HUT TNI ke-80 Tahun 2025: Benarkah Militer RI Masih Jadi Raja ASEAN?

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
03 October 2025 17:50
Gladi kotor jelang perayaan HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Gladi kotor jelang perayaan HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan merayakan hari jadinya yang ke-80 tahun pada Minggu (5/10/2025).

Selama delapan dekade, TNI telah melewati berbagai macam operasi militer penting dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI, mulai dari penumpasan pemberontakan dalam negeri hingga operasi perdamaian dunia.

Di usia yang kian matang ini, TNI tidak pernah berhenti untuk memperkuat diri. Mulai dari proses perekrutan prajurit yang dilakukan secara ketat, pelatihan militer yang terus ditingkatkan, serta pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) modern yang semakin di utamakan.

Transformasi ini menjadi bagian dari upaya Indonesia dalam menjaga keperkasaan TNI di mata dunia khususnya di kawasan terdekat yakni Asia Tenggara.

Menurut laporan tahunan Global Fire Power (GFP) 2025, TNI menempati peringkat pertama sebagai kekuatan militer terkuat di Asia Tenggara. Indonesia meraih skor Power Index (PwrIndx) 0,2557, lebih unggul dibanding Vietnam (0,4024) yang berada di posisi kedua, serta Thailand (0,4536) di urutan ketiga. Singapura menyusul di peringkat keempat dengan skor 0,5271, disusul Myanmar, Filipina, Malaysia, Kamboja, dan Laos.

Sebagai gambaran yang detail dapat dicermati perbandingan kekuatan militer Indonesia dengan negara-negara di ASEAN berdasarkan beberapa faktor.

Tentara Aktif

Berdasarkan GFP, TNI tercatat memiliki sekitar 400 ribu tentara aktif, yang menempatkanya di surutan kedua setelah Vietnam dengan total 600 ribu personel. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding Thailand (360 ribu), Malaysia (113 ribu), Filipina (150 ribu), maupun Singapura yang hanya memiliki 51 ribu pasukan aktif. Hal ini mencerminkan kapasitas Indonesia yang cukup besar dalam hal jumlah personel, meski masih kalah dari Vietnam.

Prajurit TNI dari tiga matra menggelar gladi kotor jelang perayaan HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (2/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Prajurit TNI dari tiga matra menggelar gladi kotor jelang perayaan HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (2/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Prajurit TNI dari tiga matra menggelar gladi kotor jelang perayaan HUT ke-80 TNI di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (2/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Anggaran Militer

Dari sisi anggaran, Indonesia mengalokasikan US$10,6 miliar untuk pertahanan. Angka ini menempatkan Indonesia di bawah Singapura yang menjadi terbesar dengan US$15 miliar. Namun, Indonesia lebih unggul dibanding negar ASEAN lainnya. Besarnya anggaran Singapura sejalan dengan fokus modernisasi alutsista mereka, meskipun jumlah tentaranya relatif kecil.

Pesawat Tempur

Dalam hal kekuatan udara, Indonesia berada di urutan ketiga dengan 75 unit pesawat tempur & serang menurut data GFP. Untuk urutan pertama masih ditempati oleh singapura yang tercatat memiliki 100 unit, diikuti olah Thailand dengan 92 unit pesawat tempur.

Meski demikian, pada tahun 2026 mendatang Indonesia melalui TNI Angkatan Udara, akan kedatangan jet tempur terbaru yakni Dassault Rafale yang dibeli dari Prancis.

Kementerian Pertahanan RI telah menyepakati pembelian 42 unit jet tempur Rafale dalam kontrak senilai US$ 8,1 miliar, termasuk pengadaan senjata dan dukungan logistik.

Peswat tempur Dassault Rafale. (AP Photo)Foto: Peswat tempur Dassault Rafale. (AP Photo)
Peswat tempur Dassault Rafale. (AP Photo)

Tank

Indonesia tercatat memiliki 331 unit tank, masih jauh di bawah Vietnam yang memiliki 1.374 unit dan Thailand dengan 635 unit. Singapura memiliki 170 unit, sedangkan Malaysia 48 unit dan Filipina hanya 10 unit. Dengan demikian, dari sisi kekuatan darat berat, Indonesia berada di posisi menengah.

Namun secara kualitas tank yang dimiliki oleh Indonesia, termasuk salah satu yang paling kuat di ASEAN. TNI diperlengkapi oleh tank jenis leopard 2, yakni tank tempput kelas berat buatan Jerman. Tank Leopard Indonesia terbagi menjadi dua varian yakni, Leopard 2A4 dan 61 unit Leopard 2RI yang di desain khusus untuk medan tropis.

Jelang HUT ke 80, Alutsista Tiga Matra Terpakir di Kawasan Monas. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Jelang HUT ke 80, Alutsista Tiga Matra Terpakir di Kawasan Monas. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Jelang HUT ke 80, Alutsista Tiga Matra Terpakir di Kawasan Monas. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jumlah armada kapal laut

Indonesia menjadi yang terkuat di ASEAN berdasarkan total armada kapal laut dengan total memiliki 331 kapal, jauh di atas Thailand yang tercatat memiliki 293 kapal, diikuti oleh Vietnam yang memiliki 110, maupun Singapura yang hanya memiliki 56 unit.

TNI memang terlihat tengah memfokuskan diri untuk membuat armada laut nya menjadi lebih kuat, dengan pengadaan beberapa kapal patroli vessel. Yang terbaru adalah KRI Brawijaya 320 yang masuk dalam kelas Thaon di Revel yang merupakan kapal buatan Italia. Ini menjadi kapal terbesar dalam sejarah TNI Angkatan Laut.

Presiden Prabowo Subianto menyaksikan demo laut dan sailing pass TNI AL Tahun 2025 dari kapal KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat - 992, di perairan Teluk Jakarta, Kamis (2/10/2025). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)Foto: Presiden Prabowo Subianto menyaksikan demo laut dan sailing pass TNI AL Tahun 2025 dari kapal KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat - 992, di perairan Teluk Jakarta, Kamis (2/10/2025). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Presiden Prabowo Subianto menyaksikan demo laut dan sailing pass TNI AL Tahun 2025 dari kapal KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat - 992, di perairan Teluk Jakarta, Kamis (2/10/2025). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation