
Jangan Takut, Sejarah Buktikan IHSG Selalu Bangkit Cepat Usai Krisis

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk setelah memanasnya aksi demo sepanjang pekan lalu. Namun, sejarah membuktikan IHSG bisa bangkit dengan cepat.
IHSG membuktikan daya tahannya terakhir kali saat perang dagang dimulai pada April 2025 akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Setelah sempat tertekan ke bawah level 6.000 akibat kombinasi tarif Trump dan ketegangan geopolitik pada April lalu, IHSG berhasil bangkit bahkan mencetak rekor baru di Agustus 2025.
Jika ditarik mundur, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 7.910,86 pada September 2024. Namun, dari titik tersebut IHSG jatuh sekitar 25% hingga mencapai 5.900 pada perdagangan Rabu (9/4/2025).
Artinya, dalam kurun 28 minggu sejak puncak tahun lalu, pasar saham Tanah Air mengalami koreksi tajam.
Meski begitu, pemulihan terjadi relatif cepat. Sejak April, IHSG rebound lebih dari 35%, dan secara intraday sempat menembus level psikologis 8.000, rekor baru sepanjang sejarah bursa. Walau saat ini IHSG kembali terkoreksi, pola pergerakan ini menunjukkan sifat alami pasar modal Indonesia: selalu bangkit setelah dihantam krisis.
Pergerakan volatil ini juga bukan hal baru. Dalam sejarahnya, IHSG kerap mengalami kejatuhan signifikan akibat krisis global maupun domestik, namun selalu mampu pulih. Bedanya, pemulihan di tahun ini terjadi lebih cepat dibandingkan episode-episode sebelumnya.
Namun, perjalanan IHSG masih penuh tantangan. Di dalam negeri, gejolak politik menjadi perhatian utama. Demo besar terkait DPR yang memanas pada akhir Agustus dinilai pasar berpotensi berlanjut ke September. Secara historis, aksi massa kerap memicu kontraksi IHSG, meski biasanya hanya bersifat jangka pendek. Risiko akan lebih besar jika gelombang demo berkepanjangan hingga menekan sektor riil.
Selain faktor politik, sentimen ekonomi juga menunggu ujian. Pada Senin (1/9/2025) hari ini, sejumlah data penting akan dirilis, mulai dari inflasi hingga neraca dagang Indonesia. Rilis data ini bertepatan dengan eskalasi demo di berbagai daerah.
Jika hasilnya meleset dari ekspektasi, pasar berpotensi kembali bergejolak, dengan rupiah dan IHSG sebagai garda terdepan respon investor yang cenderung balik ke mode wait and see.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)