
Deretan Saham 'Anak Tiri' Ini Mendadak Meroket!

Jakarta, CNBC Indonesia - Bukan saham blue chip bukan juga saham di jajaran indeks LQ45 yang masuk dalam top gainers dalam bullish dua hari perdagangan terakhir. Saham-saham yang justru jarang disebut oleh sebagian investor, kini terpantau melesat signifikan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,64% di level 7.747,90 pada perdagangan Selasa (11/9/2025). Kenaikan ini menjadi penguatan IHSG selama dua hari beruntun usai penurunan tajam pada awal pekan ini.
Menariknya kenaikan dua hari beruntun mendorong saham-saham yang jarang terdengar di telinga investor melesat signifikan bahkan Auto Rejection Ara (ARA) beruntun.
Terdapat sentimen positif yang mendorong kenaikan saham-saham tersebut.
PT. Bangun Karya Artha Lestari selaku pemegang saham dengan kategori termasuk lebih dari 5% PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) telah melakukan transaksi Pengalihan Saham dengan mekanisme FOP sebanyak 282.879.400 lembar saham atau setara 17% KRYA diharga Rp 33 per saham pada tanggal 10 September 2025.
Tujuan transaksi sebagai Pelaksanaan Pengambilalihan yang dilakukan oleh Calon Pembeli yang merupakan Kelompok Yang Terorganisasi sebagaimana telah diuraikan dalam Keterbukaan Informasi tertanggal 02 Juli 2025 Nomor 018/DIR/BKPJ/VII/2025, dan tanggal 28 Juli 2025 Nomor 028/DIR/BKPJ/VII/2025, dengan Status Kepemilikan Saham secara langsung
Pasca transaksi Pengalihan Saham, maka porsi kepemilikan PT. Bangun Karya Artha Lestari di KRYA menjadi Nihil, dibandingkan sebelumnya yang tercatat sebanyak 282.879.400 lembar saham setara 17%.
Kini PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) telah resmi merambah bisnis sektor kendaraan listrik. Dengan manajemen baru yang membawa jaringan strategis di ekosistem kendaraan listrik, KRYA yakin akan mampu mempunyai strategi bisnis yang lebih kompetitif.
KRYA juga telah mengakuisisi 51% saham di ECGO, sebuah perusahaan yang telah beroperasi selama tujuh tahun di Indonesia. KRYA dan ECGO diperkirakan akan memperoleh sumber daya dan peluang integrasi industri. Perseroan optimis dalam lima tahun ke depan mampu mencapai penjualan tidak kurang dari satu juta unit e-motor.
Kemudian, belum lama ini, emiten teknologi dan percetakan, PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK), berkomitmen dalam melakukan transformasi bisnis berbasis digital untuk mendukung pertumbuhan sektor usaha di Indonesia. Perusahaan berfokus pada penerapan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam lini bisnisnya guna meningkatkan efisiensi dan daya saing.
Kini LUCK tengah mengembangkan sistem Managed Print System (MPS) yang terintegrasi dengan Document Management System (DMS) berbasis AI, dengan merek dagang SMAIL.
Guna mendukung akselerasi transformasi digital tersebut, LUCK memperkuat kinerja dua anak usahanya, yakni PT Sentral Mitra Logistik dan PT Sentral Solusi Teknologi.
Secara kinerja keuangan, LUCK mencatatkan pendapatan konsolidasian sebesar Rp22,3 miliar sepanjang kuartal I-2025. Capaian tersebut menunjukkan daya adaptasi perseroan dalam menghadapi dinamika global.
Dan saham yang terafiliasi dengan Happy Hapsoro, CBRE berhasil membalikkan kerugian menjadi laba bersih pada Juni 2025 sebesar Rp900,05 juta. Sayangnya laba tersebut bukan ditopang dari pendapatan, karena dari sisi pendapatan masih turun 9,04% menjadi Rp29,08 miliar pada Juni 2025, dari Rp31,97 miliar pada Juni 2024.
Turn around yang terjadi didorong oleh meningkatnya penghasilan lain-lain pada Juni 2025 menjadi Rp4,39 miliar, dari Rp33,6 juta pada Juni 2024. Penghasilan lain-lain tersebut berasal dari penjualan aset perseroan senilai Rp3,77 miliar.
Hal ini mendorong berkurangnya aset perseroan pada Juni 2025 sebesar 1,58% menjadi Rp328,38 miliar pada Juni 2025 dari Rp333,65 miliar pada Desember 2024.
Diketahui, CBRE membeli kapal Offshore Support jenis Pipe-Laying & Lifting Vessel mencapai US$100 juta atau Rp1,62 triliun (Rp16.162/US$1). Kapal yang akan diakuisisi merupakan offshore support vessel yang dibangun pada 2011 di China.
Berdasarkan klasifikasi American Bureau of Shipping, kapal ini memiliki spesifikasi panjang 161,93 meter, lebar 46 meter, dan dalam 13,50 meter. Kapal tersebut memiliki kapasitas angkut sebesar 40.612 Gross Tonnage dengan 12.183 Net Tonnage, serta dilengkapi crane berkapasitas 3.000 Metric Ton, yang memungkinkannya menangani pengangkutan serta penanganan muatan berat berskala besar.
Diperkirakan aset tersebut akan masuk dalam laporan keuangan September 2025.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)