Sejarah Militer Dunia, Pasukan yang Membuat Dunia Berubah

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
05 October 2025 14:15
Samurai
Foto: Pixabay

Jakarta, CNBC Indonesia — Sejarah militer dunia menyimpan banyak catatan tentang pasukan dan pemimpin perang yang membentuk arah kekuasaan di wilayahnya. Mereka muncul dari kondisi sosial, politik, dan geografis yang beragam, berjuang dengan disiplin dan sistem tempur yang disusun melalui pengalaman panjang.

Bangsa Visigoth menjadi salah satu kelompok yang berperan dalam perubahan besar di Eropa Barat. Setelah masa kekuasaan Romawi mulai melemah, pasukan mereka bergerak di bawah pimpinan Alaric I.

Pada tahun 410 M, Roma dikuasai dan dijarah. Peristiwa itu tercatat sebagai tonggak sejarah yang mengakhiri dominasi Romawi dan membuka jalan bagi lahirnya kerajaan-kerajaan baru di Eropa.

Di benua Amerika, suku Comanche berkembang di wilayah Dataran Besar bagian selatan. Kehidupan mereka terhubung dengan kuda dan aktivitas berburu bison. Struktur sosialnya membentuk kelompok prajurit yang terlatih sejak usia muda.

Mereka beroperasi dalam kelompok kecil yang mampu bergerak cepat melintasi padang rumput. Sejumlah catatan abad ke-19 menggambarkan mereka sebagai pasukan dengan kemampuan adaptasi tinggi terhadap lingkungan.

Dari pegunungan Nepal, muncul kelompok prajurit Gurkha yang direkrut ke dalam Angkatan Darat Inggris setelah Perang Anglo-Nepal pada awal abad ke-19. Latihan yang mereka jalani menekankan kekuatan fisik, disiplin, dan ketahanan. Senjata tradisional mereka, kukri, menjadi bagian dari perlengkapan tempur standar. Hingga kini, Gurkha masih aktif dalam berbagai operasi militer internasional di bawah satuan Royal Gurkha Rifles.

Sementara itu, kekaisaran Mongol di Asia Tengah dibangun melalui sistem perang yang terorganisir di bawah Genghis Khan. Pasukan kavaleri ringan mereka menguasai jalur darat dari Tiongkok hingga Eropa Timur. Setiap unit memiliki pembagian tugas yang jelas, mulai dari pengintaian hingga logistik.

Catatan sejarah menunjukkan keberhasilan mereka mengintegrasikan komunikasi jarak jauh dan sistem kurir antarwilayah. Struktur militer semacam ini bertahan selama beberapa generasi dan memengaruhi pola operasi militer di wilayah Asia Tengah.

Di Jepang, kelas prajurit Samurai muncul sejak abad ke-12 dan bertahan hingga abad ke-19. Mereka memiliki peran politik, sosial, dan militer dalam sistem feodal. Prinsip hidup mereka dirumuskan dalam ajaran Bushido yang menekankan kesetiaan dan pengendalian diri. Saigo Takamori menjadi salah satu tokoh terakhir dalam sejarah Samurai. Pada tahun 1877, ia memimpin Pemberontakan Satsuma yang menandai akhir peran Samurai dalam struktur militer Jepang.

Dari Punjab, India, kelompok Akali-Nihang dikenal sebagai bagian dari komunitas Sikh yang menjalankan kehidupan religius dan militer secara bersamaan. Mereka mengenakan pakaian biru dan membawa senjata tradisional seperti pedang panjang dan belati katar. Baba Deep Singh tercatat sebagai pemimpin yang gugur pada tahun 1757 dalam pertempuran mempertahankan Kuil Emas di Amritsar. Tradisi dan nilai yang mereka wariskan masih menjadi bagian dari identitas budaya Sikh hingga kini.

Kelompok-kelompok ini menunjukkan bagaimana strategi, pelatihan, dan keyakinan membentuk kemampuan bertempur di berbagai wilayah. Catatan mereka digunakan dalam studi sejarah militer untuk memahami pola organisasi, taktik lapangan, dan sistem kepemimpinan.

Dari periode kuno hingga masa modern, jejak para ahli perang tersebut menjadi dasar bagi perkembangan ilmu strategi dan pertahanan yang masih dipelajari hingga sekarang.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(emb/emb)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation