
Harga Emas Antam Rekor Sepanjang Masa, Tembus Rp2 Juta per Gram

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam Logam Mulia mencatatkan rekor harga tertinggi sepanjang masa perdagangan hari ini, Sabtu (3/9/2024) pukul 08.21 WIB.
Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung Jakarta, harga emas satuan 1 gram pada hari ini dibanderol Rp 2.060.000 per batang, harga emas terbang Rp 18.000 dari harga kemarin.
Harga emas Antam Logam Mulia hari ini adalah rekor tertinggi sepanjang masa, mengalahkan catatan sebelumnya pada 4 September 2025 di Rp 2.044.000/gram.
Sementara itu, harga pembelian kembali atau buyback harga emas Antam Logam Mulia pada perdagangan hari ini ada di Rp 1.907.000 atau melesat Rp18.000 per gram.
Harga emas Antam Logam Mulia yang melonjak sejalan dengan emas global yang kembali catatkan rekor tertinggi sepanjang masa pada perdagangan Jumat dan harga nyaris menyentuh US$3.600 per troy ons. Penguatan logam mulia didorong oleh data pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang lemah dan semakin meningkatkan ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga The Fed.
Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Jumat (5/9/2025) harga emas spot naik 1,2% ke level $3.586,36 per troy ons. Ini adalah posisi rekor tertinggi yang dicapai emas.
Harga emas sendiri telah melonjak 37% sepanjang tahun ini setelah kenaikan 27% pada 2024, didorong oleh pelemahan dolar AS, pembelian bank sentral, pelemahan kebijakan moneter, serta ketidakpastian geopolitik dan ekonomi yang lebih luas.
Data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS melemah tajam pada Agustus, sementara tingkat pengangguran meningkat menjadi 4,3%, yang menegaskan bahwa kondisi pasar tenaga kerja sedang melemah. Para pelaku pasar kini melihat 90% kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin dan 10% kemungkinan penurunan sebesar 50 basis poin pada bulan September.
"Emas mencapai titik tertinggi baru; para investor mengamati tren melemahnya lapangan kerja yang mengakibatkan banyaknya pemotongan suku bunga," kata Tai Wong, pedagang logam independen dikutip pada Sabtu (6/9/2025).
"Prospek emas memang bullish karena kekhawatiran akan tenaga kerja mengalahkan inflasi dalam jangka pendek, bahkan mungkin menengah. Namun, saya rasa kita masih terlalu jauh dari 4.000 kecuali terjadi dislokasi besar," tambah Wong.
Para analis juga menandai independensi Fed sebagai faktor utama dalam membentuk lintasan emas - sebuah isu yang menjadi sorotan setelah Presiden AS Donald Trump berupaya memecat Gubernur Fed Lisa Cook dan berulang kali memberi tekanan pada bank sentral untuk memangkas suku bunga.
Emas batangan, yang tidak membayar bunga, cenderung bersinar saat suku bunga rendah dan ketidakpastian tinggi, menjadikannya aset pilihan bagi investor yang mencari keamanan.
(ras/ras)
