- Pasar keuangan Indonesia berakhir di zona hijau, IHSG dan rupiah sama-sama menguat
- Wall Street ambruk berjamaah karena investor khawatir dengan kenaikan imbal hasil obligasi
- Dampak aksi demo dan data ekonomi global terbaru akan menjadi sentimen penggerak pasar hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia akhirnya kompak menguat sejalan dengan meredanya aksi demonstrasi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sama-sama menguat. Data-data ekonomi RI yang positif mendorong kepercayaan investor untuk kembali ke pasar keuangan RI.
Pergerakan pasar keuangan diperkirakan akan sangat volatile dan IHSG diperkirakan akan melanjutkan pergerakan positif hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman empat.
IHSG pada perdagangan kemarin, Selasa (2/9/2025) ditutup menguat 0,85% di level 7.801,58. Penguatan ini berhasil mematahkan pelemahan IHSG selama dua hari beruntun dan meninggalkan level psikologis 7.700 dan menutup selisih yang tercipta pada perdagangan dua hari sebelumnya.
Nilai transaksi saham mencapai Rp 16,38 triliun yang melibatkan 36 miliar saham dalam 2 juta kali transaksi. Adapun 576 saham tercatat menguat, 126 melemah dan 101 lainnya saham stagnan. Investor asing masih mencatat net sell sebesar Rp 331,2 miliar.
Nyaris seluruh sektor perdagangan bergerak di zona hijau, dengan penguatan terbesar dicatatkan oleh properti, barang baku dan industri. Adapun sektor yang mengalami pelemahan hanya utilitas dan teknologi.
Saham-saham emiten pertambangan tercatat menjadi penggerak utama kinerja IHSG pada perdagangan kemarin.
Emiten holding bisnis Prajogo Pangestu, Barito Pacific (BRPT), tercatat menjadi penopang utama kinerja IHSG. Saham BRPT naik 7,04% ke Rp 2.280 per saham dan menyumbang kenaikan 9,32 indeks poin.
Lalu diikuti enam saham emiten tambang yang melengkapi tujuh besar emiten dengan kontribusi terbesar menjadi penggerak kinerja IHSG pada perdagangan kemarin:
1. Emiten tambang emas, nikel dan bauksit BUMN, Aneka Tambang (ANTM), naik 8,44% ke Rp 3.470 per saham dengan sumbangsih 5,51 indeks poin
2. Emiten tambang emas kongsi Grup Bakrie dan Grup Salim, Bumi Resources Minerals (BRMS), naik 10,29% ke Rp 525 per saham dengan kontribusi 5,49 indeks poin
3. Emiten tambang tembaga-emas Grup Salim, Amman Mineral Internasional (AMMN), naik 1,91% ke Rp 8.000 per saham dengan kontribusi 4,7 indeks poin
4. Emiten alat berat dan tambang emas-batu bara Grup Astra, United Tractors (UNTR), naik 5,82% ke Rp 25.900 per saham dengan sumbangsih 4,55 poin indeks poin
5. Emiten tambang batu bara Grup Sinarmas, Dian Swastatika Sentosa (DSSA), naik 1,12% ke Rp 99.600 per saham dengan kontribusi 4,22 indeks poin
6. Emiten tambang batu bara milik Low Tuck Kwong, Bayan Resources (BYAN), naik 0,98% ke Rp 18.100 per saham dan menyumbang 3,03 indeks poin.
Efek demo yang terjadi sejak pekan lalu berimbas kurang baik bagi IHSG pada perdagangan dua hari sebelumnya, tampaknya dampaknya mulai berkurang pada perdagangan kemarin.
Hal ini seiring dengan tensi aksi demo yang mulai mendingin usai Presiden melakukan konferensi pers dan berjanji memperbaiki kondisi politik domestik usai bertemu dengan pemimpin partai politik di Indonesia.
Beralih ke rupiah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa (2/9/2025) ditutup menguat 0,09% di level Rp16.395/US$1. Penguatan ini menjadi kenaikan rupiah selama dua hari beruntun, dan berhasil meninggalkan level psikologis Rp16.400/US$1.
Penguatan rupiah seiring dengan mereda nya gejolak dalam negeri pasca demonstrasi besar yang terjadi di Indonesia terutama Jakarta.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) menegaskan komitmen dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah melalui berbagai langkah intervensi di pasar valas.
"Kami terus berjuang dan Alhamdulilah stabilitas nilai tukar rupiah moneter dan pasar keuangan,"ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo saat rapat dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Selasa (2/9/2025)
Perry juga menyatakan bahwa rupiah berhasil menstabilkan rupiah di tengah kondisi ketidakstabiltan ini.
