
Sentimen Pasar Pekan Depan: Awas Trump Effect, IHSG Rawan Tergelincir

Jakarta, CNBC Indonesia - Para investor wajib mencermati beragam sentimen yang dapat menentukan jalannya pasar keuangan Indonesia pekan depan. Mulai dari penerapan tarif dagang hingga potensi profit taking di pasar saham Indonesia.
Taring Dagang AS ke China
Penerapan tarif dagang tinggi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke China dapat menjadi sentimen yang mengguncang pasar di awal pekan depan.
Trump mengumumkan akan mengenakan tarif tambahan 100% untuk barang-barang dari China, di atas tarif 30% yang sudah berlaku, mulai 1 November atau lebih cepat.
Ancaman tersebut merupakan eskalasi besar-besaran setelah berbulan-bulan gencatan senjata perdagangan antara kedua negara itu. Dengan demikian, total tarif untuk China akan mencapai 130%.
"Amerika Serikat akan mengenakan Tarif sebesar 100% terhadap Tiongkok, melebihi Tarif apa pun yang mereka bayarkan saat ini. Pada 1 November, kami juga akan menerapkan Kontrol Ekspor pada semua perangkat lunak penting," kata Trump dikutip dari CNN Internasional, Sabtu (11/10/2025).
Pengumuman Trump terkait dengan peningkatan kontrol ekspor Beijing terhadap Rare Earth Element (REE) atau logam tanah jarang yang dibutuhkan untuk memproduksi banyak barang elektronik. Akibatnya, Trump tampaknya membatalkan pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang dijadwalkan akhir bulan ini di Korea Selatan.
Keputusan mengejutkan Trump membawa efek besar ke pasar. Tiga indeks utama wall street tenggelam pada pusaran kerugian di perdagangan Jumat (10/10/2025).
Indeks yang dipenuhi saham teknologi Nasdaq jatuh -3,56%. Sementara indeks saham blue chips Dow Jones terjungkal -1,9%. Kemudian indeks besar S&P 500 terseret -2,71%.
Saham-saham pemimpin di bursa AS yang dikenal dengan magnificent seven juga turut menjadi korban. Saham Apple (AAPL) anjlok -3,45 dan saham Microsoft (MSFT) tumbang -2,19.
Sementara saham Amazon (AMZN) merosot -4,99% dan saham Meta (META) tenggelam 3,85%. Saham milik orang kaya sejagad Elon Musk, Tesla (TSLA) turut jadi korban dengan posisi lebih rendah -5,06%.
Saham induk Google yakni Alphabet (GOOG) terparkir di zona merah dengan penurunan -2,05% dan saham pembuat chips dengan valuasi terbesar di dunia NVDIA (NVDIA) longsor -4,89%.
Bursa saham AS sebagai kiblat pasar saham dunia pun berpotensi ikut menyeret pasar saham Indonesia pada awal pekan depan.
Potensi Profit Taking Investor
PosisiĀ Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sudah mencapai rekor penutupan tertinggi sepanjang masa pada Jumat (10/10/2025) di 8.257,86 sudah sangat tinggi dan berpotensi terjadi aksi profit taking.
Apalagi ada sentimen buruk dari Negeri Paman Sam, setelah Trump menerapkan total tarif dagang 130% terhadap barang masuk dari China.
Kebijakan tersebut turut menyeret pasar saham AS dan berpotensi menular ke pasar saham dalam negeri pada perdagangan awal pekan depan.
Adapun support IHSG pada pekan depan di 8.033 dan support kedua di 7.948. Sementara resisten ada di 8.257.
![]() IHSG |
Pidato Chairman The Fed Jerome Powell
Sementara itu, Chairman Bank SentralĀ AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell dijadwalkan akan memberikan pidato pada Selasa (14/10/2025). Investor tentu menantikan kisi-kisi langkah kebijakan The Fed selanjutnya.
Sebelumnya, Risalah pertemuan The Fed Federal Open Market Committee (FOMC) di September mengungkap bahwa para pejabat bank sentral Amerika Serikat semakin kompak untuk menurunkan suku bunga, meski masih terbelah soal seberapa agresif pelonggaran akan dilakukan hingga akhir 2025.
Hampir semua anggota FOMC sepakat bahwa suku bunga acuan perlu dipangkas untuk merespons pelemahan pasar tenaga kerja, sementara risiko inflasi dianggap mulai mereda.
"Dengan penurunan target suku bunga federal funds pada pertemuan ini, Komite berada pada posisi yang baik untuk merespons perkembangan ekonomi secara tepat waktu," tulis notulen yang dirilis Rabu (9/10).
Keputusan September lalu menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 4,00%-4,25% disetujui dengan suara 11-1. Namun, proyeksi menunjukkan mayoritas tipis 10-9 mendukung dua kali pemangkasan tambahan pada sisa tahun ini.
(ras/ras)
