
China - Kazakhstan Terus Borong Emas, Diam-Diam RI Malah Obral

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral dunia kembali melakukan pembelian emas sebagai cadangannya di Agustus 2025.
Berdasarkan data World Gold Council, total pembelian bersih emas oleh bank sentral global mencapai 15 ton di Agustus 2025. Hal ini menandai kembalinya pembelian emas oleh bank sentral di dunia setelah pada periode Juli tidak terjadi penambahan cadangan emas oleh bank sentral seluruh dunia.
Kenaikan ini memperlihatkan bahwa minat bank sentral terhadap emas masih tinggi, meskipun harga emas global saat ini tengah mengalami reli kenaikan hingga terus mencetak rekor tertingginya. Pembelian emas oleh bank sentral dunia di Agustus masih sejalan dengan rata-rata 10-20 ton per bulan selama semester I-2025.
Pembelian terbesar dilakukan oleh Bank Sentral Khazakhstan yang menambah cadangan emasnya hingga 7,7 ton. Langkah ini sekaligus menjadi bulan keenam beruntun Kazakhstan melakukan pembelian emas hingga total cadangan emasnya mencapai 316 ton atau naik 32 ton dibandingkan akhir 2024.
Selain itu, bank sentral Bulgaria turut melakukan pembelian hingga 2,05 ton. Hal ini sekaligus menjadi kenaikan bulanan terbesar sejak Juni 1997. Langkah ini juga dilakukan menjelang masuknya Bulgaria menjadi bagian dari Eropa pada Januari 2026 mendatang. Nantinya sebagian emas kemungkinan akan dialihkan ke Bank Sentral Eropa (ECB).
Sementara itu, Bank Sentral China juga melanjutkan pembelian emas sebagai lanjutan dari yang sudah mereka lakukan dalam 10 bulan beruntun. Di Agustus, China menambah 1,87 ton cadangan emasnya, dengan total cadangan emas yang China miliki hingga kini telah melampaui 2.300 ton yang setara dengan sekitar 7% dari total cadangan devisa China.
Beberapa negara lain turut melakukan pembelian emas sebagai cadangan devisa nya, seperti Turki dan Uzbekistan yang sama-sama membeli 1,9 ton emas. Serta Ceko membeli 1,68 ton, hingga Filipina membeli 0,8 ton.
Indonesia Hingga Russia Jual Emas
Di sisi lain, ada tiga negara yang justru melaporkan penurunan atau penjualan cadangan emas pada Agustus, yakni Rusia ,Indonesia, hingga Mongolia.
Menurut laporan World Gold Council, Bank Indonesia (BI) telah melakukan penjualan cadangan emas nya 1,8 ton di Agustus yang sekaligus melanjutkan penjualan di bulan sebelumnya yakni Juli sebesar 11,1 ton. Hal ini sekaligus menjadikan penjualan yang pertama sejak Juni 2018, dimana saat itu BI menjual 2,1 ton cadangan emasnya.
Sejak awal tahun hingga Agustus 2025, BI tercatat telah menjual 12 ton emas.
Namun, Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso membantah laporan yang dikeluarkan Analis Senior World Gold Council Krishan Gopaul itu. Ia menegaskan, BI tidak melakukan penjualan emas sebagaimana yang disebut World Gold Council.
"Dapat kami sampaikan bahwa Bank Indonesia tidak melakukan penjualan emas sebagaimana disebutkan. Mohon teman-teman media dapat mengikuti informasi resmi mengenai perkembangan cadangan devisa Indonesia melalui website Bank Indonesia," tegas Ramdan Denny kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (7/10/2025).
Bank sentral Rusia juga tercatat melakukan penjualan emas di Agustus lalu, dengan total menjual 3,1 ton emas. Serta Mongolia yang menjual 0,1 ton cadangan emasnya.
Wolrd Gold Council menilai bahwa penguatan harga emas yang mencapai rekor tertinggi sepanjang tahun memang berpotensi membatasi volume pembelian baru. Namun, hal ini lebih mencerminkan pergerakan jangka pendek, bukan kepada hilangnya minat terhadap emas.
Lembaga itu menegaskan bahwa bank sentral dunia masih memandang emas sebagai aset lindung nilai yang cukup strategis, terutama di tengah ketidakpastian geopolitik, tekanan inflasi global, dan melemahnya kepercayaan terhadap dolar AS.
"Meskipun ada perlambatan pembelian dalam beberapa bulan terakhir, tidak ada indikasi bahwa bank sentral akan menghentikan pembelian emas. Justru, tren ini menunjukkan bahwa bank sentral masih ingin menambah eksposur terhadap aset safe haven," tulis WGC dalam laporannya.
CNBCÂ INDONESIA RESEARCH
(evw/evw)