Rupiah Kalah Telak dari Ringgit: TKI Untung - Wisatawan RI Buntung

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
10 October 2025 19:30
FILE PHOTO: A Malaysia Ringgit note is seen in this illustration photo June 1, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: REUTERS/Thomas White

Jakarta,CNBC Indonesia - Rupiah tengah mengalami pelemahan terhadap sejumlah mata uang Asia, salah satunya terhadap ringgit Malaysia (MYR).

Kondisi ini membuat biaya perjalanan wisata ke Malaysia menjadi lebih mahal bagi masyarakat Indonesia.

Namun, di sisi lain, pelemahan rupiah justru memberikan keuntungan bagi pekerja migran Indonesia (TKI) di Malaysia karena nilai kiriman uang mereka dalam rupiah menjadi lebih tinggi.

Merujuk data Refinitiv, hingga penutupan perdagangan Kamis (9/10/2025), rupiah ditutup pada posisi Rp3.918,41/MYR.

Padahal, pada awal tahun 2025, kurs rupiah terhadap ringgit masih berada di kisaran Rp3.590,91/MYR. Artinya, rupiah telah terdepresiasi sebesar 9,06% atau kehilangan nilai sekitar Rp328/MYR sepanjang tahun berjalan.

Pelemahan ini berpotensi meningkatkan biaya perjalanan bagi wisatawan Indonesia yang berencana berlibur ke Malaysia, terutama untuk pengeluaran akomodasi dan konsumsi selama berada disana.

Liburan Jadi Lebih Mahal

Berdasarkan kurs saat ini, masyarakat Indonesia yang hendak bepergian ke Malaysia dengan asumsi membawa Rp10 juta hanya akan memperoleh sekitar 2.552 ringgit Malaysia.

Padahal, jika menggunakan kurs awal tahun, jumlah yang diperoleh bisa mencapai 2.785 ringgit. Artinya, terjadi depresiasi sekitar 233 ringgit atau setara dengan sekitar Rp900 ribu, yang dapat membuat biaya perjalanan ke Malaysia menjadi lebih mahal.

Dengan kurs saat ini di Rp3.918/MYR, berbagai kebutuhan selama berlibur di Malaysia mulai dari makan, transportasi, hingga akomodasi juga akan mengalami kenaikan dalam rupiah bila dibandingkan dengan kurs awal tahun.

Dikutip dari laman HikersBay, rata-rata biaya menginap di hotel kelas menengah di Kuala Lumpur mencapai sekitar 150 ringgit per malam. Jika dikonversikan ke rupiah dengan kurs saat ini, biayanya mencapai sekitar Rp587 ribu, atau naik Rp49 ribu dibandingkan jika menggunakan kurs awal tahun.

Kenaikan serupa juga terjadi pada hotel berbintang yang rata-rata tarifnya mencapai 250-400 ringgit per malam, sehingga wisatawan Indonesia harus merogoh kocek lebih dalam ketika berlibur ke Negeri Jiran di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.

Berdasarkan estimasi-estimasi tersebut, jika traveler Indonesia membawa Rp10 juta untuk perjalanan ke Kuala Lumpur, maka dengan hotel yang layak, makan di restoran sederhana, aktivitas wisata moderat, Rp10 juta kemungkinan hanya akan cukup untuk sekitar 8 hingga 10 hari saja.

Perlu diingat, angka ini belum termasuk tiket pesawat internasional dari Indonesia ke Kuala Lumpur,biaya tak terduga, dan belanja ekstra. Juga, kurs rupiah terhadap ringgit bisa fluktuatif sehingga perhitungan di atas perlu disesuaikan saat kamu benar-benar merencanakan perjalanan.

TKI di Malaysia Makin Kaya

Meski pelemahan rupiah terhadap ringgit Malaysia yang membuat biaya perjalanan wisata ke Negeri Jiran semakin mahal, kondisi ini justru membawa berkah bagi masyarakat Indonesia yang bekerja di Malaysia (TKI). 

Dengan upah minimum Malaysia (UMR) sebesar 1.700 ringgit per bulan, pendapatan TKI kini naik dari sekitar Rp6,1 juta menjadi Rp6,66 juta atau meningkat lebih dari Rp550 ribu per bulan hanya karena perubahan kurs dari Rp3.590/MYR menjadi Rp3.918/MYR.

Kenaikan nilai tukar ini berdampak langsung terhadap nilai remitansi yang dikirimkan ke Tanah Air. Dengan asumsi 1.000 ringgit yang dikirim kini bernilai sekitar Rp3,9 juta, lebih tinggi Rp328 ribu dibandingkan awal tahun. Artinya, keluarga penerima di Indonesia akan mendapatkan tambahan penghasilan tanpa adanya peningkatan nominal gaji di Malaysia.

Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah TKI asal Indonesia di Malaysia terus bertambah dalam beberapa tahun terakhir. Pada kuartal II-2025, jumlah TKI di Malaysia mencapai 1,89 juta orang, meningkat dibandingkan 1,87 juta pada 2024 dan 1,83 juta pada 2023.

Kenaikan jumlah TKI ini menunjukkan bahwa Malaysia masih menjadi tujuan utama pekerja migran Indonesia karena faktor kedekatan geografis, kesamaan budaya, dan kebutuhan tenaga kerja yang tinggi di Malaysia.

Dengan jumlah pekerja yang meningkat dan kurs rupiah yang melemah, nilai remitansi dari Malaysia ke Indonesia juga berpotensi terus naik sehingga mampu memberikan dampak positif bagi ekonomi daerah dan daya beli keluarga penerima di Tanah Air.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation