
Harga Emas Akhirnya Terbang Lagi, Akhir Tahun Diramal Bakal Menggila

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas akhirnya bangkit setelah tertatih-tatih dua hari beruntun.
Pada perdagangan Jumat (19/9/2025), harga emas ditutup di US$ 3.683.73 per troy ons atau menguat 1,1%. Penguatan ini memutus tren negatif sang logam mulia yang melemah 1,3% selama dua hari sebelumnya.
Sepanjang pekan ini, harga emas menguat 1,13%. Artinya, harga emas sudah menguat selama lima pekan beruntun.
Harga emas sangat bergejolak pada pekan ini di tengah penantian pasar mengenai keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Harga emas sempat menyentuh rekor intraday sepanjang masa di US$ 3.707,40/troy ons pada Rabu pekan ini.
Harga emas juga mencetak rekor penutupan tiga hari beruntun pada Jumat dua pekan lalu, Senin dan Selasa pekan ini sebelum tumbang pada Rabu dan Kamis pekan ini.
Emas tumbang setelah The Fed memangkas suku bunga 25 bps pada Rabu waktu AS. Penurunan ini mengagetkan mengingat pemangkasan suku bunga seharusnya menopang emas. Namun, pelaku emas kecewa karena The Fed lebih hawkish untuk kebijakan tahun depan.
The Fed juga memberi peringatan tentang inflasi yang masih bertahan tinggi sehingga menimbulkan keraguan mengenai kecepatan pelonggaran kebijakan di masa depan.
"Emas tetap cukup kuat di sini dan hanya mengalami jeda setelah The Fed. Tren bullish tetap utuh dengan rekor baru tak terhindarkan, dan secara realistis kita bisa melihat $4.000 sebelum akhir tahun," kata Bob Haberkorn, analis pasar di RJO Futures, kepada Reuters.
Presiden Federal Reserve Bank Minneapolis, Neel Kashkari, mengatakan risiko di pasar tenaga kerja menjadi alasan pemangkasan suku bunga pekan ini dan kemungkinan pemangkasan tambahan pada dua pertemuan bank sentral berikutnya.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang memegang aset tanpa imbal hasil seperti emas. Logam mulia ini juga cenderung berkinerja baik selama periode ketidakpastian, dan sejauh tahun ini telah naik 40,4%.
Premi emas fisik di India naik ke level tertinggi dalam 10 bulan pekan ini, karena harga rekor menjelang musim perayaan tidak menyurutkan investor untuk membeli emas batangan dengan harapan akan ada kenaikan lebih lanjut. Sementara itu, diskon di China melebar ke level tertinggi dalam lima tahun.
"Yang saya lihat adalah banyak investor kini beralih ke platinum dan perak karena lebih terjangkau dibanding emas," kata Haberkorn.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
