Yang Alami Mulai Ditnggalkan, Dunia Jatuh Cinta ke Berlian Buatan

Jakarta, CNBC Indonesia- Industri berlian tengah menghadapi tekanan besar akibat ketidakpastian ekonomi global dan perubahan pola konsumsi. Permintaan melemah seiring meredanya daya beli konsumen dan meningkatnya popularitas berlian hasil laboratorium. Kondisi ini membuat produsen tradisional, terutama negara-negara penambang utama seperti Botswana, harus menanggung penurunan pendapatan signifikan.

Di sisi lain, model penjualan berlian yang masih bertumpu pada sistem tender dan lelang dinilai semakin usang.

Menurut Oded Mansori, co-founder HB Antwerp kepada Global Banking and Finance Review, mekanisme ini menciptakan pasar yang tidak transparan dan sarat spekulasi, layaknya kasino. Ketika permintaan global melemah, produsen terjebak dalam siklus kerugian, pekerja kehilangan pekerjaan, dan nilai aset perusahaan anjlok.

Foto: REUTERS/Denis Balibouse Berlian biru 10,03 karat yang menurut rumah lelang tersebut dapat terjual seharga $20 juta di Jenewa, Swiss. (REUTERS/Denis Balibouse)

Sistem lelang yang bersifat tertutup membuat harga batu kasar sulit diprediksi secara adil. Pembeli menawar secara rahasia, sementara produsen tidak memiliki kepastian nilai yang akan diterima.

Akibatnya, saat pasar global tertekan, kerugian langsung ditanggung produsen. Kondisi ini sudah memaksa sejumlah pemain, termasuk Burgundy dan tambang terbesar di Lesotho, Letseng, melakukan pemutusan hubungan kerja.

Sebagai alternatif, HB Antwerp menawarkan model berbasis pembagian keuntungan dengan penambang. Perusahaan ini bekerja sama dengan Lucara Diamond Corp di Botswana, di mana batu berlian berkualitas 10,8 karat ke atas dihargai berdasarkan estimasi nilai setelah dipoles, bukan harga lelang batu kasar. Skema ini memungkinkan penambang memperoleh pendapatan yang lebih stabil dan terukur.

Melalui skema ini, HB Antwerp menyumbang 72% dari total pendapatan berlian Lucara sebesar US$74 juta pada semester I 2025, naik dari 65% pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Mansori menekankan bahwa pendekatan ini bisa meningkatkan pendapatan produsen hingga 40% dibandingkan skema lelang tradisional. Dengan kata lain, inovasi model bisnis berpotensi menjadi kunci bertahan di tengah krisis.

Foto: Seseorang memegang berlian seberat 2.492 karat yang ditemukan di negara itu dan dipamerkan di Gaborone, Botswana, Kamis (22/8/2024). (AP Photo) Seseorang memegang berlian seberat 2.492 karat yang ditemukan di negara itu dan dipamerkan di Gaborone, Botswana, Kamis (22/8/2024). (AP Photo)

Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Pasar berlian menghadapi kompetisi serius dari berlian buatan laboratorium yang lebih murah dan dianggap ramah lingkungan oleh sebagian konsumen muda.

\Tren ini menekan permintaan berlian alami, sehingga produsen dituntut melakukan transformasi bukan hanya dalam skema penjualan, tetapi juga dalam strategi pemasaran dan reposisi nilai berlian di mata konsumen global.

Kondisi saat ini menggambarkan keterpurukan terdalam yang pernah dialami industri berlian. Reformasi pasar menjadi mendesak agar produsen tetap bertahan dan mampu melindungi tenaga kerja di sektor ini.

Tanpa langkah konkret, industri berlian berisiko kehilangan daya saing di tengah perubahan lanskap ekonomi global dan preferensi konsumen yang kian cepat bergeser.

CNBC Indonesia Research