Bersiaplah Menyambut Era Baru Emas di Level US$ 4.000

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
08 October 2025 06:42
emas gold
Foto: emas gold

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas lagi-lagi menembus rekor tertinggi  sepanjang masa dan mendekati level krusial di US$4.000 per troy ons. Sang logam mulia bahkan sudah menyentuh level US$ 4.000 di pasar future.

Ekspektasi penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) akhir bulan ini dan melonjaknya permintaan terhadap safe haven, mendorong laju harga emas.

Pada perdagangan Selasa (7/10/2025), harga emas dunia naik 0,58% di level US$3.983,55 per troy ons. Pada perdagangan intraday, harga emas sempat menyentuh level tertingginya di US$3.985,48 per troy ons. Hanya butuh beberapa poin sekitar 16 poin untuk menyentuh level psikologis krusial di US$4.000 per troy ons.

Harga penutupan kemarin juga menjadi yang tertinggi sepanjang masa. Artinya, emas sudah mencetak rekor penutupan selama tiga hari beruntun.

Dalam tiga hari terakhir, harga emas sudah menguat 3,3%.

Pada perdagangan hari ini Rabu (8/10/2025) hingga pukul 06.24 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,15% di posisi US$3.989,69 per troy ons.

Harga emas melanjutkan reli dan memecahkan rekor pada perdagangan Selasa, hanya terpaut US$15 dari level US$4.000 per troy ons.

Harga emas berjangka AS bahkan melonjak melewati US$4.000 per ons untuk pertama kalinya pada Selasa, terdorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) akhir bulan ini serta permintaan safe-haven yang terus kuat akibat penutupan sebagian pemerintahan AS.

Kontrak emas berjangka AS GCcv1 untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,7% ke level US$4.004,4, setelah sempat mencapai rekor tertinggi US$4.014,6.

"Aliran safe haven masih terus berlanjut, sebagian berasal dari penutupan pemerintah dan belum ada indikasi nyata bahwa hal itu kemungkinan akan teratasi dalam jangka pendek. Jadi, masih ada tawaran yang cukup baik untuk emas," ujar Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals, kepada CNBC International.

Emas yang merupakan instrumen non-imbal hasil, yang cenderung berkinerja baik selama masa ketidakpastian dan kondisi suku bunga rendah, telah naik 52% sepanjang tahun ini. Reli logam mulia ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk ekspektasi penurunan suku bunga, ketidakpastian politik dan ekonomi yang berkelanjutan, pembelian bank sentral yang solid, arus masuk ke ETF emas, dan dolar yang lemah.

Penutupan pemerintah AS memasuki hari ketujuh pada hari Selasa. Penutupan pemerintah ini telah menunda rilis indikator ekonomi utama, memaksa investor untuk mengandalkan data sekunder non-pemerintah untuk mengukur waktu dan tingkat penurunan suku bunga The Fed.

Sementara itu, gejolak politik di Prancis dan Jepang mencengkeram pasar mata uang dan obligasi untuk hari kedua berturut-turut.

Investor kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan ini, dengan pemangkasan tambahan sebesar 25 basis poin diantisipasi pada bulan Desember.

Di tempat lain, bank sentral China menambahkan emas ke cadangannya pada bulan September untuk bulan ke-11 berturut-turut, menurut data dari Bank Rakyat China (PBoC).

Goldman Sachs pada hari Senin menaikkan proyeksi harga emas Desember 2026 menjadi US$4.900 per troy ons dari US$4.300 per troy ons, dengan alasan arus masuk dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Barat yang kuat dan kemungkinan pembelian oleh bank sentral.

Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates, merekomendasikan investor untuk menempatkan sekitar 15% portofolio mereka di emas. Pasalnya instrumen utang "bukan penyimpan kekayaan yang efektif." Menurut Dalio, emas adalah aset yang berkinerja baik ketika sebagian besar portofolio menurun.

Namun, Bank of America (BofA) mengingatkan investor untuk berhati-hati menjelang level US$4.000. BofA menekankan bahwa emas menghadapi risiko uptrend exhaustion, yang bisa memicu konsolidasi atau koreksi pada kuartal keempat.

Dari sisi lain, harga perak (XAG) di pasar spot pada penutupan perdagangan Selasa (7/10/2025), justru terseret ke bawah dengan penurunan 0,91% di level US$48,10 per troy ons.

Dan pada perdagangan hari ini Rabu (8/10/2025) hingga pukul 06.32 WIB, harga perak di pasar spot melemah 0,08% di level US$47,82 per troy ons.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular