Newsletter

IHSG Meroket, Rupiah Tercekik: Kontras Ekonomi RI yang Bikin Gelisah

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
25 September 2025 06:03
Foto Kolase Rupiah dan Saham.
Foto: Ilustrasi Trading (Istimewa)
  • Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam, IHSG menguat sementara rupiah melemah
  • Wall Street kembali ambruk berjamaah
  • Lonjakan indeks dolar hingga klaim pengangguran AS bisa menjadi penggerak sentimen pasar hari ini

Jakarta,CNBC Indonesia- Pasar keuangan domestik kembali ditutup beragam. IBursa sahammelaju mencetak rekor tertinggi baru, sementara rupiah justru terus melemah hingga menembus level terendah dalam lima bulan. Optimisme investor di bursa saham belum cukup menutup kecemasan pasar valuta asing terhadap arah kebijakan global.

Pasar keuangan Indonesia diharapkan mengakhiri perdagangan di zona positif hari ini. Selengkapnga mengenai proyeksi sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangann kemarin Rabu (24/9/2025), IHSG ditutup menguat tipis 1,35 poin atau 0,02% ke 8.126,56, level penutupan tertinggi sepanjang masa.

Indeks sempat menyentuh 8.169 intraday dengan nilai transaksi Rp38 triliun dan 55,1 miliar saham berpindah tangan dalam 3 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar tembus Rp15.000 triliun.

Asing berbalik arah dengan mencatat net sell sebesar Rp 524 miliar.

Kenaikan ditopang saham baru Merdeka Gold Resources (EMAS) yang menjadi top mover, sementara perbankan besar seperti PT Bank Central Asia (BBCA) justru menahan laju indeks.

Sebaliknya, menilik pasar valuta asing, rupiah ditutup melemah tipis 0,06% ke Rp16.670 per dolar AS, memperpanjang tren pelemahan lima hari beruntun. Level ini merupakan titik terlemah sejak April 2025.

Penguatan dolar AS dipicu pidato Ketua The Fed Jerome Powell yang menegaskan sikap hati-hati dalam pemangkasan suku bunga, sehingga menjaga indeks dolar (DXY) di 97,46.

Kombinasi sentimen global dan ekspektasi fiskal ekspansif dalam negeri membuat rupiah sulit keluar dari tekanan.

Sementara itu, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun terus merangkak naik ke 6,39% pada perdagangan kemarin, tertinggi sejak 11 September. Kenaikan imbal hasil ini menandai investor tengah menjual SBN sehingga harganya jatuh.

Bursa saham AS ditutup di zona merah pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Bursa Wall Street ambruk karena raksasa kecerdasan buatan (AI) Nvidia dan Oracle berada di bawah tekanan selama kedua berturut-turut.

Indeks S&P turun 0,28% dan ditutup pada level 6.637,97, sementara Nasdaq Composite melemah 0,34% menjadi 22.497,86. Dow Jones Industrial Average jatuh 171,50 poin, atau 0,37%, menutup perdagangan di 46.121,28.

S&P 500 menutup perdagangan Selasa di zona merah, menghentikan tren kemenangan tiga hari, karena kekhawatiran seputar perdagangan AI. Indeks sempat mencapai rekor intraday tertinggi dalam sesi tersebut dan mencatat penutupan rekor pada Senin. Nasdaq yang didominasi saham teknologi juga turun, terbebani oleh Nvidia.

Nvidia turun hampir 1%, melanjutkan penurunan sejak Selasa karena meningkatnya kekhawatiran tentang potensi sifat siklus industri AI yang membuat investor skeptis.

Awal minggu ini, perusahaan pembuat chip tersebut mengumumkan kemitraan senilai US$100 miliar dengan OpenAI. Rekan AI terkemuka lainnya, Oracle, juga jatuh untuk hari kedua berturut-turut, kehilangan hampir 2% pada Rabu.

Kerugian Nasdaq sempat menyempit menjelang penutupan karena saham Intel melonjak lebih dari 6% setelah Bloomberg, mengutip sumber yang mengetahui masalah ini, melaporkan bahwa perusahaan chip tersebut sedang mencari investasi dari Apple. Hal ini terjadi beberapa hari setelah Nvidia mengumumkan investasi $5 miliar di perusahaan yang sama.

Selain nama-nama tersebut, saham Micron Technology turun hampir 3% karena laporan laba dan proyeksi perusahaan tidak cukup kuat untuk memuaskan investor, menandakan bahwa kepercayaan pada perdagangan AI masih menjadi pertanyaan.

"Teknologi mungkin sedikit overvalued. Ini mungkin berlangsung beberapa hari," kata Jay Hatfield, CEO Infrastructure Capital Advisors, kepada CNBC International, menambahkan bahwa tidak ada alasan nyata untuk bersikap bullish.

 

S&P 500 masih naik hampir 3% sepanjang bulan, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata penurunan September sebesar 4,2% dalam lima tahun terakhir.

Pelaku pasar bersikap hati-hati menjelang data klaim pengangguran pada Kamis dan data inflasi PCE pada Jumat. Mereka juga memantau perkembangan mengkhawatirkan terkait potensi penutupan pemerintahan (government shutdown).

Presiden AS Donald Trump telah membatalkan pertemuan yang dijadwalkan minggu ini dengan Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer dan Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries, yang seharusnya bisa mencegah shutdown sebelum tenggat 30 September.

Di tengah euforia pasar modal yang masih ditopang rekor IHSG, dinamika kebijakan domestik kembali menyedot perhatian.

Rapat-rapat di Senayan pada Selasa hingga Rabu kemarin menyajikan sederet keputusan strategis yang bisa berimplikasi panjang, baik pada iklim investasi maupun stabilitas sosial ekonomi. Dari isu agraria yang menahun hingga likuiditas pasar saham.

Panitia Khusus (Pansus) Penyelesaian Konflik Agraria.

Pemerintah dan DPR untuk membentuk Panitia Khusus (Pansus) Penyelesaian Konflik Agraria. Langkah ini dipicu oleh dorongan serikat petani dan konsorsium pembaruan agraria yang menuntut keadilan distribusi tanah.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menegaskan, pansus akan disahkan pada penutupan paripurna awal Oktober mendatang. Pansus diharapkan mampu mendorong pemerintah mempercepat reformasi agraria yang selama ini terhambat, termasuk memperkuat kelembagaan dengan pembentukan Badan Pelaksana Reformasi Agraria. Dorongan ini jelas bukan hanya soal hak petani, tetapi juga menyangkut kepastian investasi di sektor perkebunan, kehutanan, hingga properti .

Isu agraria tak berhenti di situ. Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal menyoroti kegagalan sinkronisasi peta lahan antar-kementerian.

Ego sektoral yang berlarut, katanya, telah memunculkan tumpang tindih tata ruang. Ia mendesak percepatan program Satu Peta berskala nasional, dengan skala detail 1:5.000, agar perbedaan batas lahan bisa segera diakhiri.

Tanpa satu peta, konflik kepemilikan tanah berisiko terus berulang, menggerus kepercayaan masyarakat sekaligus menghambat proyek pembangunan pemerintah dan investasi swasta .

Minimum Free Float Saham

Selain agraria, perhatian juga tertuju pada pasar modal. Komisi XI DPR mendorong otoritas bursa untuk menaikkan minimum free float saham di Bursa Efek Indonesia dari standar saat ini (7,5-10%) menjadi 30%. Ketua Komisi XI Mukhamad Misbakhun menilai, Indonesia termasuk salah satu negara ASEAN dengan tingkat free float terendah, sehingga likuiditas pasar masih terbatas.

Kenaikan free float akan memaksa emiten melepas porsi saham lebih besar ke publik, yang pada gilirannya dapat memperdalam pasar dan meningkatkan daya tarik investor institusi global.

Bila usulan ini terealisasi, dampaknya bisa signifikan. Emiten-emiten besar, khususnya dari sektor perbankan, telekomunikasi, dan komoditas, berpotensi terdorong untuk menambah suplai saham di pasar.

Dengan kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) yang kini menembus Rp15.000 triliun, peningkatan free float ke 30% berarti tambahan ratusan triliun rupiah saham baru yang bisa diperdagangkan.

Likuiditas yang lebih dalam ini tidak hanya memperkuat posisi IHSG sebagai barometer regional, tetapi juga membuka ruang lebih besar bagi masuknya dana asing yang selama ini terkendala keterbatasan saham beredar.

Namun, resistensi juga bukan tak mungkin. Banyak emiten keluarga besar di Indonesia masih enggan melepas kendali dengan mengurangi porsi kepemilikan.

Kewajiban free float 30% bisa dipandang mengurangi kontrol pemilik mayoritas, sekaligus berpotensi menekan harga saham jangka pendek bila pelepasan dilakukan serentak. Otoritas pasar perlu menyiapkan masa transisi dan insentif, misalnya melalui skema bertahap atau keringanan bagi sektor tertentu, agar kebijakan ini tidak justru mengganggu stabilitas pasar.

Klaim Pengangguran AS

AS akan mengumumkan klaim pengangguran per 20 September 2025. Sebagai catatan, klaim awal tunjangan pengangguran di Amerika Serikat turun 33.000 dari minggu sebelumnya menjadi 231.000 per 13 September, jauh di bawah konsensus pasar sebesar 240.000.

Angka ini merosot tajam dari level tertinggi sejak Oktober 2021, yaitu 264.000 pada minggu sebelumnya, yang sebagian besar dipicu oleh lonjakan klaim di berbagai sektor di Texas. Laporan juga menyebutkan adanya klaim yang salah input maupun klaim palsu yang sempat membesar-besarkan angka sebelumnya dan mendistorsi data.

Sementara itu, klaim lanjutan turun 7.000 menjadi 1.920.000 pada minggu pertama September, lebih rendah dari perkiraan 1.950.000, sekaligus menjadi yang terendah sejak akhir Mei. Hasil ini meredakan kekhawatiran belakangan ini tentang memburuknya pasar tenaga kerja secara tak terkendali setelah laporan ketenagakerjaan yang pesimistis, yang mendorong The Fed kembali memangkas suku bunga meski inflasi masih tinggi.

Indeks Dolar Masih Kencang

Dolar AS masih diburu investor seperti tercermin dalam kenaikan indeks dolar. Indeks ditutup di 97,78 pada perdagangan kemarin. Posisi ini adalah yang tertinggi sejak 5 September atau 20 hari terakhir.

Kenaikan indeks dolar ini menjadi kabar buruk bagi rupiah. Masih tingginya indeks dolar menandai investor tengah memburu dolar dan meninggalkan instrumen non-denominasi dolar. Upaya ini bisa memicu capital outflow di Emerging Markets, termasuk Indonesia.

Dolar AS menguat setelah Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell menyampaikan nada hati-hati, menekankan bahwa bank sentral AS harus menimbang inflasi yang membandel dengan kondisi pasar tenaga kerja yang melemah, menyebutnya sebagai "situasi yang menantang" dan mengulangi pernyataannya dari pekan lalu. 

Simak Rilis Data dan Agenda Hari ini


Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Diseminasi Hasil Studi "Akses Pembiayaan bagi Penjual Informal Perempuan dalam Social Commerce
  • Klaim pengangguran AS
  • Peresmian TIP KM 05 Jalan Tol Jagorawi berkonsep Toll Corridor Development 

  • Pembukaan Halal Indonesia International Industry Expo di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten.



Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Dividen: HEXA
  • RUPS: IRSX, BATA, CBRE, AMAG, PACK, TIRT
  • Public Expose: FUJI




CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular