Fenomena Langka: China & Singapura Berlomba-Lomba Akuisisi Emiten RI

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
29 September 2025 07:20
akuisisi
Foto: akuisisi

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan asal Singapura hingga China gencar mengakuisisi perusahaan Indonesia sepanjang tahun ini.

Pasar yang besar, sumber daya alam melimpah, dan potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi faktor dari aksi korporasi tersebut. Selain itu, faktor seperti kebijakan investasi yang mendukung, ekosistem startup yang dinamis di beberapa sektor, serta hubungan bilateral yang kuat antara kedua negara menjadi pendorong utama.

Banyak beberapa perusahaan asing seperti China hingga Hong Kong sudah overcapacity di dalam negeri. Mereka butuh ekspansi keluar untuk terus tumbuh. Akuisisi perusahaan Tbk memberi mereka platform global, meningkatkan reputasi, serta memudahkan penetrasi ke ASEAN.

Banyak emiten di Indonesia undervalued dibandingkan potensi bisnisnya. Dengan harga saham lebih rendah dibanding fundamental, perusahaan asing bisa masuk dengan harga akuisisi relatif murah, lalu melakukan efisiensi dan ekspansi.

Investasi lewat akuisisi sejalan dengan strategi Belt and Road Initiative (BRI) China untuk memperkuat pengaruh ekonomi di Asia Tenggara. Indonesia adalah hub penting karena posisi geopolitiknya di jalur perdagangan maritim.

Terdapat lima emiten yang telah diakuisisi oleh perusahaan Singapura.

1.TGUK

Pada Mei 2025, dikabarkan PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK) diakuisisi oleh perusahaan holding asal Singapura, Visionary Capital Global Pte. Ltd (VCG). Hal ini disebabkan masih tingginya hutang perseroan.

Dalam keterbukaan informasi, disebutkan bahwa Visionary Capital Global Pte. Ltd (VCG) akan mengakuisisi 69,34% modal disetor dan ditempatkan TGUK dari PT Dinasti Kreatif Indonesia, yang merupakan pemegang saham mayoritas eksisting TGUK.

Setelah penyelesaian Rencana Pengambilalihan, sebagai pengendali baru TGUK, Visionary Capital Global Pte. Ltd. akan melaksanakan penawaran tender wajib sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan OJK No. 9/2018.

Diketahui, posisi utang usaha yang melonjak 211% (yoy) pada triwulan III 2024, sehingga liabilitas jangka pendek melonjak 67,7% menjadi Rp37 miliar, dan memaksa Perseroan melakukan restrukturisasi utang dengan vendor.

Visionary Capital Global Pte. Ltd (VCG) akan menambah lini bisnis frozen food untuk memperbaiki kondisi keuangan Teguk yang merugi pada 2024.

Setelah proses akuisisi tuntas, Visionary Capital Global Pte. Ltd (VCG) akan memegang 59,34 saham TGUK yang dimiliki oleh PT Dinasti Kreatif Indonesia.

2. PTMR

Pada Juni 2025, Deep Source Pte. Ltd., perusahaan yang terdaftar di Singapura, akan mengambil alih mayoritas saham PT Master Print Tbk (PTMR).

Diketahui, PTMR merupakan anak usaha dari PT Mitra Pack Tbk (PTMP).

Deep Source Pte. Ltd., akan mengambil alih 77,71% saham PTMR dari PTMP dan Ardi Kusuma. Dengan pembelian tersebut, maka berakibat pada perubahan pengendali.

Tujuan dari rencana pengambilalihan adalah untuk pengembangan bisnis dan memperluas jaringan usaha Calon Pengendali baru di Indonesia.

Setelah pengambilalihan selesai, Deep Source akan melaksanakan penawaran tender wajib sesuai dengan ketentuan di Indonesia.

3. SMKM

Pada September 2025, salah satu perusahaan konstruksi dikabarkan akan dicaplok salah satu perusahaan asing asal Singapura.

PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM) mengumumkan adanya rencana akuisisi oleh perusahaan Singapura Lim Shrimp Org Pte. Ltd, atas 44,98% saham SMKM.

Adapun rencana ini dituangkan dalam surat yang dikeluarkan oleh Lim Shrimp Org Pte. Ltd. No.LSO/VAL/18092501 pada tanggal 18 September 2025.

Dalam surat tersebut, Lim Shrimp Org Pte. Ltd, berencana untuk mengambil alih saham PT Vina Nauli Jordania sebanyak-banyaknya 563.580.144 saham dalam Perseroan atau yang mewakili sebanyak-banyaknya 44,98% dari keseluruhan modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh Perseroan.

Bila mengacu pada komposisi pemegang saham per 31 Agustus 2025, SMKM dimiliki oleh PT Vina Nauli Jorndania sebanyak 44,98%. Perusahaan ini juga berperan sebagai pemegang saham pengendali perseroan.

Selain itu, terdapat nama CGS International Securities Singapore PT Ltd dengan kepemilikan sebesar 8,38%. Sisanya, masyarakat menggenggam 46,64% saham SMKM.

4. MAPI

Pada bulan ini juga, Perusahaan ritel PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dikabarkan akan diakusisi oleh perusahaan induk yang berbasis di Singapura. Pacific Universal Investments Pte. Ltd. akan mengakuisisi saham PT Mitra yang berbasis di Jakarta dari PT Satya Mulia Gema Gemilang, yang memiliki 51% saham pengendali.

Mengutip media Filipina insiderph, Komisi Persaingan Usaha Filipina (PCC), yang meninjau aksi korporasi tersebut telah menyetujui kesepakatan karena tidak adanya risiko persaingan usaha.

PT Mitra memiliki 3.832 gerai di tujuh negara ASEAN, dengan 247 gerai dan 21 merek eksklusif di Filipina. Anak perusahaannya meliputi MAP Active Philippines (Foot Locker, Planet Sports, New Balance, Converse, Sketchers) dan Mapple Philippines Inc. yang menjual produk-produk Apple.

Dalam keputusan tertanggal 12 Agustus 2025, regulator mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut bukanlah saingan langsung dan bahwa peritel mapan lainnya memberikan persaingan yang cukup.

Persetujuan tersebut dikeluarkan di bawah Undang-Undang Persaingan Usaha Filipina, yang mengharuskan PCC untuk memeriksa kesepakatan besar yang dapat mempengaruhi konsumen.

5. PTRO

PT Petrosea Tbk (PTRO) mengumumkan bahwa perusahaan telah menandatangani non-binding term sheet dengan para pemegang saham Scan-Bilt Pte. Ltd. (SBPL) pada 19 September 2025.

Scan-Bilt Pte. Ltd. (SBPL) merupakan perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang plant civil engineering construction dan maintenance work untuk industri kimia dan minyak serta gas onshore.

Penandatanganan ini merupakan langkah awal dan akan ditindaklanjuti melalui proses due diligence dan negosiasi lebih lanjut.

Akuisisi mayoritas saham SBPL merupakan bagian dari strategi pertumbuhan dan diversifikasi. PTRO akan mengembangkan SBPL sebagai business hub bagi ekspansi bisnis ke kawasan Asia Pasifik yang mencakup Singapura, Papua Nugini dan Indonesia.

Rencana akuisisi ini akan memperkuat posisi Petrosea di sektor non-batu bara, khususnya kimia dan energi. SBPL memiliki rekam jejak panjang dalam proyek konstruksi strategis di kawasan Asia Pasifik, termasuk untuk Shell Eastern Petroleum dan Aster Chemicals and Energy.

Sebagai informasi, SBPL pernah mengerjakan proyek piling dan civil engineering construction di Pulau Bukom milik Shell Eastern Petroleum Pte Ltd., serta proyek Effluent Treatment Recycling Plant dan Stolthaven Expansion Project di Singapura. Portofolio proyek ini dinilai memperkuat potensi sinergi bisnis PTRO di kawasan Asia Pasifik.

Diversifikasi bisnis ke sektor non-coal, termasuk energi dan kimia, membuka peluang pendapatan baru yang lebih stabil.

Siapa Diakuisisi China?

Selain Singapura, China juga tengah rajin melakukan akuisisi perusahaan di Indonesia. Berikut beberapa saham yang diakusisi perusahaan asal China di sepanjang tahun ini:

1.. PGJO

PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (kode saham PGJO), juga dikenal sebagai Pigijo, bergerak di platform teknologi marketplace pariwisata digital. PT Tourindo Guide Indonesia Tbk (PGJO) dikabarkan akan diakuisisi oleh perusahaan asal China, PT Zhengyu Global Trading (ZGT)

Dalam surat kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Zhengyu Global Trading (ZGT) menyampaikan niatnya untuk mengambil alih kepemilikan saham PT Surya Fajar Capital Tbk (SFAN), Henri Widodo, Ing Ing Cindy Eva, Claudia Ingkiriwang, Ellen Yanury Luassa, dan Adi Putera Widjaja dalam PGJO.

Total saham yang akan diakuisisi mencapai 493,1 juta lembar, atau setara dengan 61,96% dari modal ditempatkan dan disetor PGJO.

Aksi korporasi ini akan menjadikan ZGT sebagai pemegang saham pengendali PGJO.

Sebagai informasi, ZGT dan PGJO memiliki industri yang berbeda. PGJO adalah perusahaan teknologi di bidang pariwisata yang menaungi platform Pigijo.

Sementara, ZGT diketahui merupakan perusahaan yang bergerak di industri perdagangan besar bahan bakar padat, cair, dan gas, serta logam dan bijih logam.

Pada 31 Juli 2025, ZGT telah merampungkan akuisisi PGJO melalui PT Batu Investasi Indonesia (BIP) sebanyak 493.088.500 atau setara dengan 61,69% modal ditempatkan dan disetor penuh PGJO.

Kini BIP resmi menjadi pengendali saham PGJO yang baru. Sesuai aturan Otoritas Jasa Keuangan (POJZK) Nomor 9/POJK.04/2018, pengendali baru wajib melakukan tender offer.

2. KRYA

Emiten konstruksi PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) resmi mengakuisisi 51% kepemilikan saham di perusahaan electric vehicle (EV) PT Green City Traffic (merek ECGO). Hal ini seiring proses perubahan bisnis perseroan pasca-pengalihan pengendali.

"Jumlah Saham sebesar 10.418.000saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham sehingga seluruhnya berjumlah Rp10.41 miliar," sebagaimana disebut dalam keterbukaan informasi BEI, Senin, (11/8/2025).

Setelah akuisisi ini, KRYA berencana melakukan Penawaran Umum Terbatas (Right Issue) untuk menghimpun dana Rp200-300 miliar guna mendukung ekspansi ECGO pada 2026. Perseroan menargetkan penjualan gabungan 55.000 unit di pasar ojol dan non-ojol, serta mencapai penjualan kumulatif lebih dari 1 juta unit dalam lima tahun.

President Director KRYA William Teng mengatakan, selain margin kotor hingga 40% dari penjualan motor dan baterai, bisnis penyewaan baterai akan menjadi sumber pendapatan KRYA ke depan. Pasalnya perseroan menggunakan teknologi protokol tertutup, sehingga motor ECGO hanya dapat digunakan dengan baterai serupa.

Sebelumnya, Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA) atau BKPJ secara resmi memulai proses Due Diligence sebagai bagian dari rencana akuisisi mayoritas saham oleh perusahaan-perusahaan yang dipimpin oleh Rich Step International Ltd. (RSIL) dan PT Green Power Group Tbk. (LABA).

Dalam keterbukaan informasi, KRYA tersebut menyampaikan rencana akuisisi ini bertujuan untuk menjadikan emiten konstruksi tersebut sebagai bagian dari strategi bisnis global Rich Step International Ltd. Terutama dalam pengembangan portofolio di sektor perdagangan, penyertaan modal dalam anak perusahaan, serta bisnis kendaraan listrik (Electronic Vehicle).

Adapun mayoritas saham KRYA yang hendak diakuisisi tersebut dimiliki oleh PT Bangun Karya Artha Lestari (48,8%), Dharmo Budiono (16,85%), Brigitta Notoamodjo (13,87%), dan Pramana Budiharjo (0,0001%). Lantas, saham KRYA yang hendak diakuisisi RSIL dan LABA mencapai sekitar 79,52%.

3. KOKA

PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) mengumumkan rencana akuisisi saham oleh perusahaan asal China, Ningbo Lixing Enterprise Management Co., Ltd.

PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) mengumumkan rencana akuisisi saham oleh perusahaan asal China, Ningbo Lixing Enterprise Management Co., Ltd.
Mengutip keterbukaan informasi perusahaan, Selasa (16/9/2025), Ningbo Lixing berencana mengambil alih 63,5% saham disetor dan beredar KOKA. Dengan selesainya aksi korporasi ini, Ningbo Lixing akan menjadi pemegang saham pengendali baru perseroan.

Manajemen KOKA menyebut, tujuan akuisisi ini adalah untuk mengembangkan dan memperluas jaringan bisnis, khususnya di sektor konstruksi infrastruktur.

"Setelah proses akuisisi selesai, Ningbo Lixing Enterprise Management Co., Ltd. sebagai pemegang saham pengendali baru PT Koka Indonesia Tbk akan melaksanakan Penawaran Tender Wajib (MTO)," tulis manajemen dalam keterbukaan.

Saat ini, kedua pihak masih melakukan pembahasan terkait harga akhir dan tanggal penyelesaian transaksi. Proses akuisisi dan MTO akan dijalankan sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berlaku.

Sebagai informasi, Ningbo Lixing Enterprise Management Co., Ltd. berbasis di Zhejiang, China, dengan lini bisnis utama meliputi manajemen perusahaan, konsultasi manajemen, layanan konsultasi informasi, dan manajemen investasi.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation