mendorong persaingan antarnegara dalam pengembangan industri semikonduktor. Ini karena chip semikonduktor merupakan komponen utama yang menopang kemajuan teknologi AI.
Persaingan sengit dalam industri semikonduktor yang merupakan bahan pembuat chip melibatkan sejumlah negara besar, tak terkecuali Amerika Serikat dan China.
Untuk mempertahankan dominasinya atas perkembangan teknologi, Amerika Serikat melakukan berbagai cara untuk menekan perusahaan asing yang dianggap menjadi ancaman bagi mereka.
Salah satunya adalah dengan membatasi ekspor chip ke negara pesaing seperti China, yang bahkan sudah dilakukan sejak era Presiden Joe Biden.
Pada September silam, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menetapkan tarif impor pada perusahaan semikonduktor yang tidak mau membangun pabrik di AS. Langkah-langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah perkembangan teknologi di negara pesaing mereka.
Di sisi lain, China tidak tinggal diam.
Berbagai upaya penjegalan yang dilakukan AS justru menjadi stimulus bagi China untuk mengembangkan industri semikonduktor secara mandiri.
Pemerintah China bahkan rela menyuntikkan investasi besar-besaran untuk mendukung perkembangan industri chip.
Melansir Bloomberg, sejumlah perusahaan teknologi China bahkan telah memamerkan produk inovatif mereka. Tindakan menegaskan bahwa industri semikonduktor China mampu berkembang meskipun ada pembatasan dari AS.
Di samping AS dan China, sejumlah negara seperti Belanda, Korea Selatan, dan Inggris juga merupakan pemain utama dalam pasar semikonduktor global.
Data terbaru menunjukkan bahwa industri semikonduktor masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan AS. Raksasa teknologi Nvidia saat ini menempati posisi teratas perusahaan semikonduktor dengan kapitalisasi pasar tertinggi, yaitu mencapai US$6,151 triliun pada Rabu (15/10/2025).
Nilai ini hampir tiga kali lebih tinggi dari kompetitor terbesarnya, yaitu Broadcom yang memiliki nilai pasar sebesar US$2,28 triliun. Broadcom sendiri dikenal dengan produk chip khusus untuk aplikasi tertentu dan melayani pelanggan besar seperti OpenAI.
Sementara itu, peringkat ketiga ditempati oleh TSMC yang merupakan perusahaan semikonduktor asal Taiwan.
Nilai kapitalisasi pasar TSMC hanya sedikit lebih kecil dibanding Broadcom, yakni US$2,154 triliun. Sejumlah perusahaan asal Korea Selatan juga turut melengkapi 10 teratas perusahaan semikonduktor dengan valuasi pasar tertinggi.
Samsung memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$611,49 miliar, menempatkannya pada posisi ke-4 perusahaan chip dengan nilai pasar tertinggi. Pada peringkat ke-8, terdapat SK Hynix dengan valuasi pasar sebesar US$288,17 miliar.
Tiga pemain besar di Asia ini telah menjadi pemasok prosesor AI utama bagi perusahaan teknologi China, Huawei.