"Kami terus tetap jaga rupiah yang kemarin pagi pernah mencapai Rp16.560. Alhamdulillah hari ini kami bisa stabilkan ke Rp16.400 kami akan berusaha lebih rendah lagi ke 16.300 dan lebih kuat lagi," terangnya.
Menariknya, penguatan rupiah terjadi meski indeks dolar AS cenderung menguat, hal ini menandakan optimisme pasar terhadap stabilitas domestik setelah adanya sinyal kebijakan tegas dari pemerintah dan intervensi BI dalam menjaga stabilitas rupiah.
Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Selasa (2/9/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun turun sangat tipis 0,003% di level 6,1932%.
Sebagai informasi, imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitu pun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).
Pasar saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ambruk berjamaah pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia usai putusan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memicu kekhawatiran pasar keuangan AS.
Pada perdagangan Selasa (2/9/2025), Dow Jones melemah 0,55% di level 45.295,69. Begitu juga dengan S&P 500 turun 0,69% di level 6.415,54 dan Nasdaq merosot 0,82% 21.279,63.
Wall Street mengawali September dengan penurunan tajam pada Selasa karena investor mempertimbangkan masa depan tarif Presiden AS Donald Trump setelah pengadilan banding federal memutuskan sebagian besar tarifnya ilegal.
Pengadilan banding AS yang terbagi pendapat mengeluarkan putusan pada hari Jumat, tetapi mengizinkan pungutan tersebut berlaku hingga 14 Oktober. Trump pada hari Selasa mengatakan pemerintahannya akan meminta Mahkamah Agung untuk mempercepat putusan terkait tarif tersebut.
Putusan pengadilan banding tersebut mengguncang investor setelah libur panjang Hari Buruh, dimana September biasanya menjadi bulan yang lemah bagi ekuitas. Indeks Volatilitas CBOE .VIX - pengukur rasa takut Wall Street terpantau naik, tetapi indeks-indeks saham utama ditutup di level terburuknya hari itu.
Dengan putusan tersebut, "pertanyaannya menjadi, 'Apakah pemerintahan Trump telah mengasingkan mitra dagang sekaligus melepaskan pendapatan dari tarif?' "Itulah yang mengganggu pasar," ujar Oliver Pursche, wakil presiden senior dan penasihat Wealthspire Advisors di Westport, Connecticut.
"Dengan alasan yang sama, masih terlalu dini untuk menyebut ini sebagai awal dari koreksi besar," ujarnya. "Pada akhirnya, kita semua tahu bahwa Agustus-September cenderung lebih fluktuatif dan sedikit lebih menantang bagi investor sebelum kita memasuki kuartal keempat, yang cenderung cukup solid."
Data yang dikumpulkan selama beberapa dekade menunjukkan bahwa, secara rata-rata, September adalah bulan terburuk bagi saham AS, dan beberapa investor bersiap menghadapi kondisi yang bergejolak lagi tahun ini.
Selain itu, investor cemas menantikan laporan penggajian bulanan AS, yang akan dirilis pada hari Jumat, dan apakah pertumbuhan lapangan kerja AS yang lemah berlanjut untuk bulan keempat di bulan Agustus.
Hiruk piruk demonstrasi kini sudah mulai memudar, apalagi diperkuat dengan batalnya aksi demo bertajuk "Indonesia (C)emas 2025 Jilid II" yang akan dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan yang sebelumnya direncanakan di Jakarta pada Senin atau Selasa kemarin.
Kabar baik ini pun menjadi kabar positif bagi pasar keuangan Tanah Air, sehingga memudarkan kekhawatiran para investor terhadap kondisi Indonesia saat ini yang tengah diselimuti kesenjangan sosial antara anggota dewan dengan masyarakat.
Beberapa data yang akan rilis hari ini juga menjadi sorotan utama para investor untuk memantapkan kembali berinvestasi di Tanah Air.
BI Pede Tren Suku Bunga Turun & Rupiah Menguat ke Rp 16.300
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan tren suku bunga perbankan ke depan bersifat positif dan memastikan arah suku bunga deposito maupun kredit perbankan akan menurun setelah penurunan BI-Rate yang dilakukan sejak September 2024. Namun, ia menegaskan proses transmisi kebijakan ke industri keuangan membutuhkan waktu. Hal ini disampaikan dalam rapat kerja bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI secara daring di Jakarta, Selasa (02/09/2025).
BI memberi perhatian khusus pada suku bunga kredit, mengingat pengaruhnya langsung terhadap dunia usaha. Bank sentral juga telah meminta industri perbankan segera menurunkan bunga, dan permintaan itu mendapat respons positif.
Menurut Perry, pengalaman sebelumnya menunjukkan penurunan BI-Rate biasanya ditransmisikan ke suku bunga deposito dalam waktu sekitar tiga bulan. Adapun transmisi ke bunga kredit umumnya memakan waktu lebih panjang, yakni sekitar enam bulan.
Perry juga mengungkapkan kondisi likuiditas perbankan saat ini relatif kuat. Rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) berada di angka 27%, menandakan ketersediaan dana mencukupi untuk mendukung ekspansi kredit.
Menurutnya, minat perbankan untuk menyalurkan pinjaman juga tinggi. Namun, permintaan dari masyarakat masih belum merata.
Sektor berorientasi ekspor menjadi yang paling dominan, sementara permintaan domestik lebih banyak datang dari industri, transportasi, jasa, hingga pertanian.
Perry juga menegaskan prinsip kehati-hatian tetap menjadi dasar dalam penyaluran kredit, meski tren suku bunga sedang menurun.
Penurunan BI Rate memberi sinyal positif bagi pelaku usaha maupun masyarakat. Meskipun proses transmisi bunga kredit butuh waktu hingga enam bulan, BI optimistis perbankan mampu memperluas penyaluran pinjaman dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara itu, BI juga memastikan nilai tukar rupiah tetap stabil di tengah dinamika sosial politik di dalam negeri. BI akan mendorong rupiah lebih kuat lagi terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Kami terus berjuang dan Alhamdulillah stabilitas nilai tukar rupiah moneter dan pasar keuangan," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo saat rapat dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Selasa (2/9/2025).
"Kami terus tetap jaga rupiah yang kemarin pagi pernah mencapai Rp16.560. Alhamdulillah hari ini kami bisa stabilkan ke Rp16.400 kami akan berusaha lebih rendah lagi ke 16.300 dan lebih kuat lagi," terangnya.
Sri Mulyani Pastikan Tarif Pajak Tak Naik
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan tak akan menaikkan tarif pajak hingga mengenakan pajak baru untuk meningkatkan penerimaan negara, meski ia mengakui besarnya kebutuhan belanja negara pada 2026.
Hal ini ia sampaikan saat rapat kerja dengan Komite IV DPD bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, hingga Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo secara daring, Selasa (2/9/2025).
"Karena kebutuhan negara dan bangsa begitu banyak maka pendapatan negara terus ditingkatkan tanpa ada kebijakan-kebijakan baru," kata Sri Mulyani.
Isu pajak menjadi salah satu perhatian besar saat terjadi aksi demo pekan lalu karena salah satu tuntutan demosntran adalah kenaikan tarif dan tarnsparansi.
PMI Manufaktur AS Tumbuh Positif
PMI Manufaktur AS Global S&P berada di angka 53,0 pada Agustus 2025, sedikit turun dari estimasi awal 53,3 tetapi naik dari 49,8 pada Juli. Angka ini menandakan peningkatan terkuat dalam kondisi operasional sejak Mei 2022.
Produksi naik pada laju tercepat dalam lebih dari tiga tahun, sementara pesanan baru meningkat selama delapan bulan berturut-turut. Perusahaan-perusahaan memperluas perekrutan untuk mengurangi kendala kapasitas, dan persediaan barang jadi tumbuh pada laju tercepat dalam lebih dari setahun.
Di sisi biaya, inflasi harga input meningkat, menandai kenaikan tertajam kedua dalam tiga tahun, yang sebagian didorong oleh tarif. Biaya output juga naik karena perusahaan membebankan biaya yang lebih tinggi kepada klien. Meskipun prospeknya tidak pasti, keyakinan bisnis terhadap output mendatang menguat dibandingkan dengan Juli.
Sementara itu, PMI Manufaktur AS ISM meningkat menjadi 48,7 pada Agustus 2025 dari 48,0 pada Juli, meskipun lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 49,0.
Indeks tersebut menandakan kontraksi selama enam bulan berturut-turut, karena penurunan tajam dalam produksi (47,8 vs. 51,4) hanya sebagian diimbangi oleh rebound dalam pesanan baru (51,4 vs. 47,1). Ketenagakerjaan terus menurun, meskipun dengan laju yang sedikit lebih lambat (43,8 vs. 43,4).
Persediaan pelanggan (44,6 vs. 45,7) dan antrean pesanan (44,7 vs. 46,8) menyusut lebih cepat, menunjukkan kondisi permintaan yang lebih lemah. Pengukur inflasi harga input turun menjadi 63,7 dari 64,8 tetapi secara keseluruhan tetap tinggi. Responden survei sebagian besar menunjuk tarif sebagai penghambat kondisi bisnis, dengan menyebutkan biaya yang lebih tinggi, gangguan rantai pasokan, dan daya saing yang berkurang.
