Ini Daftar Lengkap Negara Pendukung dan Penolak Resolusi Palestina

Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
14 September 2025 11:45
Seorang pengunjuk rasa memegang bendera Palestina dan transgender sambil berdiri di tengah asap tabung gas air mata selama demonstrasi sebagai bagian dari gerakan protes
Foto: Seorang pengunjuk rasa memegang bendera Palestina dan transgender sambil berdiri di tengah asap tabung gas air mata selama demonstrasi sebagai bagian dari gerakan protes

Jakarta,CNBC Indonesia — Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (12/9/2025) di Markas Besar PBB, New York, mengadopsi resolusi penting terkait konflik Israel-Palestina. Sebanyak 142 negara memberikan suara setuju, 10 negara menolak, dan 12 negara memilih abstain.

Resolusi ini, yang dikenal sebagai Deklarasi New York, menyerukan langkah nyata, terukur, dan tidak dapat dibalikkan menuju solusi dua negara.

Resolusi juga menegaskan kembali penolakan internasional terhadap pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat, yang dianggap menghambat prospek terbentuknya negara Palestina merdeka.

Deklarasi tersebut disponsori oleh Prancis dan Arab Saudi, dan mendapat dukungan luas dari negara-negara Eropa, dunia Arab, serta negara-negara berkembang.

Resolusi juga memuat seruan agar Hamas membebaskan seluruh sandera dan menyerahkan kendali Gaza kepada Otoritas Palestina.

Sementara itu, Israel dan Amerika Serikat termasuk di antara 10 negara yang menolak resolusi tersebut. PM Israel Benjamin Netanyahu sehari sebelumnya menegaskan bahwa "tidak akan pernah ada negara Palestina," sembari mengumumkan proyek pembangunan jalur cepat di wilayah E1, Tepi Barat.

dianggap sebagai titik balik penting dalam diplomasi internasional. Banyak pengamat menilai dukungan besar-besaran ini memberi tekanan tambahan pada Israel dan AS, sekaligus membuka peluang lebih besar bagi pengakuan formal Palestina oleh negara-negara Eropa Barat seperti Inggris, Spanyol, dan Irlandia .

Namun, penolakan keras Israel dan rencana ekspansi permukiman di Tepi Barat dikhawatirkan justru memperburuk eskalasi konflik. Resolusi ini juga bisa memicu langkah lanjutan, seperti kemungkinan pembentukan.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation