
Israel Bombardir Tetangga Saudi, Pentolan Houthi Yaman Tewas

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Houthi Yaman, Ahmed Ghaleb Nasser al-Rahawi, tewas bersama para menterinya dalam serangan udara jet tempur Israel pada Kamis (28/8/2025) lalu.
Kelompok yang didukung Iran mengatakan beberapa pejabat senior lainnya tewas ketika Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menargetkan ibu kota Yaman, Sanaa, pada Kamis lalu.
IDF mengatakan Rahawi dan pejabat senior Houthi lainnya "tereliminasi" ketika jet tempur Israel menyerang sebuah pertemuan di wilayah Sanaa.
Pihak Houthi mengatakan Rahawi telah terbunuh bersama beberapa menteri Houthi, meski tidak menyebutkan nama yang lainnya.
Situs berita Arab Saudi al-Hadath melaporkan menteri luar negeri Houthi, serta menteri kehakiman, pemuda dan olahraga, urusan sosial dan ketenagakerjaan, tewas.
Kantor Mahdi al-Mashat, presiden Houthi, mengatakan bahwa beberapa menteri lainnya "mengalami cedera sedang dan serius" akibat serangan tersebut.
IDF mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam bahwa mereka telah melakukan serangan "dalam beberapa jam" setelah menerima informasi intelijen mengenai pertemuan tersebut.
Dikatakannya, pihaknya masih menilai dampak penuh dari operasi tersebut.
Siapa Houthi?
Houthi merupakan kelompok politik dan agama bersenjata yang mendukung minoritas Muslim Syiah Yaman, Zaidi.
Mereka menyatakan diri sebagai bagian dari "poros perlawanan" yang dipimpin Iran untuk melawan Israel, Amerika Serikat (AS), dan Barat yang lebih luas, bersama dengan kelompok bersenjata seperti Hamas dari Palestina dan Hizbullah dari Lebanon.
Kelompok ini muncul pada 1990-an dan mengambil namanya dari nama mendiang pendirinya yakni Hussein al-Houthi. Pemimpinnya saat ini adalah saudaranya, Abdul Malik al-Houthi.
Pada awal 2000-an, Houthi melancarkan serangkaian pemberontakan melawan presiden otoriter Yaman yang telah lama berkuasa, Ali Abdullah Saleh. Mereka menginginkan otonomi yang lebih besar bagi wilayah kekuasaan kelompok tersebut di Yaman utara.
Houthi telah muncul sebagai pemain penting dalam perang Israel-Hamas, yang dimulai pada 7 Oktober dengan serangan massal oleh Hamas terhadap warga Israel dan berlaku juga Israel ke warga Palestina.
Sejak akhir 2023, Houthi hampir setiap hari menembakkan rudal balistik dan pesawat nirawak bunuh diri ke Israel dan kapal-kapal di Laut Merah, di mana sebagian besar dicegah oleh sistem pertahanan udara berlapis-lapis milik Israel atau kapal perang AS di Laut Merah.
Mereka juga telah melanggar hukum maritim internasional dengan membajak kapal-kapal komersial yang berlayar di Laut Merah, sehingga menimbulkan ancaman langsung terhadap pelayaran internasional dan ekonomi global.
Konflik antara Israel dan Houthi Yaman yang didukung Iran telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, ditandai dengan serangkaian serangan rudal dan pesawat nirawak oleh Houthi terhadap Israel dan serangan udara balasan oleh Israel dan AS. Beberapa hari setelah menjabat, Presiden Donald Trump kembali menetapkan kelompok pemberontak Houthi sebagai Organisasi Teroris Asing (FTO).
Sejak Maret, AS telah mengintensifkan serangan udara di wilayah-wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman sebagai respons atas serangan rudal baru terhadap Israel dan ancaman berkelanjutan terhadap pelayaran internasional.
Serangan-serangan ini menargetkan infrastruktur militer di provinsi-provinsi utama, sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mencegah agresi Houthi dan melindungi kepentingan AS dan sekutunya di kawasan tersebut.
Siapa yang Mendukung Houthi?
AS mengatakan Iran memungkinkan Houthi menyerang kapal-kapal. Namun, Iran membantah terlibat langsung.
Arab Saudi dan AS mengatakan Iran telah menyelundupkan senjata, termasuk pesawat tak berawak, rudal jelajah dan balistik ke Houthi selama perang saudara Yaman yang melanggar embargo senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dikatakannya rudal dan pesawat tak berawak tersebut telah digunakan dalam serangan terhadap Arab Saudi, serta sekutunya, Uni Emirat Arab (UEA).
Tak hanya Iran, Houthi juga mendapat dukungan penuh dari kelompok Islam Lebanon, Hizbullah.
Setelah perang saudara di Yaman 10 tahun lalu, Houthi menguasai Sanaa dan wilayah barat laut Yaman, termasuk garis pantai Laut Merah.
Sebagian besar penduduk Yaman tinggal di daerah ini, dan Houthi menjalankan pemerintahan de facto yang mengumpulkan pajak dan mencetak uang.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)