Pertumbuhan Ekonomi AS Melambat
Pada hari ini Rabu (3/9/2025), terdapat rilis Estimasi model GDP Now untuk pertumbuhan PDB riil AS (tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman) pada kuartal III 2025.
The Fed Atlanta telah menyesuaikan hasil GDP Now kuartal III 2025 dari 3,5% menjadi 3,0%. Revisi ini muncul setelah data baru dari Biro Sensus AS dan Institute for Supply Management.
Pembaruan ini mengubah prediksi pertumbuhan pengeluaran konsumsi pribadi riil kuartal ketiga dan pertumbuhan investasi domestik swasta bruto riil.
Namun, terdapat peningkatan prediksi dampak investasi inventaris terhadap pertumbuhan PDB riil kuartal ketiga, meningkat dari 0,59 poin persentase menjadi 0,69 poin persentase.
Revisi ini menunjukkan bahwa ekonomi melambat lebih cepat dari yang diantisipasi, yang mengubah pandangan kami terhadap kebijakan The Federal Reserve untuk sisa tahun ini. Para ekonomi saat ini melihat kemungkinan yang lebih tinggi bahwa The Fed akan menghentikan siklus kenaikan suku bunganya. Ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga November telah turun dari 55% menjadi 35% dalam swap semalam setelah berita ini.
Pidato Donald Trump
Pada Rabu (3/9/2025) terdapat pidato dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ia suarakan pada waktu dini hari RI tepatnya pukul 01.00 WIB .
Terdapat beberapa poin dari pidato Trump.
Presiden AS Trump menjanjikan tindakan keras federal terhadap kejahatan di Chicago, menanggapi pertanyaan tentang pengerahan Garda Nasional di sana dengan mengatakan, "Kami akan masuk." Ia tidak memberikan detail mengenai waktunya. Pemerintahannya telah menyusun rencana untuk mengerahkan ratusan petugas keamanan dalam negeri ke kota tersebut untuk penegakan hukum imigrasi.
Kemudian, Trump mengatakan bahwa markas Komando Luar Angkasa AS akan dipindahkan ke Alabama dari Colorado, memenuhi rencana dari masa jabatan pertamanya yang dibatalkan selama pemerintahan Biden, yang menurutnya telah "secara keliru menghalangi" pemindahan tersebut.
Selain itu, Trump mengisyaratkan akan meminta Mahkamah Agung segera pada hari Rabu untuk membatalkan putusan yang menyatakan banyak tarifnya ilegal. Ia mengatakan akan mengupayakan keputusan yang dipercepat, dengan alasan bahwa ketidakpastian dapat menyebabkan "kehancuran bagi negara kita."
Lowongan Pekerjaan JOLTS AS
Pada hari ini Rabu (3/9/2025), juga terdapat rilis data lowongan pekerjaan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) AS periode Juli 2025. Sebelumnya, Jumlah lowongan kerja di AS turun 275.000 menjadi 7,437 juta pada Juni 2025, di bawah ekspektasi pasar sebesar 7,55 juta.
Jumlah lowongan kerja menurun di sektor akomodasi dan jasa makanan (-308.000), layanan kesehatan dan bantuan sosial (-244.000), serta keuangan dan asuransi (-142.000). Jumlah lowongan kerja meningkat di sektor perdagangan ritel (+190.000), informasi (+67.000), dan pendidikan pemerintah negara bagian dan lokal (+61.000).
PMI Jasa China
Pada hari ini Rabu (3/9/2025), terdapat rilis PMI Jasa Umum Caixin China periode Agustus 2025.
Sebelumnya, PMI Jasa Umum Caixin China naik menjadi 52,6 pada Juli 2025, naik dari level terendah sembilan bulan di bulan Juni sebesar 50,6 dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 50,4. Angka tersebut menandakan ekspansi tercepat di sektor jasa sejak Mei 2024, dengan bisnis baru tumbuh pada laju terkuat dalam setahun, didorong oleh peningkatan permintaan luar negeri yang kembali meningkat.
Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:
- Penandatanganan Kesepakatan Fasilitas Syariah Restricted Investment Account (Mudharabah Muqayyadah) antara PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) dengan PT Bank Nano Syariah (Nanobank Syariah)
- Public Expose JAPFA
- GDPNow Atlanta Fed Kuaral III 2025
- Lowongan Pekerjaan JOLTS AS Juli 2025
- PMI Jasa Caixin China Agustus 2025
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]